tag:blogger.com,1999:blog-3954137721962148592024-02-28T23:27:00.837-08:00Premature DoctorAttonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.comBlogger90125tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-36078273443111116812011-02-23T17:48:00.000-08:002011-02-23T18:01:37.042-08:00Petanda Baru Penyakit Jantung Teridentifikasi<span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br /><div style="text-align: justify;"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvtb6H69dn6avbHVqk4cTNwYOgpfhTXgHOZ0ESUhfL-2SaxGtXUK9iI5qNzBg-moBEV16i4UyDJzc1wZE1_LpFiNS_DL_aSJ5WMTSFAUEO6iyidMktOYUn7Z8tCJWIhDePO-g_2yTOuJP5/s1600/heart+attack.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 265px; height: 273px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvtb6H69dn6avbHVqk4cTNwYOgpfhTXgHOZ0ESUhfL-2SaxGtXUK9iI5qNzBg-moBEV16i4UyDJzc1wZE1_LpFiNS_DL_aSJ5WMTSFAUEO6iyidMktOYUn7Z8tCJWIhDePO-g_2yTOuJP5/s400/heart+attack.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5577070233956282370" border="0" /></a><span style="font-family:trebuchet ms;">Suatu penelitian baru dari Libin Cardiovascular Institute di Fakultas Kedokteran University of Calgary memberikan sinar penyebab yang mendasari penyakit jantung.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Penelitian yang dipublikasikan dipimpin oleh dr. Todd Anderson dan koleganya di empat pusat di Kanada menemukan bahwa disfungsi endotel ( dinding pembuluh darah ) dapat memprediksi siapa yang beresiko mengalami penyakit jantung koroner. Dengan mengidentifikasi petanda baru ini , dokter dapat memberikan intervensi awal untuk mencegah progresifitas penyakit jantung.</span><a name='more'></a><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />“Penelitian ini telah didemonstrasikan dimana sebagai tambahan pada faktor resiko tradisional kardiovaskuler, pengukuran fungsi pembuluh darah memberikan prediksi siapa yang akan mengalami komplikasi kardiovaskuler,” ungkap Anderson yang merupakan ketua peneliti , dan direktur Libin Cardiovasculer Institute di Alberta.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Penelitian observasional yang diikuti oleh 1574 pemadam kebakaran sehat selama periode 10 tahun. Pada awalnya, setiap pemadam kebakaran diultrasonografi pada arteri brankial pada lengan untuk mengukur fungsi pembuluh darah dan kemudian diulang setiap enam bulan selama periode 10 tahun. Selama masa penelitian, beberapa partisipan penelitian mengalami kejadian kardiovaskuler seperti serangan jantung dan hal ini memberikan kesempatan kepada tim peneliti untuk melihat pengukuran yang berhubungan.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />“Informasi yang didapatkan melalui tes sederhana ini meningkatkan kemampuan kita untuk mendeteksi , diantara inidividu-individu sehat, mereka yang mungkin akan mengalami kejadian vaskuler, dengan lebih presisi dan reliabilitas dibandingkan jika kita hanya mendapat faktor-faktor resiko tradisional, seperti yang kebanyakan klinisi lakukan,” kata dr. Francoid Charbonneau, seorang peneliti dan juga berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Calgary dan anggota dari Libin Institute. “ penelitian yang lebih banyak dibutuhkan untuk mengamati apakah pemeriksaan ini dapat dilakukan pada populasi yang lebih besar.”</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Wayne Morris , seorang pemadam kebakaran yang terlibat daalam penelitian ini. Dia sekaran berusia 60 tahun, telah dicermati oleh para peneliti selama dekade terakhir dan beruntung tidak mengalami kejadian kardio.” Saya terlibat dalam proyek ini. Saya merasa ini merupakan penelitian yang sangat bermanfaat. Setiap penelitian yang membantu petugas kesehatan lebih baik memprediksi siapa yang memiliki resiko lebih besar dapat menjadi penyelamat banyak jiwa,” katanya.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Penyakit arteri koroner masih merupakan suatu penyebab utama kematian dan disabilitas di Amerika Utara dan dapat menyebabkan serangan jantung dan gagal jantung kongestif.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Catatan :</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Penelitian ini dipublikasikan dalam terbitan 4 Januari Circulation, salah satu jurnal dari American Heart Association.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Penelitian ini didanai oleh Pfizer, Canadian Instituts of Health Research (CIHR), dan the Heart and Stroke Foundation. Penelitian dr. Todd Anderson juga didanai oleh Alberta Innovates- Health Solutions.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Sumber :</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Marta Cyperling</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />University of Calgary </span><br /><br /><br /><br /><br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-65454102181702304392011-02-21T16:21:00.000-08:002011-02-21T16:32:03.231-08:00Update Pedoman Penatalaksanaan BPH<span style="font-family:trebuchet ms;">baca versi aslinya <a style="font-weight: bold;" href="http://www.medscape.org/viewarticle/737247?src=cmemp">di sini</a><br /><br /><br /></span><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwAl56ymfUSmTg5F35WIpJfi0ddDUoh-nKP5CTDWrnxqy2s99FcafTugc2tp0G5WUc8zuj9Pz2LGiVx4tRF880DF6IHkeAWeHViNrLTlyxgE5uXdQ835hJqr42CpB-b7CZAGppJ2a6Gd0r/s1600/prostate1.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 286px; height: 175px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwAl56ymfUSmTg5F35WIpJfi0ddDUoh-nKP5CTDWrnxqy2s99FcafTugc2tp0G5WUc8zuj9Pz2LGiVx4tRF880DF6IHkeAWeHViNrLTlyxgE5uXdQ835hJqr42CpB-b7CZAGppJ2a6Gd0r/s400/prostate1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5576305010358831330" border="0" /></a><span style="font-family:trebuchet ms;">11 Februari 2011, <span style="font-weight: bold;">The American Urological Association (AUA)</span> mengeluarkan pedoman terbaru penatalaksanaan <span style="font-weight: bold; font-style: italic;">benign prostat hyperplasia (BPH)</span>.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pedoman terbaru yang dirilis memperbaharui rekomendasi sebelumnya, yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 2003, untuk mendiagnosis dan menangani gangguan ini. Pedoman yang dirilis online pada tanggal 3 Februari dan akan dipublikasikan dalam terbitan Jurnal of Urology yang akan datang.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><a name='more'></a><br />Pedoman baru meliputi suatu algoritma diagnosis terperinci untuk memberikan pedoman bagi dokter untuk mendiagnosis dan menangani gejala saluran kemih bagian bawah<span style="font-weight: bold; font-style: italic;"> ( Lower Urinary Tract Symptoms / LUTS )</span> yang menyebabkan BPH. Pedoman ini juga memberikan informasi yang mendalam pada strategi penanganan BPH secara umum dan secara khusus pada komplikasi kasus.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />“Dokter menangani pria dengan kasus yang diduga LUTS sebaiknya memperoleh riwayat medis yang relevan, penilaian gejala menggunakan AUA symptom index dan melakukan pemeriksaan fisis menyeluruh ( termasuk pemeriksaan colok dubur / rectal exam ), “ ungkap seorang penulis yang dirilis melalui AUA. “ Hasil tes laboratorium sebaiknya meliputi pemeriksaan <span style="font-style: italic;">prostate specific antigen / PSA</span> dan urinalisis untuk mengeliminasi penyebab infeksi atau penyebab lain dari LUTS,” dan “ grafik frekuensi dan volume dapat juga bermanfaat untuk menegakkan diagnosis.”</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Pedoman ini mempertahankan bahwa beberapa pasien memperoleh manfaat melalui kombinasi 3 modalitas. “ Agar gejala tidak semakin para maka modalitas terbaru penanganan seperti toxin botulinum dan neuromodulasi sacral dapat dipertimbangkan,” laporan tersebut menyebutkan.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Berdasarkan AUA , pembaharuan pedoman 2003 memberikan informasi kunci untuk digunakan pada pendekatan bedah dan medis, sementara versi 2010 terbaru memberikan tambahan rekomendasi untuk penggunaan obat-obatan antikolinergik dan penggunaan terapi laser. Sebagai tambahan, indeks usia pasien telah turun dari 50 tahun menjadi 45 tahun untuk meningkatakn pedoman penanganan pada pria usia lebih muda dengan LUTS.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Pedoman ini juga menganjurkan para klinisi untuk tetap waspada terhadap <span style="font-style: italic;">intraoperative floopy iris syndrome</span> pada pasien dengan katarak yang diterapi dengan <span style="font-style: italic;">alpha blocker</span> untuk menangani BPH. Pasien sebaiknya diminta untuk merencanakan pembedahan katarak sebelum dimulai regimen <span style="font-style: italic;">alpha blocker</span>, dan jika pembedahan direncanakan, <span style="font-style: italic;">alpha blocker</span> sebaiknya dihentikan hingga prosedur selesai.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Panel ini juga tidak merekomendasikan pengukuran rutin serum kreatinin pada evaluasi awal pria dengan gejala LUTS sekunder akibat BPH.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Pedoman klinis ini dikembangkan setelah para panelis melalukan penilaian ulang sistematik dan telah mensintesa literature klinik pada terapi yang telah ada dan muncul untuk penanganan BPH.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Para panelis meminta 3 pertanyaan mengenai terapi BPH : (1) apa perbedaan antara efikasi, dan efektifitas, pada penanganan BPH yang telah ada dan yang baru ? Apa predictor dari efek bermanfaat paada penatalaksanaan ? (2) Apakah ada efek merugikan dikaitkan dengan setiap penatalaksanaan yang dimasukkan, dan bagaimana efek merugikan ini dibandingkan dengan pengobatan ? (3) apakah ada subpopulasi dimana tingkat efikasi, efektivitas dan efek merugikan bervariasi dibandingkan dengan populasi umum ?</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />“Metodologi ini mengikuti proses yang sama yang digunakan dalam pengembangan Pedoman tahun 2003, tidak memasukkan evaluasi dari kekuatan tubuh sebagai bukti yang akan diteliti pada pedoman yang akan datang yang diproduksi oleh AUA.”</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Dalam rilis berita, ketua dari panel pedoman Kevin T. McVary,MD mencatat, “ peningkatan angka harapan hidup pada populasi lanjut usia akan meningkatkan jumlah pria yang mengalami LUTS.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />“ Hal ini akan meningkatkan permintaan untuk pemberian layanan pengobatan, dan mengharuskan kedokteran yang berbasis bukti.” Dan “ menyediakan pedoman yang banyak dibutuhkan dokter yang sementara mengobati LUTS.”</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br /><br />baca versi aslinya <a style="font-weight: bold;" href="http://www.medscape.org/viewarticle/737247?src=cmemp">di sini</a></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-36777615215624613472011-02-18T18:12:00.001-08:002011-02-18T18:29:19.406-08:00Lokakarya "Penggunaan Obat Secara Rasional<span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-style: italic;">Untuk teman yang saya salah sebut namanya ,wkwkwk</span></span><br /><br /><br /><br /><span style="color: rgb(153, 0, 0);font-size:85%;" ><span style="font-family:trebuchet ms;">BAGIAN FARMAKOLOGI</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">FAKULTAS KEDOKTERAN</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">UNIVERSITAS HASANUDDIN</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">LOKAKARYA TAHUN 2011<br /><br /></span></span><div style="text-align: center; color: rgb(0, 153, 0);"><span style="font-size:180%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">PENGGUNAAN OBAT SECARA RASIONAL</span><br /></span></div><div style="text-align: right; color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;"><span style="font-family:trebuchet ms;">8 SKP</span><br /></div><span style="font-family:trebuchet ms;"><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:trebuchet ms;">Perkembangan ilmu kedokteran yang begitu cepat merupakan produk perkembangan berbagai penelitian di bidang kedokteran. Hasil-hasil penelitian ini terkadang menimbulkan beraneka ragam informasi yang kabur antara benar dan salah. Di dalam bidang farmakologi, membanjirnya informasi dari berbagai sumber , menyebabkan dokter kesulitan mendapatkan informasi penggunaan obat secara rasional, sehingga menimbulkan masalah :</span><a name='more'></a><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">- Polifarmasi atau penggunaan obat yang lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">- Penggunaan obat yang tidak berhubungan dengan diagnosis</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">- Penggunaan obat mahal yang tidak perlu</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">- Penggunaan antibiotic yang tidak sesuai</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Untuk memenuhi kebutuhan tersebut , perlu dibuat suatu strategi yang efektif dan efisien bagi dokter untuk mengubah karakternya menjadi lebih rasional dalam memilih obat melalui lokakarya penyegaran farmakoterapi dengan tujuan agar dokter (terutama yang baru lulus) memperoleh pengetahuan mengenai cara memilih obat yang tepat.</span><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);font-family:trebuchet ms;" >--> Materi kegiatan </span><br /><ul><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Obat-obat kardiovaskuler</span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Obat-obat neuro-psikiatri</span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Antibiotic</span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Endokrin</span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Obat-obat gastrointestinal</span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Penyakit kulit</span></li><li><span style="font-family:trebuchet ms;">Cara penulisan resep</span></li></ul><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);font-family:trebuchet ms;" ><span style="font-weight: bold;">--> Tempat kegiatan</span></span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Bagian farmakologi , Fakultas Kedokteran UNHAS</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);">--> Penyelenggara </span></span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNHAS</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" ><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">--> Peserta </span></span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Para dokter umum (terutama yang baru lulus) </span><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);font-family:trebuchet ms;" >--> Waktu Kegiatan</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Pertama : <span style="font-weight: bold;">Jumat – Minggu /25-27 Februari 2011</span></span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Kedua : <span style="font-weight: bold;">Jumat – Minggu / 24-26 Juni 2011</span></span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Ketiga : <span style="font-weight: bold;">Jumat – Minggu / 21-23 Oktober 2011</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" ><br /><br /><span style="color: rgb(51, 51, 255);">--> Biaya Pendaftaran </span></span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><span style="font-size:100%;">Rp. 300.000,-/ peserta</span></span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br /></span><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 153, 0);font-family:trebuchet ms;" >Sekretariat </span><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Bagian Farmakologi UNHAS Makassar </span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Email : <a href="http://www.blogger.com/farmakounhas@gmail.com">farmakounhas@gmail.com </a></span><br /></div></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-77643563946515987262011-01-27T21:41:00.000-08:002011-01-27T21:54:57.735-08:00Case - Karsinoma Prostat<span style="font-weight: bold;">Download file <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com">Prematuredoctor</a> </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><span style="font-weight: bold;">Download langsung</span> <span style="font-size:180%;"><a style="font-weight: bold;" href="http://www.ziddu.com/download/13578260/LONGCASEURO-drjohanedit2.docx.html">di sini</a><br /><br /></span><div face="verdana" style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmUCzpn1FVHeOtTwvrScZA0-HvHkUoZQFn8s7JdWL5nzXZM8mG6xf0BLphKZPFBRyef8ys0F-_7xKLkJhQpgiaO9MQAss5BjTcuBzAt67sPmKAVB-vhrGUryn_J8kesjdSja4lvJOGL7ir/s1600/20091229prostate-cancer+juraganmedis.com.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 300px; height: 282px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmUCzpn1FVHeOtTwvrScZA0-HvHkUoZQFn8s7JdWL5nzXZM8mG6xf0BLphKZPFBRyef8ys0F-_7xKLkJhQpgiaO9MQAss5BjTcuBzAt67sPmKAVB-vhrGUryn_J8kesjdSja4lvJOGL7ir/s400/20091229prostate-cancer+juraganmedis.com.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5567110221747492370" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">IDENTITAS PASIEN</span><br />Nama : Tn. A<br />Umur : 56 tahun<br />JK : Laki-laki<br />Alamat : cxxxxx<br />MRS : xxxx<br />RM : aasdsfd<br />Status : aaaa<br /><br /><span style="font-weight: bold;">ANAMNESIS</span><br /><br />KU : Sulit buang air kecil<br /><br />AT : Dialami sejak ±2 tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Jika buang air kecil pasien harus mengedan dulu dan kadang terasa nyeri, pancaran kencing lemah dan terputus - putus. Setelah buang air kecil pasien merasa tidak puas dan terasa ingin buang air kecil lagi. Buang air kecil malam lebih dari 5 kali. Tidak ada riwayat kencing keluar batu , tidak ada riwayat kencing disertai darah dan nanah. Keluhan ini dirasakan semakin berat sejak 10 bulan yang lalu. Riwayat dipasangi kateter karena tidak bisa kencing sebanyak 2 kali di RSUD Kendari, pada bulan Februari tahun 2010 selama 2 minggu dan kateter dilepas, kencing dapat keluar tetapi sedikit – sedikit dan menetes. Kemudian pada bulan Agustus tahun 2010 dipasang kateter lagi selama 1 minggu. Setelah kateter dilepas pasien bisa kencing kembali, tetapi sedikit-sedikit dan menetes.<a name='more'></a><br />Riwayat penurunan berat badan dirasakan sejak ±10 bulan yang lalu sebanyak 5 kg. Tidak ada riwayat sering demam. Tidak ada riwayat sering nyeri tulang. BAB dalam batas normal.<br /><br />Tidak ada riwayat trauma. Tidak ada riwayat menderita penyakit DM dan hipertensi. Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama. Tidak ada riwayat merokok dan konsumsi alkohol. Riwayat makanan sehari-hari berupa nasi, ikan, sayur terkadang mengkonsumsi daging dan hati sapi. Ada riwayat minum obat tradisional (rebusan daun – daunan)<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><br />PEMERIKSAAN FISIS</span><br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">STATUS GENERALIS</span><br />Sakit sedang/gizi cukup/sadar<br />BB : 52 kg<br />TB : 165 cm<br />IMT : 19,11<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">STATUS VITALIS</span><br />TD: 120/80mmHg<br />N : 84x/i<br />P : 20x/i<br />S : afebris<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;"></span><span style="font-weight: bold;">Regio Genital</span><br /><span style="font-style: italic;">Penis </span><br />Inspeksi : tampak sudah disirkum, OUE terletak ditengah, udem dan hematom tidak ada<br />Palpasi : nyeri tekan dan massa tumor tidak ada<br /><span style="font-style: italic;"><br />Skrotum</span> <br />Inspeksi : Warna lebih gelap dari sekitarnya, tampak menggantung 2 buah testis pada<br />kantong skrotum<br />Palpasi : nyeri tekan dan massa tumor tidak ada, teraba 2 buah testis dengan ukuran dan<br />konsistensi yang sama<br /><br /><span style="font-style: italic;">Perineum</span><br />Inspeksi : tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya, udem dan hematom tidak ada<br />Palpasi : nyeri tekan dan massa tumor tidak ada<br /><br /><span style="font-weight: bold;">RECTAL TOUCHER :<br /><br /></span>Spinchter ani mencekik, ampulla kosong, mukosa licin, teraba prostat dengan ukuran > 4 cm, permukaan berbenjol-benjol, simetris, konsistensi padat keras, pool atas tidak teraba walaupun dengan bimanual, tidak ada nyeri tekan. Handschoen: feses tidak ada, darah dan lendir tidak ada.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">RESUME</span><br />Seorang laki-laki, 56 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan utama sulit buang air kecil dialami sejak ±2 tahun yang lalu, jika buang air kecil pasien harus mengedan dulu dan kadang terasa nyeri, pancaran kencing lemah dan terputus – putus, setelah buang air kecil pasien merasa tidak puas dan terasa ingin buang air kecil lagi, buang air kecil malam hari lebih dari 5 kali. Tidak ada riwayat kencing keluar batu, tidak ada riwayat kencing disertai darah dan nanah. Keluhan ini dirasakan semakin berat sejak 10 bulan terakhir. Riwayat dipasangi kateter karena tidak bisa kencing sebanyak 2 kali. Riwayat penurunan berat badan dirasakan sejak ±10 bulan yang lalu sebanyak 5 kg.<br /><br />Pada pemeriksaan fisis rectal toucher teraba prostat dengan ukuran > 4 cm, permukaan berbenjol-benjol, simetris, konsistensi padat keras, pool atas tidak teraba walaupun dengan bimanual, tidak ada nyeri tekan.<br /><br />Skor IPSS (International Prostate Symptoms Score) S:30 dan L:5<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">DISKUSI</span><br />Dari anamnesis pasien ini didapatkan keluhan utama sulit buang air kecil. Keadaan seperti ini dapat terjadi karena terdapat obstruksi pada saluran kencing bagian bawah, yang dapat disebabkan oleh batu buli – buli atau uretra, serta pembesaran prostat. Dari anamnese lebih lanjut, didapatkan keluhan lain, seperti harus mengedan saat ingin berkemih (Hesitancy), pancaran urin lemah, aliran kencing terputus-putus (Intermittency), rasa tidak puas setelah berkemih, dan menetes setelah berkemih (Terminal dribbling), susah menahan kencing (urgency), sering-sering berkemih (frequency), dan sering terbangun tengah malam untuk BAK (nocturia). Kumpulan gejala tersebut disebabkan adanya obstruksi dan iritasi pada saluran kencing bagian bawah yang disebut <span style="font-style: italic;">Lower Urinary Tract Symptoms</span> (LUTS),<br /><br />Kemungkinan penyebab batu vesika urinaria dan batu uretra dapat disingkirkan dari anamnesis karena tidak didapatkan buang air kecil yang tiba – tiba berhenti yang disertai nyeri kolik dan mengalir kembali pada perubahan posisi, serta tidak ada riwayat kencing keluar batu.<br /><br />Dari keluhan – keluhan diatas , yang paling memungkinkan untuk menyebabkan terjadinya obstruksi adalah suatu pembesaran kelenjar prostat. Pembesaran kelenjar prostat dapat bersifat jinak atau ganas.<br /><br />Dari pemeriksaan fisis, pada rectal touchér didapatkan sphincter mencekik, ampula kosong, mukosa licin, teraba pembesaran prosat ke arah rectum ukuran lebih dari 4 cm, permukaan berbenjol-benjol, konsistensi padat keras, pole atas sulit diraba. Dari pemeriksaan bimanual tidak teraba massa dalam vesica urinaria. Hal ini lebih meyakinkan kita bahwa pasien ini menderita hipertropi prostat suspek malignansi.<br /><br />Dari uraian diskusi ini (data-data yang diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan fisis) kita dapat membuat kemungkinan diagnosis yang paling mendekati adalah: hipertropi prostat suspek malignansi. Untuk memastikan diagnosis, kita dapat melakukan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan – pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakan diagnosis pada pasien ini adalah:<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">a. PSA (Prostat Spesific Antigen)</span><br />PSA disekresi dari sitoplasma sel prostat. Nilai normal <4>10 ng/ml dapat dicurigai keganasan. Nilai PSA antara 4-10 ng/ml dapat menandakan pembesaran yang jinak. PSA efektif sebagai penanda imunohistologis Ca prostat, dapat digunakan untuk membedakan asal Ca metastase atau menegakkan Ca prostat yang metastasis ke bladder neck atau trigonum vesicae.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">b. TRUS (Trans Rectal Ultrasonography)</span><br />Membantu menegakkan diagnosis dan penentuan staging local, serta volume prostat. USG Trans rectal dapat menentukan perluasan lokal Ca prostat, pada stadium dini (A/B). Normalnya prostat terlihat sebagai echo diffuse. Pada Ca prostat sering terlihat sebagai ireguler dense echo dengan deformitas kapsul prostat. Gambaran anecho/ hipoecho pada zona perifer sering menunjukkan Ca prostat.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">c. Biopsi</span><br />Biopsi dikerjakan bila:<br />1. Nilai PSA > 10 ng/ml<br />2. Nilai PSAD > 0,15, bila nilai PSA 4-10 ng/ml<br />Biopsi merupakan gold standar untuk diagnosis pasti dan grading patologi suatu proses keganasan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">d. CT-Scan dan MRI</span><br />CT-Scan dilakukan bila curiga adanya metastasis pada limfonodi. Yaitu pasien dengan skor Gleason >7 atau kadar PSA tinggi. Karena prostat berada didalam pelvis maka CT-Scan hanya menggambarkan anatomi saja. MRI lebih akurat dibandingkan CT-Scan dalam mengidentifikasi kapsul prostat dan vesikula seminalis, namun akurasinya belum dapat dipastikan.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">e. Bone Scanning</span><br />Pemeriksaan diindikasikan jika PSA serum > 20 ng/ml. bone scanning sangat sensitive untuk mendeteksi metastasis sel tumor ke tulang (vertebra, pangkal femur, dan humerus, pelvis, costae). Agen yang dipakai ialah Te-99 sebesar 1,4 rad (lebih rendah dibanding Xray thoraks). Pada metastase Ca prostat sering terlihat sebagai gambaran asimetris tetapi kadang simetris pada tulang axial.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">f. USG Abdomen</span><br />USG abdomen dapat membantu melihat pembesaran kelenjar prostat trans abdominal, selain juga dapat membantu untuk melihat saluran kencing yang lain seperti ginjal, buli – buli, ada atau tidak hidronefrosis, batu, atau gambaran cystitis.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">g. Uroflowmetri </span><br />Uroflowmetri merupakan rekaman elektronik laju aliran urin saat miksi. Tes ini merupakan prosedur noninvasive yang digunakan dalam evaluasi diagnostik pada pasien dengan gejala obstruksi. Hasil dari uroflowmetri tidak spesifik untuk menentukan penyebab gejala. Laju aliran maksimal (PFR; Qmax) spesifik untuk mengidentifikasi pasien dengan hipertrofi prostat.<br /><br />Pemeriksaan-pemeriksaan yang kita lakukan dalam rangka persiapan tindakan atau pengobatan / toleransi operasi antara lain :<br /><br />1. Pemeriksaan laboratorium berupa tes darah rutin termasuk faktor pembekuan/perdarahan (CT, BT, PT, APTT), kimia darah, elektrolit serta protein/ albumin.<br /><br />2. Pemeriksaan foto thoraks untuk menilai paru dan jantung secara umum.<br /><br />3. Pada penderita ini dengan usia lanjut (56 thn) sebaiknya diikuti dengan pemeriksaan EKG, test faal paru, atau echocardiography.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><br />DIAGNOSIS SEMENTARA</span><br /><br />Berdasarkan diskusi diatas, maka diagnosa yang paling mendekati pada pasien ini adalah <span style="font-weight: bold;">Hipertrofi prostat suspek malignancy.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">PEMERIKSAAN ANJURAN</span><br />1. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa<br /> a. USG<br /> b. PSA<br /> c. TRUS<br /> d. Uroflowmetri<br /> e. Urinalisis + kultur/sensitifitas bila terdapat bakteri<br /><br />2. Pemeriksaan untuk toleransi operasi<br /> a. Darah rutin + faktor pembekuan (CT/BT/PT/APTT)<br /> b. Kimia darah<br /> c. Elektrolit<br /> d. Protein total/albumin<br /> e. Foto thorax<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">PENANGANAN<br /><br /></span> Penanganan pasien ini tergantung diagnosis pasti dari pemeriksaan penunjang, bila terbukti sesuai diagnosis klinis yang ditemukan maka tindakan paling tepat adalah biopsi prostat dan staging, bila hasilnya:<br /><br />1. stadium T1 dengan umur harapan hidup kurang dari 10 tahun adalah observasi<br /><br />2. Prostatektomi radikal pada tumor stadium T1-2N0M0, berupa pengangkatan kelenjar prostat beserta vesikula seminalis<br /><br />3. Radiasi terapi (radikal, adjuvant,paliatif) pada tumor yang telah metastasis.<br /><br />4. Hormonal yang berguna untuk blokade androgen<br /> • Orkidektomi subkapsula bilateral dan antiandrogen peroral<br /> • LNRH antagonist dan antiandrogen peroral<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><br />PROGNOSIS</span><br /><br />Berdasarkan evaluasi klinis (anamnesa + pemeriksaan fisis) didapatkan pembesaran prostat pada pasien ini adalah pembesaran ganas maka prognosisnya baik bila belum terdapat metastasis.<br /><span style="font-weight: bold;"><br />Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br />Download langsung <span style="font-size:180%;"><a style="font-weight: bold;" href="http://www.ziddu.com/download/13578260/LONGCASEURO-drjohanedit2.docx.html">di sini</a></span><br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-49344079903726786542011-01-27T21:35:00.000-08:002011-01-27T21:41:27.164-08:00Referat - Pankreatitis Kronik<div style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br />download langsung <a style="font-weight: bold;" href="http://www.ziddu.com/download/13578259/ReferatPANKREATITISKRONIKkoreksi3.docx.html">di sini</a><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCF_i5buw9pMMjmLtlnmddy-xaBDe_xVHxIELF7tq0pAi_FSoVS7U9MTkHni9ebKeZs-DcNWmiTmrK7gddc_4nqmA9N5zeQeybUTnsi_p9WYUlv641yQaHkwdO0kE283e1KQrvP1IvsIQ_/s1600/Doctor.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 210px; height: 140px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCF_i5buw9pMMjmLtlnmddy-xaBDe_xVHxIELF7tq0pAi_FSoVS7U9MTkHni9ebKeZs-DcNWmiTmrK7gddc_4nqmA9N5zeQeybUTnsi_p9WYUlv641yQaHkwdO0kE283e1KQrvP1IvsIQ_/s400/Doctor.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5567107319062473858" border="0" /></a><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold;">Pankreatitis kronik</span></span> merupakan suatu gangguan kerusakan nekroinflamasi pada pankreas yang progresif yang ditandai oleh fibrosis ireversibel disertai kegagalan nyata dari fungsi eksokrin dan endokrin. Karena kemajuan di bidang pencitraan kedokteran dan defenisi yang lebih inklusif , insiden pankreatitis kronik meningkat empat kali lipat dalam 30 tahun terakhir.<br /><br />Ada tiga bentuk pankreatitis kronik yaitu : kalsifikasi kronik, obstruksi kronik dan inflamasi kronik. Penyalagunaan alkohol dan atau malnutrisi merupakan penyebab utama tipe kalsifikasi. Obstruksi duktus panreatikus mayor dengan fibrosis sekunder pada bagian proksimal dari obstruksi menyebabkan tipe obstruktif. Pankreatitis inflamatori kronik tidak memiliki ciri yang jelas dan banyak pasien dengan pankreatitis kronik tidak diketahui penyebabnya masuk ke dalam tipe ini. Acapkali perubahan ireversibel pada glandula terjadi sehingga tidak memungkinkan pengobatan. Walaupun begitu, keluhan utama berupa nyeri dan atau maldigesti dapat ditangani dengan efektif<br /></div><span style="font-weight: bold;"><br /><br />Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br />download langsung <a style="font-weight: bold;" href="http://www.ziddu.com/download/13578259/ReferatPANKREATITISKRONIKkoreksi3.docx.html">di sini</a><br /><a name='more'></a>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-51938698408443803122011-01-22T01:12:00.000-08:002011-01-22T01:30:58.107-08:0010 Tips Tidur yang Lebih Baik<span style="font-size:100%;">terjemahan bebas by <a href="http://attonk.blogspot.com/">Attonk</a> dari WebMD.com<br /></span><div style="text-align: justify;"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdCtGvMZ9zwBZJobJczwpvhrUpz8DePy8GuphiYC-5lBc7pcGwSmcaKuACgPMPajWX-mIqHbYd_hdwQscI67LWg60cSkNrI9fhvVBwVhbvvHuvtaGlq_x0O42Jg2kWaVSWeuL8FrkPJzwa/s1600/babysleep.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 318px; height: 211px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdCtGvMZ9zwBZJobJczwpvhrUpz8DePy8GuphiYC-5lBc7pcGwSmcaKuACgPMPajWX-mIqHbYd_hdwQscI67LWg60cSkNrI9fhvVBwVhbvvHuvtaGlq_x0O42Jg2kWaVSWeuL8FrkPJzwa/s400/babysleep.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5564939506208027986" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">Kita semua pernah mengalami masalah tidur. Tetapi anda dapat membuat diri anda untuk tidur malam lebih mudah dengan beberapa langkah berikut :</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">1. <span style="font-weight: bold;">Hindari kafein</span>. Sederhananya, dengan kafein anda akan terjaga. Kafein dapat tinggal dalam tubuh anda lebih lama dari yang anda bayangkan – efek kafein dapat berlangsung sekitar delapan jam sebelum berhenti. Jadi, jika anda meminum secangkir kopi di sore hari dan terjaga pada malam hari, kafein mungkin penyebabnya. Menghindari kafein setidaknya empat hingga enam jam sebelum tidur dapat membantu anda tidur lebih cepat.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />2. <span style="font-weight: bold;">Hindari konsumsi alkohol untuk memudahkan tidur</span>. Alkohol dapat membantu anda untuk tidur, tetapi juga menyebabkan gangguan tidur yang menyebabkan tidur anda tidak nyenyak. Minum alkohol sebelum tidur dapat membuat anda terbangun pada malam hari.</span></span><a name='more'></a><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />3. <span style="font-weight: bold;">Santailah sebelum tidur</span>. Stress tidak hanya membuat anda terlihat kacau, juga mengganggu tidur anda. Kembangkan suatu kegiatan sebelum tidur untuk memecah koneksi antara stress yang anda alami sepanjang hari dengan tidur. Kebiasaan-kebiasaan ini setidaknya 10 menit atau selama 1 jam.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />4. <span style="font-weight: bold;">Latihan pada waktu yang tepat</span>. Latihan teratur dapat membantu anda mendapatkan tidur malam yang baik. Waktu dan intensitas latihan tampaknya memegang peranan penting pada efeknya terhadap tidur. Jika anda adalah tipe orang yang menjadi berenergi atau menjadi lebih siaga setelah olahraga, sebaiknya tidak melakukan latihan pada malam hari. Latihan yang teratur pada pagi hari kadang dapat membantu menghilangkan insomnia, menurut sebuah hasil penelitian</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />5. <span style="font-weight: bold;">Pertahankan ruang kamar anda tenang , gelap dan nyaman.</span> Untuk kebanyakan orang, bahkan bunyi yang kecil atau sedikit cahaya dapat mengganggu tidur seperti bunyi kucing mengeong atau cahaya dari laptop atau televisi. Penggunaan penutup telinga, gorden dan selimut atau pendingin ruangan memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang ideal untuk tidur. Dan jangan gunakan lampu ruangan bila anda harus terbangun pada malam hari, gunakan sebuah lampu malam yang kecil sebagai penggantinya. Suhu ruangan ideal untuk tidur sekitar 68 hingga 72 derajat Fahrenheit. Suhu diatas 75 atau dibawah 54 derajat dapat mengganggu tidur anda.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />6. <span style="font-weight: bold;">Makan yang secukupnya</span>. Usahakan jangan tidur dalam keadaan lapar, tetapi cegah makan berlebihan sebelum tidur. Perut yang terlalu penuh membuat anda terjaga. Beberapa contoh makanan dapat membantu. Susu mengandungtriptofan , yang merupakan substansi sleep promoting. Makanan lain dapat juga membantu tidur seperti tuna, ikan laut, labu, artikok, alpukat, almond, telur, bok choy, buah persik, kenari, apricot, bubur gandum, jamur, tomat, dan pisang.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">Usahakan juga kurangi minum setelah jam 8 malam. Hal ini dapat membantu anda dari terbangun untuk ke kamar kecil pada malam hari.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />7. <span style="font-weight: bold;">Jauhi nikotin</span>. Merokok sebelum tidur – meskipun merasa santai, namun pada kenyataannya memberi stimulasi ke aliran darah. Efek nikotin mirip dengan efek kafein. Nikotin membuat anda terjaga sepanjang malam. Hal ini sebaiknya dihindari khususnya menjelang tidur dan saat terbangun tengah malam.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />8. <span style="font-weight: bold;">Hindari tidur ayam</span>. Tidur sejenak hanya membuat masalah lebih buruk jika anda biasanya memiliki masalah susah tidur. Tidur sejenak selama 15 – 20 menit setelah delapan jam terbangun pada pagi hari hanya dapat menyegarkan.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />9. <span style="font-weight: bold;">Jauhkan hewan peliharaan dari tempat tidur.</span> Apakah hewan piaraan anda tidur di samping anda ? hal ini dapat membangunkan anda tengah malam, baik karena alergi ataupun karena hewan peliharaan anda bergerak-gerak. </span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br />10. <span style="font-weight: bold;">Hindari menonton TV, makan, atau mendiskusikan hal-hal emosional di tempat tidur.</span> </span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" ><br /></span><span style="font-size:100%;"><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html"></a></span></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-61002314287563941502011-01-16T02:56:00.001-08:002011-01-16T03:10:35.022-08:00Krisis Antibiotik<div style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br />Tulisan ini merupakan bagian pertama dari terjemahan bebas pada <span style="font-style: italic;">The Antibiotics Crisis : How Did We Get Here and Where Do We Go Next ?</span> yang diambil dari situs <a href="http://www.medicalnewstoday.com/articles/213193.php">medicalnewstoday.com</a><br /><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLRb-ngZEJ282O7lIBfo_X9a7Q1h50vBu18B1ddjtAKrrBCQlljHT8dyaDkPlid2W9zGoyAiGRwpB3KgiyOzFZSoRotLAINc5dKxpU8FERN0qlUO3kjyYO19LzQU3ya7obsbygMRdkC5EP/s1600/213193-antibiotics1.jpg"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 351px; height: 233px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLRb-ngZEJ282O7lIBfo_X9a7Q1h50vBu18B1ddjtAKrrBCQlljHT8dyaDkPlid2W9zGoyAiGRwpB3KgiyOzFZSoRotLAINc5dKxpU8FERN0qlUO3kjyYO19LzQU3ya7obsbygMRdkC5EP/s400/213193-antibiotics1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5562738418560665842" border="0" /></a>Beberapa tahun terakhir , ada sejumlah berita mengenai gejala krisis antibiotic, yang membawa kita pada kewaspadaan bahwa kita kehabisan obat untuk mengatasi superbug yang berevolusi, dan dengan kejutan yang mengikuti penemuan <span style="font-style: italic;">NDM1 ( New Delhi Metallo-beta-lactamase-1)</span>, <a name='more'></a>bahwa mikroorganisme juga memiliki kemampuan untuk saling berbagi sedikit bagian dari mereka menghalangi kerja antibiotic lini terakhir yang paling ampuh.<br />Apakah ini adalah awal dari akhir penggunaan antibiotic , seperti yang beberapa peneliti prediksikan, apakah kita akan kembali pada masa pre-penisilin dimana infeksi bakter yang umum dapat menjadi kalimat kematian ? atau kita hanya pada katub suatu gelombang baru penemuan yang akan memacu suatu generasi baru obat-obatan yang akan menjaga kita dalam perlombaan evolusi melawan mikroorganisme berbahaya ?<br />Artikel ini tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, tetapi berupaya untuk menampilkan iktisar fakta kunci dan perkembangan terbaru untuk memberikan pencerahan terhadap isu yang berkembang.<br />Hal ini berawal dari ringkasan dari apa yang kita artikan sebagai antibiotic dan apa yang dapat dan tidak dapat antibiotic atasi. Kemudian berangkat pada penjelasan bagaimana resistensi antibiotic meningkat, termasuk masalah <span style="font-style: italic;">multiple drug resistance</span>, dan mengapa sejumlah ahli mengatakan penggunaan yang luas dan tidak sesuai pedoman sebagai penyebab peningkatan laju yang menyebabkan resistensi obat sebagai masalah global, sementara terjadi kelangkaan pengembangan obat baru. Kemudian dideskripsikan beberapa pikiran para peneliti dan organisasi yang mengatakan bahwa kita dapat menghambat perkembangan superbug dan diakhiri dengan beberapa arah baru yang mengejutkan yang mungkin memberikan solusi alternative.<br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 153);font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">Antibiotik dan Mikroorganisme</span></span><br />Antibiotik adalah obat-obatan yang dapat membunuh mikroorganisme seperti bacteria, jamur, dan parasit. Antibiotik tidak bekerja melawan virus karena virus bukanlah mikroorganisme. Ketika press dan media berbicara tentang antibiotik, mereka umumnya mengartikan sebagai obat yang membunuh bakteri, karena kebanyakan cerita yang menjadi berita utama dalam beberapa tahun terakhir adalah bakteri yang resisten terhadap antibiotik atau superbug seperti <span style="font-style: italic;">Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA)</span><br />Bakteria adalah makhluk hidup yang sangat kecil, biasanya hanya terdiri dari satu sell, terdiri dari struktur sel internal tetapi tanpa nucleus yang nyata, dikelilingi oleh suatu dinding sell. Bakteri dapat membuat protein sendiri dan mereproduksinya sepanjang memiliki sumber makanan.<br />Sejauh yang manusia pahami, beberapa bakteri bersahabat dan penting bagi kesehatan, mereka melakukan sejumlah hal bermanfaat seperti memecah makanan dalam usus kita sementara yang lainnya berbahaya karena menyerang jaringan dan sel kita untuk membuat makanannya, atau memproduksi toxin yang beracun dan membunuh.<br />Beberapa bakteri tidak berbahaya saat mereka tinggal di salah satu bagian tubuh kita, tetapi kemudian berpotensi mematikan bila masuk dalam aliran darah. Contoh yang baik adalah <span style="font-style: italic;">Escherichia coli (E.coli)</span> yang hidup dalam usus manusia dan membantu memecah makanan, tetapi jika memasuki aliran darah (misalnya melalui perforasi usus), dapat menyebabkan nyeri hebat, diare dan bahkan kematian akibat peritonitis bila tidak ditangani dengan tepat.<br />Contoh yang lain adalah <span style="font-style: italic;">Staphylococcus</span> , yang hidup pada kulit manusia atau pada lubang hidung,, tetapi bila memasuki aliran darah , dapat menyebabkan kondisi fatal seperti t<span style="font-style: italic;">oxic shock syndrome.</span><br />System imun kita memiliki sel-sel khusus yang mengenali bakteri sebagai benda asing dan bergerak segagai agen kontra atau antibiotik, atau mencetuskan produksi antibiotik baru, untuk menyerang dan menghancurkan bakteri sebelum memiliki kesempatan untuk bertumpu dan bereplikasi. Namun, kadang kita kalah bertarung dan menyerah pada infeksi, dan pada sejumlah kasus, tanpa penanganan, konsekuensi dapat menjadi sangat hebat dan bahkan mematikan.<br />Antibiotik membuat perubahan besar pada pertarungan manusia melawan mikroorganisme infeksius dan telah berkembang luas pada kondisi dan kemungkinan sukses pada sejumlah masalah kesehatan di seluruh dunia.<br />Antibiotik bekerja karena menghambat fungsi yang memungkinkan hidup dalam mikroorganisme. Beberapa lainnya menghambat mikroorgganisme untuk membuat dinding sel, sementara lainnya lagi menyerang target pada protein tertentu yang vital untuk kelangsungan hidup atau replikasi.<br />Sebagai contoh pada bentuk penisilin awal, antibiotik yang pertama kali secara komersial yang ditemukan oleh Alexander Flemming pada tahun 1929. Penisilin menghentikan bacteria seperti Strep (<span style="font-style: italic;">Streptococcus</span>, suatu jenis bakteri yang umumnya ditemukan pada kulit atau tenggorokan) untuk membuat dinding sel yang kuat. Sebelum penisilin diperkenalkan pada perang dunia II, prajurit lebih banyak meninggal akibat infeksi bakteri dibandingkan dengan akibat luka.<br />Virus bukanlah mikroorganisme, dan meskipun mampu mereplikasikan diri, tidak tampak hidup. Virus adalah partikel yang terdiri dari DNA atau RNA , beberapa molekul panjang dan suatu selubung protein. Virus lebih kecil dari bakteri, tidak memiliki “mesin” sel sendiri dan tanpa dinding sel. Untuk bereplikasi mereka harus masuk ke dalam sel host dan merampas sumber dayanya.<br /><br /><strong>Di sini ada suatu petunjuk mengapa kita memiliki masalah global antibiotik dan resistensi antibiotik : <span style="color: rgb(0, 0, 153);">terlalu banyak dokter dan petugas kesehatan professional , kadang didorong oleh permintaan pasien, meresepkan antibiotik untuk menangani infeksi virus</span>. Hal ini berdampak pada penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan kesempatan besar untuk bakteri bermutasi menjadi bentuk resisten.</strong><br /><br /><br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-51108341043781613182010-11-14T00:21:00.000-08:002010-11-14T00:34:45.545-08:00Pedoman AHA 2010 untuk Resusitasi Kardio Pulmonal<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><div style="text-align: justify;">2010 AHA Guidelines: The ABC of CPR Diatur ulang menjadi"CAB"<br /></div>News Author: Emma Hitt, PhD<br />CME Author: Laurie Barclay, MD<br />diterjemahkan bebas oleh <a href="http://attonk.blogspot.com/">Attonk</a> dari <a href="http://cme.medscape.com/news">http://cme.medscape.com/news</a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvrIW24hLb5YulkFq5c6ybdQ9gEeOGpR86tRbZUAm_DD3O6O1B8kh4ifckDcYpoDcB1I2yWh2R7BvsRzaPJvcPfkNHH0vnflDVQCvkQ53-ksr-zwXtmOYYUQ0e7ynFf-5zHcwllEXVzPW5/s1600/rkp.gif"><img style="float: right; margin: 0pt 0pt 10px 10px; cursor: pointer; width: 219px; height: 169px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvrIW24hLb5YulkFq5c6ybdQ9gEeOGpR86tRbZUAm_DD3O6O1B8kh4ifckDcYpoDcB1I2yWh2R7BvsRzaPJvcPfkNHH0vnflDVQCvkQ53-ksr-zwXtmOYYUQ0e7ynFf-5zHcwllEXVzPW5/s400/rkp.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5539320808241141938" border="0" /></a><br />20 Oktober 2010 – kompresi dinding dada sebaiknya menjadi langkah pertama pada cardiac arrest. Oleh karena itu, <span style="font-style: italic;">the American Heart Association (AHA)</span> sekarang merekomendasikan bahwa ABC (<span style="font-style: italic;">Airway – Breating – Compressions</span>) pada resusitasi kardiopulmonal diubah menjadi C-A-B (<span style="font-style: italic;">Compressions – Airway – Breathing</span>)<br /><br />Perubahan ini didokumentasikan dalam <span style="font-style: italic;">2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care</span> yang dipublikasi pada tanggal 2 November, terbitan tambahan pada <span style="font-style: italic;">Circulation: Journal of the American Heart Association</span> menggambarkan pembaruan pedoman sebelumnya tahun 2005.<br /><a name='more'></a><br />“<span style="font-style: italic;">The 2010 AHA Guidelines for CPR and ECC [Emergency Cardiovascular Care]</span> didasarkan pada tinjauan komprehensif dan terbaru dari literature resusitasi yang telah dipublikasi,” tulis pengarang dalam executive summary. Penelitian terbaru meliputi informasi dari 356 ahli resusitasi dari 29 negara yang penelitian dan hipotesis dibahas, dianalisis, dievaluasi, didebat, dan didiskusikan melalui pertemuan, telekonferensi, dan sesi online (‘webinars’) selama periode 36 bulan sebelum <span style="font-style: italic;">2010 Consensus Conference</span>.”<br /><br />Berdasarkan AHA, kompresi dinding dada sebaiknya segera dimulai pada seseorang yang tanpa respon dan tidak bernafas normal. Oksigen akan masuk ke paru=apru dan aliran darah dalam beberapa menit pertama, sehingga inisiasi kompresi dinding dada akan memfasilitasi distribusi oksigen ke otak dan jantung dengan lebih cepat. Sebelumnya , dimulai dengan “A” (<span style="font-weight: bold;">a</span>irway), dibandingkan “C” (<span style="font-weight: bold;">c</span>ompressions) karena penundaan bermakna kira-kira 30 detik .<br /><br />“Selama lebih dari 40tahun, pelatihan CPR telah menekankan pada ABC dari RKP, yang meminta orang untuk membuka jalan nafas korban dengan mencondongkan belakang kepala mereka (<span style="font-style: italic;">head tilt</span>) , menjepit hidung dan menghembuskan nafas pada mulut korban, dan hanya kemudian memberikan kompresi dinding dada,” tulis Michael R. Sahre,MD, koautor dan kepala <span style="font-style: italic;">AHA's Emergency Cardiovascular Care Committee</span>, di tulisan AHA yang dirilis. “ Pendekatan ini menyebabkan penundaan bermakna dari kompresi dinding dada, yang secara esensial untuk menjadi sirkulasi yang kaya oksigen dalaam tubuh,”imbuhnya.<br /><br />Pedoman baru ini juga merekomendasikan bahwa selama RKP, penolong meningkatkan kecepatan kompresi dinding dada setidaknya 100 kali permenit. Tambahannya, harus dibuat kompresi sebaiknya dibuat lebih dalam pada dinding dada, pada kedalaman setidaknya 2 inci pada dewasa dan 1,5 inci pada bayi.<br /><br />Orang yang melakukan RKP sebaiknya menghindari bersandar pada dada sehingga dapat kembali pada posisi semula, dan kompresi sebaiknya dilanjutkan selama mungkin tanpa penggunaan ventilasi berlebihan.<br /><br />Pusat 9-1-1 sekarang telah diarahkan untuk memberikan instruksi dengan agresif sehingga kompresi dinding dada dapat dimulai ketika cardiac arrest dicurigai.<br />Pedoman baru ini juga merekomendasikan dengan lebih kuat bahwa pengirim menginstruksikan penolong tidak terlatih untuk menyediakan <span style="font-style: italic;">Hands only CPR</span> (hanya kompresi dinding dada) pada dewasa yang tidak berespon, yang tanpa nafas atau tidak bernafas normal.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Rekomendasi lain</span><br />Rekomendasi lain untuk petugas kesehatan melakukan RKP sebagai berikut :<br /><ul><li>Teknik teamwork yang efektif sebaiknya dipelajari dan dipraktekkan secara teratur.</li><li>Quantitative wafeform capnography digunakan untuk mengukur keluaran karbondioksida, sebaiknya digunakan untuk mengkonfirmasi intubasi dan memonitor kualitas RKP.</li><li>Hipotermia terapetik sebaiknya menjadi bagian dari system interdisiplin keseluruhan perawatan setelah resusitasi cardiac arrest.</li><li>Atropin tidak lagi direkomendasikan untuk penggunaan rutin dalam mengelola dan menangani <span style="font-style: italic;">pulseless electrical activity</span> atau asystole.</li></ul>Pedoman bantuan hidup lanjut pada anak menekankan pengelolaan penanganan dalam periode 2 menit RKP terus menerus. Pedoman baru ini juga mendiskusikan resusitasi pada bayi dan anak dengan sejumlah penyakit jantung congenital dan hipertensi pulmonal.<br /><span style="font-style: italic;"><br />Penulis pedoman ini tidak memiliki hubungan financial yang relevan</span>.<br /><br />Circulation. 2010;122[suppl 3]:S640-S656.<br /><span style="font-weight: bold;"><br />Sumber tambahan</span><br /><a href="http://circ.ahajournals.org/content/vol122/18_suppl_3/#_____AMERICAN_HEART_ASSOCIATION_GUIDELINES_FOR_CARDIOPULMONARY_RESUSCITATION_AND_EMERGENCY_CARDIOVASCULAR_CARE_SCIENCE">2010 AHA guidelines for CPR and emergency cardiovascular care</a> dapat ditemukan dalam situs AHA.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Konteks klinik</span><br />Ketika AHA menetapkan pedoman resusitasi pertama pada tahun 1966, RKP original “A-B-C” yaitu membuka jalan nafas korban (Airway) dengan memiringkan belakang kepala ; menekan hidung dan memberikan nafas melalui mulut korban (Breathing) dan kemudian memberikan kompresi dinding dada (Compression). Namun, sekuensinya berdampak pada penundaan bermakna (kira-kira 30 detik) untuk memberikan kompresi dinding dada yang dibutuhkan untuk mempertahankan sirkulasi darah kaya oksigen.<br />Dalam <span style="font-style: italic;">2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care</span>, AHA kemudian mengatur ulang langkah-langkah RKP dari “A-B-C” menjadi “C-A-B” pada dewasa dan anak, memungkinkan setiap penolong memulai kompresi dinding dada dengan segera. Sejak tahun 2008, AHA telah merekomendasikan penolong bantu tidak terlatih melakukan <span style="font-style: italic;">Hands Only CPR </span>atau RKP tanpa memberikan nafas bantu, pada orang dewasa yang tiba-tiba kolaps. Pedoman baru ini juga berisi rekomendasi lain, didasarkan pada bukti yang dipublikasi sejak pedoman AHA sebelumnya diterbitkan tahun 2005.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Highlight</span><br />• AHA telah mengatur ulang RKP A-B-C(<span style="font-style: italic;">Airway-Breathing-Compressions)</span> menjadi C-A-B <span style="font-style: italic;">(Compressions-Airway-Breathing)</span>.<br />• Kompresi dinding dada kemudian menjadi langkah pertama oleh penolong professional untuk menyelamatkan seorang individu dengan cardiac arrest tiba-tiba.<br />• Perubahan pada RKP ini diaplikasikan pada orang dewasa, anak dan bayi tapi tidak pada bayi baru lahir.<br />• “<span style="font-style: italic;">Look, Listen and Feel</span>" telah dihilangkan dari algoritme bantuan hidup dasar.<br />• Perubahan lain dalam rekomendasi RKP untuk bantuan hidup dasar meliputi :<br />o Jumlah kompresi dinding dada setidaknya 100 kali permenit<br />o Penolong harus mendorong lebih dalam pada dada, menghasilkan kompresi setidaknya 2 inci pada orang dewasa dan anak serta 1,5 inci pada bayi.<br />o Antara tiap kompresi , penolong harus menghindari bersandar pada dinding dada sehingga dapat kembali pada posisi semula.<br />o Penolong sebaiknya menghindari penghentian kompresi dinding dada dan pemberian ventilasi berlebihan<br />o Semua pusat 9-1-1 sebaiknya memberikan instruksi via telepon dengan tegas untuk memulai kompresi dinding dada (<span style="font-style: italic;">Hands Only CPR</span>) ketika cardiac arrest dicurigai pada orang dewasa yang tidak berespon, tanpa nafas atau tidak bernafas normal<br /><ul><li>Pengirim sebaiknya memberikan instruksi RKP konvensional pada individu yang dicurigai tenggalam atau telah mengalami asphyxia arrest lain.</li><li>Untuk defibrilasi yang diupayakan dengan suatu defibrillator automatis eksternal pada anak berusia 1 sampai delapan tahun , penolong harus menggunakan pediatric dose-attenuator system jika tersedia, atau defibrilasi ekternal otomatis bila tidak.</li><li>Defibrilator manual diutamakan untuk anak kurang dari 1 tahun.</li><li>Pedoman rekomendasi untuk petugas kesehatan professional meliputi :</li></ul>- Teknik teamwork yang efektif sebaiknya dipelajari dan dipraktekkan secara teratur.<br />- Quantitative wafeform capnography digunakan untuk mengukur keluaran karbondioksida, sebaiknya digunakan untuk mengkonfirmasi intubasi dan memonitor kualitas RKP.<br />- Hipotermia terapetik sebaiknya menjadi bagian dari system interdisiplin keseluruhan perawatan setelah resusitasi cardiac arrest.<br />- Atropin tidak lagi direkomendasikan untuk penggunaan rutin dalam mengelola dan menangani <span style="font-style: italic;">pulseless electrical activity</span> atau asystole.<br /><ul><li>Pedoman baru ini tidak merekomendasikan penggunaan rutin tekanan krikoid pad cardiac arrest.</li><li>Untuk diagnosis dan penatalaksanaan awal pada takikardia stable, undifferentiated regular, monomorphic wide-complex tachycardia, adenosine direkomendasikan.</li><li>Pedoman bantuan hidup lanjut pediatric menawarkan suatu strategi baru untuk resusitasi pada bayi dan anak dengan penyakit jantung congenital tertentu dan hipertensi pulmonal</li><li>Pedoman bantuan hidup lanjut pediatric menekankan pemberian RKP terus menerus selama 2 menit.</li></ul><span style="font-weight: bold;">Implikasi klinis<br /><br /></span><ul><li>Dalam pedoman terbarunya, AHA telah mengatur ulang RKP dari A-B-C menjadi C-A-B. Perubahan ini diaplikasikan pada dewasa, anak, dan bayi tetapi tidak pada bayi baru lahir.</li><li>Rekomendasi pedoman inti untuk petugas kesehatan professional meliputi konsentrasi pada teknik timwork yang efektif, penggunaan quantitative waveform capnography, dan penyertaan hipotermia terapetik pada keseluruhan system interdisiplin penanganan. Atropin tidak lagi direkomendasikan pada penggunaan rutin pengelolaan <span style="font-style: italic;">pulseless electrical activity</span> (asystole).</li></ul></div><br /><span style="font-weight: bold;"><br />Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-70186716801323200692010-09-26T01:33:00.000-07:002010-09-26T01:39:41.111-07:00GANGGUAN STRESS<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: trebuchet ms;"></span><span style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">DEFINISI</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Stress secara harfiah berarti suatu tekanan atau wilayah ketegangan, baik pada aspek jasmani maupun rohani. Stress terjadi ketika pertemuan tuntutan-tuntutan (baik dari dalam maupun berasal dari luar diri) dengan sumber beban yang dirasakan seseorang. Menurut <span style="font-weight: bold;">Kamus Besar Bahasa Indonesia</span>, ada 2 pengertian stress: <span style="font-weight: bold;">(1)</span> Gangguan atau kekacauan mental dan emosional <span style="font-weight: bold;">(2)</span> -Tekanan. Secara teknis psikologik, stress didefinisikan sebagai Suatu respons penyesuaian seseorang terhadap situasi yang dipersepsinya menantang atau mengancam kesejahteraan orang bersangkutan. <a name='more'></a>~ <span style="font-style: italic;">Stress is an adaptive response to a situation that is perceived as challenging or threatening to the person’s well-being </span>. Jadi, stress merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap ‘stressor ‘ ~ hal yang dipandang sebagai menyebabkan cekaman, gangguan keseimbangan (homeostasis), baik internal maupun eksternal Dalam pengertian ini, bisa kita perjelas bahwa stress bersifat subjektif sesuai persepsi orang yang memandangnya.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">PENYEBAB STRESS</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ada 3 sumber utama bagi stress, yaitu :</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">1. <span style="font-style: italic;">Lingkungan</span> ~ lingkungan kehidupan memberi berbagai tuntutan penyesuaian diri seperti antara lain :</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">a. Cuaca, kebisingan, kepadatan,</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">b. Tekanan waktu, standard prestasi, berbagai ancaman terhadap rasa aman dan harga diri</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />c. Tuntutan hubungan antar pribadi, penyesuaian diri dengan teman, pasangan, dengan perubahan keluarga</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">2. <span style="font-style: italic;">Fisiologik</span> ~ dari tubuh kita<br /><br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;">a. Perubahan kondisi tubuh: masa remaja; haid, hamil, meno/andropause, prosesmenua, kecelakaan, kurang gizi, kurang tidur >tekanan terhadap tubuh</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />b. Reaksi tubuh : reaksi terhadap ancaman & perubahan lingkungan mengakibatkan perubahan pada tubuh kita, menimbulkan stress.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />3. Pikiran kita ~ pemaknaan diri dan lingkungan. Pikiran menginterpretasi dan menerjemahkan pengalaman perubahan dan menentukan kapan menekan tombol panik. Bagaimana kita memberi makna/label pada pengalaman dan antisipasi ke depan, bisa membuat kita relax atau stress.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Menurut <span style="font-style: italic;">Sulistiwati (2005)</span> menjelaskan berdasarkan faktor predisposisi dimana berbagai jenis unsur mempengaruhi bagaimana seorang individu merasakan dan merespon suatu peristiwa yang menimbulkan stress. Jenis faktor predisposisi adalah pengaruh genetik, pengalaman masa lalu dan kondisi saat ini.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Menurut <span style="font-style: italic;">Selye (1984)</span> , stress bisa dibedakan atas dasar sifat stressornya, apakah peristiwa negative, disebut <span style="font-weight: bold;">’distress’</span>; tetapi bisa juga stress diakibatkan peristiwa positif, misalnya tiba-tiba mendengar mendapat undian, atau hadiah besar yang tak terduga, dalam hal ini stressnya disebut <span style="font-weight: bold;">‘Eustress’</span>.</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">PATOMEKANISME STRESS</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ketika terjadi stress, badan akan mengeluarkan hormon ‘adrenaline’ ke dalam saluran darah kita. Hormon ini bersama-sama dengan beberapa hormon yang lain akan menyebabkan beberapa perubahan di dalam tubuh kita sebagai persiapan untuk melindungi kita. Di antara perubahan-perubahan itu ialah denyut jantung bertambah, laju dan tekanan darah akan meningkat (untuk meningkatkan aliran darah ke otak, otot dan jantung); gula, lemak dan kolesterol di dalam darah akan bertambah (untuk memberi lebihan tenaga kepada badan); pernafasan seseorang akan lebih cepat (untuk menyalurkan lebihan oksigen yang diperlukan) dan begitulah seterusnya. Perubahan-perubahan ini berlaku menurut keperluan tubuh kita ketika itu. Walau bagaimanapun, jika stress atau tekanan berpanjangan di dalam hidup kita dan kita pula tidak bijak untuk mengurusnya, ia akan bertukar menjadi ‘distress’ yang dapat menyebabkan penyakit-penyakit tertentu menimpa kita.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Secara fisiologis ada 3 tahap penyesuaian dilakukan tubuh yang sering disebut GAS ( General Adaptation Syndrome), yaitu : </span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />• Tahap pertama, tahap siaga ( alarm stage ) terjadi saat mulai terasa sengatan cekaman, biasanya muncul reaksi darurat, ’fight or flight’.;</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />• Tahap kedua, tahap perlawanan ( resistance stage) , pada tahap ini tidak seheboh tahap pertama, tetapi reaksi hormonal tubuh masih tinggi, secara nyata orang ini melakukan upaya penanganan , bisa ’coping’ bisa juga ’fighting’ . Apabila stressor bisa ditiadakan, maka tubuh akan kembali ke keadaan normal. </span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />• Tahap ketiga, tahap kepayahan – Exhausted stage, Individu tidak lagi memberikan respos stress karena kepayahan, kehabisan energi. Kondisi ini agak berbahaya karena tubuh yang mengalamai banyak goncangan keseimbangan menjadi terbiasa ’sesuai’ dengan kondisi tersebut, berakibat gangguan penyakit yang lebih parah, seperti gangguan lambung, hypertensi, kardiovasculer,dst..</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">GEJALA DAN TANDA STRESS</span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Menurut <span style="font-weight: bold;">Braham (dalam Handoyo; 2001:68)</span>, gejala stres dapat bcrupa tanda-tanda berikut ini:<br /><br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;">1. <span style="font-style: italic;">Fisik</span>, yaitu sulit tidur atau tidur lidak teratur, sakit kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan pencemaan, radang usus, kuiit gatal-gatal, punggung terasa sakit, urat-urat pada bahu dan !eher terasa tegang, keringat berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau serangan jantung, kehilangan energi.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />2. <span style="font-style: italic;">Emosional</span>, yaitu marah-marah, mudah tersinggung dan terlalu sensitif, gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan depresi, gugup, agresif terhadap orang lain dan mudah bermusuhan serta mudah menyerang, dan kelesuan mental.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><span style="font-style: italic;">3. Intelektual</span>, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit untuk berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />4. <span style="font-style: italic;">Interpersonal</span>, yailu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, senang mencari kesalahan orang lain atau menyerang dengan kata-kata, menutup din secara berlebihan, dan mudah menyalahkan orang lain.</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">PENANGANAN STRESS</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Untuk mencegah mengalami stress, setidaknya ada 3 lapis.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> <span style="font-style: italic;">Lapis pertama ~ primary prevention</span>, dengan cara merubah cara kita melakukan sesuatu. Untuk keperluan ini kita perlu memiliki skills yang relevan, misalnya : skill mengatur waktu, skill menyalurkan, skill mendelegasikan, skill mengorganisasikan, menata, dst.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-style: italic;"></span> <span style="font-style: italic;">Lapis kedua ~ Secondary prevention</span>, strateginya kita menyiapkan diri menghadapi stressor, dengan cara exercise, diet, rekreasi, istirahat , meditasi, dst.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> <span style="font-style: italic;">Lapis ketiga ~ Tertiary prevention</span>, strateginya kita menangani dampak stress yang terlanjur ada, kalau diperlukan meminta bantuan jaringan supportive ( social-network) ataupun bantuan profesional.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Sebagai contoh kita bisa menangani stress kehidupan kampus dengan memakai <span style="font-weight: bold;">STRESS </span>lagi, namun tentu saja dalam akronim yang berbeda. </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">i. S , Study skills .</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ada banyak hal yang perlu dipelajari, yang ingin diketahui, ada banyak kegiatan yang ingin diikuti, waktu terbatas. Oleh karena itu, agar tidak menjadi stress, seyogyanya mahasiswa perlu memiliki berbagai skill belajar yang sesuai sehingga saya bisa belajar secara efektif tetapi juga effisien dalam menggunakan daya dan waktu serta sumber lainnya.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">ii. T, Tempo – Time management</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Selain skill belajar, skill penting yang juga perlu Anda kuasai untuk menangani stress adalah manajemen waktu, untuk keperluan tersebut mahasiswa perlu memiliki paradigma waktu yang tepat.<br /><br /></span><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">iii. R, Rehat ~ Rest ~ istirahat</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Tubuh kita ‘by default’ memerlukan jedah, istirahat. Kita perlu belajar bagaimana ‘speeding up’, tetapi juga arif dan terampil untuk ‘slowing down’. Bila kita tidak memiliki keterampilan istirahat, leisure, santai ( bukan leha-leha) maka besar kemungkinan kita mengalami stress.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><span style="font-style: italic;">iv. E, Eating & Exercise – Makan dan Olah raga Kebugaran</span></span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Tubuh kita membutuhkan asupan yang seimbang, tetapi juga ‘exercise’ yang memadai,agar bisa bugar, [ Bandingkan apabila kita mempergunakan suatu peralatan baru biasanya kita terlebih dalulu membaca buku manual yang disertakan oleh pabrik pencipta peralatan tersebut, Oleh karena itu sebetulnya perlu kita cermati asupan apa yang baik untuk tubuh ini, menurut manual dari Penciptanya.], </span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />v. S, Self-talk ~ percakapan kalbu</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Sejak kecil kita punya ‘perlengkapan’ berpkir yaitu percakapan kalbu, dimana kita biasa mendengar apa yang kaya hati atau hati nurani katakan kepada kita. Isi percakapan itu bisa positif, membuat kita optimist, tetapi seringkali juga negative, membuat kita tertekan-stress. Kita masih perlu lebih mengembangkan arah percakapan dari kita kepada hati nurani ataupun kata hati kita, sehingga terjadi percakapan timbal-balik antara kita dengan diri kita. Dalam hal menangani stress, kita perlu bisa secara sadar meng-ganti isi percakapan yang tidak mendukung dengan kalimat yang bisa mendukung kita. Langkah ini biasa disebut percakapan kalbu: ‘stop~ganti’ yang bisa kita latihkan di diri kita.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><span style="font-style: italic;">vi. S, Social support ~ jaringan pendukung,</span></span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Manusia adalah makhluk social, jadi pada hakikatnya tidak tahan sendirian, butuh perasaan tidak sendiri, tetapi punya sejumlah orang yang saling peduli, yang akan merasa kehilangan manakala lama tidak saling bertemu atau berkomunikasi. Dalam keadaan stress sebaiknya kita berusaha bertemu dengan teman, sehingga paling tidak kita tetap punya penghayatan tidak sendirian yang sungguh mencekam. Itulah sebabnya dianjurkan kepada mahasiswa untuk membangun dan merawat jaringan supporifnya sehingga bisa saling mendukung di saat diperlukan. </span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /> </span><br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">DAFTAR PUSTAKA</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Gunarya A. Manajemen Stress. TOT Basic Study Skill tahun 2008. Available from :http://www.unhas.ac.id/maba/bss2009/manajemen%20diri/Modul%20MD08-Manajemen%20Stress.pdf. diakses tanggal 16 September 2010</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Riza M. Hubungan Pengetahuan ,Sikap dan Tindakan Keluarga dengan Gangguan Stress pada Pasien Gangguan Jiwa di Poli RS dr. Ernaldi Bahar Palembang Tahun 2008. Available from : http://www.balitbangdasumsel.net/data/download/20100414130151.pdf . diakses tanggal 16 September 2010</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Sari N. Stress Kerja. Available from : http://www.damandiri.or.id/file/novitasariadbab2.pdf . diakses tanggal 16 September 2010</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Surbakti EP. Stress dan Koping Lansia pada Masa Pensiun di Kelurahan Pardomuan Kec. Siantar Timur Kotamadya Pematangsiantar tahun 2008. Available from : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14286/1/09E01612.pdf . diakses tanggal 16 September 2010</span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Danial. Apa itu Stress ? Available from : http://drdanial.faithweb.com/kaunseling.htm . diakses tanggal 16 September 2010 </span><br /><span style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;"><br />Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-79817028039334271682010-08-26T22:22:00.000-07:002011-02-07T16:16:08.883-08:00ABORTUS HABITUALIS<span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Pendahuluan</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Saat ini abortus masih merupakan masalah kontroversi di masyarakat Indonesia, Namun terlepas dari kontorversi tersebut, abortus merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Namun sebenarnya abortus juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis (Gunawan, 2000). Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi abortus sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat.</span><br /><br /><a name='more'></a><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Definisi</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Abortus adalah suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Istilah abortus digunakan untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Pernah dilaporkan bayi dilahirkan dapat hidup diluar kandungan dengan berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi jarang bayi dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat terus hidup, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai 500 gram atau kurang dari 20 minggu.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian mudigah. Abortus biasanya ditandai dengan terjadinya perdarahan pada ibu yang sedang hamil. Dengan adanya USG, sekarang dapat diketahui bahwa abortus dapat dibedakan menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah abortus karena kegagalan perkembangan janin dimana gambaran USG menunjukkan kantong kehamilan yang kosong, sedangkan jenis yang kedua adalah abortus karena kematian janin,</span><span style="font-family:trebuchet ms;"> di mana janin tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti denyut jantung atau pergerakan yang sesuai dengan usia kehamilan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Menurut kejadiannya, abortus dapat dibagi menjadi abortus spontan dan abortus provokatus. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Abortus yang terjadi tanpa obat-obatan atau secara otomatis mengosongkan uterus. Secara luas dikenal dengan istilah keguguran. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Abortus provokatus (induksi abortus) adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang oleh hukum atau dilakukan oleh orang yang tdak berwenang </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Seorang wanita dikatakan menderita abortus habitualis, apabila wanita tersebut mengalami abortus 3 kali atau lebih secara berturut - turut atau terus menerus tanpa tenggang waktu. Wanita yang mengalami peristiwa tersebut, umumnya tidak mendapat kesulitan menjadi hamil, akan tetapi kehamilannya tidak akan bertahan lama atau tidak akan berlangsung terus tetapi akan berhenti sebelum waktunya dengan kata lain akan mengalami abortus (keguguran). Biasanya kejadian abortus ini terjadi pada trimester pertama, tetapi kadang-kadang pada kehamilan lebih tua.</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Etiologi</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Abortus habitualis diduga disebabkan oleh beberapa hal yang kemungkinan besar sangat berpengaruh, diantaranya adalah :</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Faktor Janin</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Kelainan pada zigot</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kelainan genetik pada suami istri (kromosom yang dibawa oleh kedua pasangan) diduga menyebabkan keguguran.6,8,10 Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa sehingga </span><span style="font-family:trebuchet ms;">janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan kromosom (trisomi dan polyploidi).</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi trofoblas). </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Endarteritis dapat terjadi dalam villikorealis dan menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Faktor Maternal</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Kelainan anatomi pada rahim</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kelainan anatomi pada uterus perlu dibedakan antara kelainan bawaan yang diderita ibu ataupun kelainan yang didapat oleh karena adanya penyakit dalam rahim. Misalnya terdapat mioma uteri yang menyebabkan tidak ada ruang yang cukup untuk berkembangnya hasil konsepsi di dalam rahim sehingga terjadi keguguran, terutama pada trimester kedua kehamilan. Abnormalitas uterus yang mengakibatkan kelainan kavum uteri atau adanya halangan terhadap pertumbuhan dan pembesaran uterus, misalnya fibroid, malformasi kongenital, prolaps atau retroversio uteri. Kelainan uterus diantaranya : hipoplasia uterus, mioma (terutama submukosa), serviks inkompeten. Serviks inkompeten ditandai oleh pembukaan serviks tanpa nyeri pada trimester kedua, atau mungkin awal trimester ketiga, disertai prolaps atau menggembungnya selaput ketuban ke dalam vagina, diikuti oleh pecahnya selaput ketuban dan ekspulsi janin immatur. Apabila tidak diterapi secara efektif, rangkaian ini akan berulang setiap kehamilan.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Gangguan fungsi rahim (endometrium)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Malfungsi endometrium dapat mengganggu implantasi atau mengganggu bakal janin dalam pertumbuhan. Diduga ini dipengaruhi oleh : kelainan hormonal, gangguan nutrisi ibu, penyakit infeksi yang </span><span style="font-family:trebuchet ms;">diderita ibu (toxo, rubella), kelainan imunologi dan faktor psikologi.8,10 Bila lingkungan di endometrium disekitar tempat implantasi kurang sempurna menyebabkan pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Gangguan Hormonal</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ibu yang berisiko mengalami keguguran berulang adalah ibu yang memiliki gangguan hormonal. Misalnya gangguan hormonal kelenjar gondok. Gangguan pada kelenjar gondok ini disebut hipertiroidisme bila kadar tiroidnya terlalu tinggi, atau disebut hipotiroidisme bila kadar tiroidnya sangat rendah. Kelainan ini dapat menimbulkan gangguan metabolisme, suatu gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin dan menimbulkan keguguran karena terganggunya hormon progesteron.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab terjadinya abortus pada usia kehamilan 10-12 minggu, yaitu saat plasenta mengambil alih fungsi korpus luteum dalam produksi hormon.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Karena ACA (anticardiolipin antibody)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Sekitar 60% ibu yang memiliki kelainan antibodi atau auto antibodi, berisiko mengalami keguguran berulang. Kelainan ini disebut dengan APS (antiphospholipid syndrome). Ini merupakan kelainan di dalam sistem kekebalan tubuh. Yaitu terbentuknya antibodi-antibodi yang tidak normal, seperti ACA (anticardiolipin antibody). Penderita dengan ACA inilah yang disebut penderita APS. Ibu yang menderita APS dapat mengalami keguguran. Antibodinya yang abnormal, mengakibatkan pembekuan sirkulasi darah. Jika ACA terbawa sampai ke dalam rahim, mengakibatkan pengentalan darah bahkan pembekuan darah dalam plasenta. Jika darah membeku, terjadilah sumbatan jalan </span><span style="font-family:trebuchet ms;">darah ke plasenta sehingga oksigen dan nutrisi sama sekali tak terkirim. Akibatnya janin tak mendapat makanan yang dibutuhkannya, dan berujung pada kematian janin. Bila janin rusak secara otomatis janin akan dikeluarkan oleh tubuh.Keguguran bisa terjadi pada akhir trimester pertama atau pada trimester kedua. </span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Gaya hidup, seperti merokok dan alkoholisme.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Penelitian epidemiologi mengenai merokok tembakau dan abortus spontan menemukan bahwa merokok tembakau dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya abortus spontan. Namun, hubungan antara merokok dan abortus spontan tergantung pada faktor-faktor lain termasuk konsumsi alkohol, perjalanan reproduksi, waktu gestasi untuk abortus spontan, kariotipe fetal, dan status sosioekonomi.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Faktor imunologis</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ketidakcocokan (inkompatibilitas) sistem HLA (Human Leukocyte Antigen) mempunyai peranan sebagai faktor penting dalam kematian janin berulang. Dua model patofisiologis utama yang berkembang adalah teori autoimun (imunitas teradap tubuh sendiri) dan teori aloimun (imunitas terhadap orang lain)</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Patofisiologi</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang kemudian diikuti dengan perdarahan di dalam desidua basalis, lalu terjadi perubahan-perubahan nekrotik pada daerah implantasi, infiltrasi sel sel peradangan akut, dan akhirnya perdarahan pervaginam. Hasil konsepsi terlepas seluruhnya atau sebagian yang diinterpretasikan sebagai benda asing dalam rongga rahim. Hal ini menyebabkan kontraksi rahim dimulai, dan segera setelah itu terjadi pendorongan keluar rongga rahim(ekspulsi). Seringkali fetus tak Nampak dan ini disebut ‘blighted ovum’ yang juga merupakan salah satu penyebab dilakukannya kuretase (International Federation of Gynecology and Obsetric, 2000).</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Perlu ditekankan bahwa pada abortus spontan, kematian embrio biasanya terjadi paling lama 2 minggu sebelum perdarahan. Oleh karena itu, pengobatan untuk mempertahankan janin tidak layak jika telah terjadi perdarahan banyak karena abortus tidak dapat dihindari. Sebelum minggu ke 10, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan dengan lengkap. Hal ini disebabkan sebelum minggu ke 10 vili korealis belum melekat dengan erat kedalam desidua hingga telur mudah lepas keseluruhannya. Antara minggu ke 10-12 korion tumbuh dengan cepat dan hubungan vili korialis dengan desidua makin erat sehingga mulai saat tersebut sering terdapat sisa-sisa korion (plasenta) tertinggal jika terjadi abortus</span>.<br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam, sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (blighted ovum) janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Manifestasi Klinis</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Terjadi abortus spontan secara berulang dan berturut-turut sekurang -kurangnya 3 kali .<br /><br />Gejala terjadinya abortus adalah sebagai berikut : </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Rasa nyeri atau kram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Pemeriksaan ginekologi : </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam, ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium uteri, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium uteri. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Periksa dalam vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Pemeriksaan Penunjang </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus </span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup </span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion.</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Diagnosis </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pada umumnya, diagnosis abortus ditegakkan berdasarkan :</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Anamnesis : </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Diagnosis abortus habitualis tidak sukar ditentukan dengan anamnesis. Gejalanya seperti abortus imminens yang kemudian menghilang secara spontan disertai kehamilan menghilang, mamma agak mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan negatif.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Adanya perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidak gejala / keluhan lain, cari faktor risiko / predisposisi. Riwayat penyakit umum dan riwayat obstetri / ginekologi. Wanita usia reproduktif dengan perdarahan pervaginam abnormal harus selalu dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pemeriksaan fisis umum</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Periksa keadaan umum dan tanda vital secara sistematik. Jika keadaan umum buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pemeriksaan Ginekologi </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Jika memungkinkan, cari sumber perdarahan : apakah dari dinding vagina, atau dari jaringan serviks, atau darah mengalir keluar dari ostium. Pemeriksan dalam vagina dilakukan untuk menentukan besar dan letak uterus. Adneksa dan parametrium diperiksa, ada tidaknya massa atau tanda akut lainnya.</span><br /><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Laboratorium</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Jika diperlukan, ambil darah / cairan / jaringan untuk pemeriksaan penunjang (ambil sediaan sebelum pemeriksaan dalam vagina).</span><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" > Pemeriksaan Penunjang</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dengan USG dapat diketahui apakah janin sudah mati dan besarnya sesuai dengan usia kehamilan. Dengan human chorionic gonadotropin (hCG) test bisa diketahui kemungkinan kehamilan. Khususnya diagnosis abortus habitualis karena inkompetensi serviks menunjukkan gambaran klinik yang khas, yaitu dalam kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai nyeri perut bawah, ketuban menonjol dan pada suatu saat pecah. Kemudian timbul nyeri perut bawah yang selanjutnya diikuti oleh pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal. Apabila penderita datang dalam triwulan pertama maka gambaran klinik tersebut dapat diikuti dengan melakukan pemeriksaan dalam vagina tiap minggu. Penderita tidak jarang mengeluh bahwa ia mengeluarkan banyak lendir dari vagina. Diluar kehamilan penentuan serviks inkompeten dilakukan dengan histerosalpingografi dimana ostium internum uteri melebar lebih dari 8 mm.</span><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Penatalaksanaan</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Penyebab abortus habitualis untuk sebagian besar tidak diketahui. Oleh karena itu, penanganannya terdiri atas: memperbaiki keadaan umum, pemberian makanan yang sempurna, anjuran istirahat cukup banyak, larangan koitus dan olah raga. Terapi dengan hormon progesteron, vitamin, hormon tiroid, dan lainnya mungkin hanya mempunyai pengaruh psikologis.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Risiko perdarahan pervaginam yang hebat maka perlu diperhatikan adanya tanda-tanda syok dan hemodinamik yang tidak stabil serta tanda-tanda vital. Jika pasien hipotensi, diberikan secara intravena-bolus salin normal (NS) untuk stabilisasi hemodinamik, memberikan oksigen, dan mengirim jaringan yang ada, ke rumah sakit untuk diperiksa.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pada serviks inkompeten, apabila penderita telah hamil maka operasi untuk menguatkan ostium uteri internum sebaiknya dilakukan pada kehamilan 12 minggu. Dasar operasi ialah memperkuat jaringan serviks yang lemah dengan melingkari daerah ostium uteri internum dengan benang sutra atau dakron yang tebal. Bila terjadi gejala dan tanda abortus insipien, maka benang harus segera diputuskan, agar pengeluaran janin tidak terhalang.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tindakan untuk mengatasi inkompetensi serviks yaitu dengan penjahitan mulut rahim yang dikenal dengan teknik Shirodkar Suture atau dikenal juga dengan cervical cerclage atau pengikatan mulut lahir. Cara ini bisa menghindari ancaman janin lahir prematur. Faktor keberhasilannya hingga 85 - 90 persen. Tindakan ini biasanya dilakukan sebelum kehamilan mencapai usia 20 minggu dengan mengikat mulut rahim agar tertutup kembali sampai masa kehamilan berakhir dan janin siap untuk dilahirkan .Tindakan pengikatan mulut rahim dilakukan dengan pembiusan lokal dan menggunakan benang berdiameter 0,5 cm, yang bersifat tidak dapat diserap oleh tubuh. Jahitan ini akan dilepas pada saat kehamilan mencapai usia 36-37 minggu, atau saat bayi sudah siap dilahirkan. Agar tindakan pengikatan berfungsi optimal. Pasien tidak boleh berhubungan seksual dengan pasangan selama 1-2 minggu sampai ikatan cukup stabil. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pengikatan ini umumnya akan dibuka setelah kehamilan mencapai 37 minggu, kehamilan cukup bulan sekitar 7 bulan, atau bila ada tanda-tanda melahirkan.</span><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Komplikasi </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Komplikasi abortus habitualis adalah sebagai berikut :</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Perdarahan<br /><br /></span><span style="font-family:trebuchet ms;">Penyebab kematian kedua yang paling penting adalah perdarahan. Perdarahan dapat disebabkan oleh abortus yang tidak lengkap atau cedera organ panggul atau usus. Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian biasanya disebabkan oleh tidak tersedianya darah atau fasilitas transfusi rumah sakit serta keterlambatan pertolongan yang diberikan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Infeksi, </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas pada desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme yang paling sering mengakibatkan infeksi paska abortus adalah E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Sepsis</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">• Syok<br /><br /></span><span style="font-family:trebuchet ms;">Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat.</span><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Prognosis</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Prognosis tergantung pada etiologi dari abortus spontan sebelumnya, umur pasien, dan umur kehamilan. Koreksi kelainan endokrin pada wanita dengan abortus habitualis memiliki prognosis yang baik untuk terjadinya kehamilan yang sukses (> 90%). Pada wanita dengan etiologi tidak diketahui, kemungkinan mencapai kehamilan yang sukses adalah 40-80%. Angka kelahiran hidup setelah rekaman denyut jantung janin pada 5-6 minggu usia kehamilan pada wanita dengan abortus habitualis disebutkan sekitar 77%. Ketika USG panggul transvaginal menunjukkan embrio paling sedikit 8 minggu diperkirakan usia kehamilan (EGA) dan aktivitas jantung, laju keguguran untuk pasien yang lebih muda dari 35 tahun adalah 3-5% dan untuk mereka yang di atas 35 tahun, sebanyak 8%. Prognosis yang kurang baik bila pada pemeriksaan USG didapatkan tingkat aktivitas jantung janin kurang dari dari 90 kali per menit, suatu kantung kehamilan berbentuk atau berukuran tidak normal, dan perdarahan subchorionic yang hebat. Tingkat keguguran secara keseluruhan untuk pasien di atas 35 tahun adalah 14% dan untuk pasien yang berumur di bawah 35 tahun adalah 7%.</span><br /><span style="font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-75612313830843402892010-08-25T22:01:00.000-07:002010-08-25T22:09:02.752-07:00ASI dan Susu Formula<span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br /><br /><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">Air Susu Ibu (ASI)</span> adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna bagi makanan bayi.<br />Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan/disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama setelah persalinan. komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi sering defekasi dan feses berwarna hitam. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 56 kal/100ml kolostrum dan pada hari pertama bayi memerlukan 20-30 cc. Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan kandungan protein dalam susu matur.<br /><a name='more'></a><br />Aspek Gizi<br /> a. Manfaat kolostrum :<br />1. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.<br />2. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.<br />3. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.<br />4. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.<br /><br /> b. Komposisi :<br />1. ASI mudah dicerna, selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.<br />2. ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.<br />3. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung Whey yang lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey:Caasein adalah 20:80, sehingga tidak mudah diserap.<br /> <br />c. Komposisi Taurin, DHA, dan AA pada ASI<br />1. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmiter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat pada terjadinya gangguan pada retina mata.<br />2. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polysaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukkan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Diamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (prekursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).<br /><br />Aspek Imunologik<br /> 1. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas dari kontaminasi.<br />2. Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapan melumpuhkan bakteri patogen E. Coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan.<br />3.Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran cerna.<br />4.Lysosim, Enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.<br />5.Sel darah putih pada ASI dalam 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari tiga macam yaitu : Bronchus-Associated Lynphocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Associated Lymphocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Associated Lymphocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.<br />6.Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.<br /><br />Pemberian ASI Eksklusi<br /> Air susu ibu (ASI) Eksklusif adalah ASI yang diberikan sejak bayi baru lahir sampai dengan usia enam bulan, tanpa dicampur dengan makanan atau cairan lain walau air putih sekalipun dengan pengecualian pemberian vitamin, mineral, atau obat dalam bentuk tetes atau sirup.<br /> Pada Tahun 2001, WHO merevisi rekomendasi global mengenai ASI. Isi dari revisi tersebut adalah pemberian ASI pada bayi harus dilakukan sesegera mungkin yaitu dianjurkan dalam satu jam setelah bayi lahir. Selain itu ibu dianjurkan memberi ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan, dimana rekomendasi sebelumnya ASI eksklusif hanya sampai 4 bulan.<br /> Untuk memungkinkan ibu tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, maka WHO dan UNICEF merekomendasikan :<br />1. ASI inisiasi dalam 1 jam pertama kehidupan<br />2. ASI eksklusif yaitu bayi hanya meminum ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan, bahkan air sekalipun.<br />3. ASI sesuai dengan kebutuhan, yaitu sesering yang bayi inginkan, siang atau malam.<br />4. Tanpa penggunaan botol atau dot.<br /><br />Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan tersebut didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru-paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kehamilan.<br />Rekomendasi pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan tampaknya masih terlalu sulit untuk dilaksanakan. Berbagai kendala yang menghambat pemberian ASI, adalah :<br />1. Perilaku menyusui yang kurang mendukung misalnya membuang kolostrum karena dianggap tidak bersih dan kotor.<br />2. Pemberian makanan/minuman sebelum ASI keluar.<br />3. Kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya.<br />4. Ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin, yang menyebabkan penggunaan susu botol/susu formula secara dini, sehingga menggeser/menggantikan kedudukan ASI. Hal ini diperberat lagi dengan adanya kecenderungan meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997 jumlah pekerja wanita adalah 34,33 juta jiwa dengan angka pertumbuhan sebesar 4,76% (1998), sementara angka pertumbuhan pekerja pria pada tahun yang sama adlaah 2,70%.<br />5. Gencarnya promosi susu formula, baik melalui petugas kesehatan maupun melalui mass media, bahkan dewasa ini secara langsung ke ibu-ibu.<br />6. Sikap petugas kesehatan yang mendukung tercapainya keberhasilan program PP-ASI (Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu).<br /><br /><br />Pengaruh Susu Formula<br /> Dewasa ini promosi susu formula sangat marak, baik melalui media elektronik maupun media cetak. Secara tidak langsung hal ini mempengaruhi pola pemberian ASI di masyarakat.<br /> Promosi besar-besaran susu formula membuat banyak ibu yang tergoda untuk memberikan susu formula pada bayinya. Ada anggapan yang keliru bahwa susu formula dapat menggantikan ASI, namun kenyataanya tidak demikian, dimana ASI tidak dapat tergantikan oleh susu formula sehebat atau semaha apapun.<br /><br />Cara Penyimpanan ASI<br /> a. Persiapan dasar untuk penyimpanan ASI<br />- Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya terjadi di pagi hari.<br />- Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan menjadi sulit dibersihkan.<br />- Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk. Di tempat kerja, mungkin bisa di meeting room yg kosong, toilet, dan lain-lain.<br />- Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air<br />Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya: susu, juice, decaffeinated tea/coffee, atau sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara.<br />- Usahakan untuk relax, kalau bisa dengan kaki yg diangkat.<br />- Kompres payudara kira-kira 5-10 menit, atau mandi air hangat sambil memijat payudara membantu agar air susu dapat keluar dengan lancar.<br />- Bila masih kesulitan bisa meminta oxytocin pada dokter<br /><br />b. Lama Penyimpanan ASI yang telah diperah<br /> - Jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih dari 4 jam.<br />- Namun, jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam.<br />Namun, perlu diingat suhu ruangan tersebut harus stabil. Misalnya ruangan ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di dalamnya.<br />- Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan sampai delapan hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain yg ada di lemari es.<br />- Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3 x 24 jam.<br />- Ibu juga dapat membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.<br />- ASI hasil pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Namun jangan menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer, karena bagian ini yang mengalami perubahan dan variasi suhu udara terbesar.<br />Jika Ibu kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yang terpisah atau deep freezer yang umumnya memiliki suhu lebih rendah dari freezer biasa, maka ASI hasil pompa/perasan bahkan dapat disimpan sampai dengan enam bulan di dalamnya.<br /><br />c. Cara Menyimpan ASI hasil pompaan dan perasan<br /> - Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu.<br /> - Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau kaca.<br />- Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak meleleh jika direndam dalam air panas).<br />- Jangan pakai botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas.<br />- Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas.<br />- Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot. Karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara.<br />- Jika dalam satu hari Ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja Asi itu digabungkan dalam botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat botol disimpan stabil, antara 0 s/d 15 derajat Celcius.<br />- Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama s/d terakhir tidak lebih dari 24 jam.<br /><br />d. Cara memberikan ASI yang telah didinginkan<br />- Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran.<br />- Atau merendam botol di dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas atau bukan mendidih.<br />- Jangan sekali-sekali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya, kecuali yang memang didesain untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI.<br />- Ibu tentunya mengetahui berapa banyak bayi Ibu biasanya sekali meminum ASI. Sesuaikanlah jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan tersebut. Misalnya dalam satu botol Ibu menyimpan sebanyak 180 cc ASI tetapi bayi Ibu biasanya hanya meminum 80 cc, jangan langsung dipanaskan semua.<br /><br />e. Indikator ASI Basi<br />- Sebenarnya jika Ibu mengikuti pedoman pemompaan/pemerasan ASI dan penyimpanan yang baik, ASI tidak akan mungkin basi. Terkadang memang setelah disimpan atau didinginkan akan terjadi perubahan warna dan rasa, tapi itu tidak menandakan bahwa ASI sudah basi. Asalkan Ibu berada dalam keadaan bersih ketika memompa atau memeras, menyimpan ASI dalam botol yang steril dan tertutup rapat, dalam jangka waktu tepat dan saat memanaskan juga mengikuti petunjuk, ASI akan terjaga dalam kondisi yang baik.<br />- Dibandingkan susu formula, ASI lebih tahan lama. Pada saat berinteraksi dengan udara luar, biasanya yang terjadi bukan pembusukan ASI tetapi lebih merupakan berkurangnya khasiat ASI, terutama zat yang membantu pembentukan daya imun bayi.<br /><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-54003841297599280912010-08-21T16:37:00.000-07:002010-08-21T16:37:00.103-07:00Hubungan Sindom Koroner Akut (SKA) Dengan Obesitas<span style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br /><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh >19% pada laki-laki dan > 21% pada perempuan. Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi, DM dan hipertrigliserdemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol. Risiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal. Obesitas akan mengakibatkan terjadinya peningkatan volume darah sekitar 10 - 20 %, bahkan sebagian ahli menyatakan dapat mencapai 30 %. Hal ini tentu merupakan beban tambahan bagi jantung, otot jantung akan mengalami perubahan struktur berupa hipertropi atau hiperplasi yang keduanya dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pompa jantung atau lazim disebut sebagai gagal jantung atau lemah jantung, dimana penderita akan merasakan lekas capai, sesak napas bila melakukan aktifitas ringan, sedang, ataupun berat (tergantung dari derajat lemah jantung). <a name='more'></a> </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Obesitas dapat mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner melalui berbagai cara, yaitu :</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">1. Obesitas mengakibatkan terjadinya perubahan lipid darah, yaitu peninggian kadar kolesterol darah, kadar LDL-kolesterol meningkat (kolesterol jahat, yaitu zat yang mempercepat penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah), penurunan kadar HDL-kolesterol (kolesterol baik, yaitu zat yang mencegah terjadinya penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> 2.Obesitas mengakibatkan terjadinya hipertensi (akibat penambahan volume darah, peningkatan kadar renin, peningkatan kadar aldosteron dan insulin, meningkatnya tahanan pembuluh darah sistemik, serta terdapatnya penekanan mekanis oleh lemak pada dinding pembuluh darah tepi).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">3. Obesitas juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan toleransi glukosa ataupun kencing manis. Menurut Westlund dan Nicholay Sen, obesitas sedang akan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner 10 kali lipat, bahkan jika berat badan lebih besar 45 % dari berat badan standar, maka resiko terjadinya penyakit kencing manis akan meningkat menjadi 30 kali lipat. </span><br /><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> Menurut hasil penelitian Skandinavia (Scandinavian study), bahwa obesitas akan mengakibatkan terjadinya peningkatan faktor-faktor pembekuan darah, sebagaimana diketahui bahwa faktor pembekuan darah merupakan faktor resiko untuk terjadinya serangan jantung dan stroke. Obesitas akan meningkatkan resiko stroke 20 % dan resiko serangan jantung sebesar 8 kali lipat dibanding mereka yang bukan obesitas. Jika berat badan naik 20 % maka angka kematian meningkat 20 % pada pria dan 10 % pada wanita.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Sebaliknya menurut studi Framingham, penurunan berat badan akan memperpanjang usia dan dengan penurunan berat badan sampai 10 % akan menurunkan insiden penyakit jantung koroner 20 %. Obesitas pada masa kanak-kanak biasanya akan mempunyai efek atau pengaruh yang lebih buruk terhadap jantung dibanding jika obesitas didapat setelah usia dewasa. Hal ini disebabkan oleh karena : efek samping obesitas ditentukan oleh berat dan lamanya obesitas. Kerusakan atau kelainan otot jantung akibat obesitas sering disebut sebagai penyakit otot jantung obesitas (obesity heart muscle disease) atau kardiomiopati.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-62488196436206179582010-08-21T04:29:00.000-07:002010-08-21T04:35:57.936-07:00Hubungan Sindom Koroner Akut (SKA) Dengan Dislipidemia<span style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi utama dari lipid adalah kenaikan kadar kolesterol total, Low Density lipoprotein (LDL), trigliserida dan penurunan High Density lipoprotein (HDL). Adult Treatment Panel (ATP) III memberi batasan dislipidemia aterogenik adalah peningkatan trigliserida, small dense LDL dan penurunan HDL. </span><br /><a name='more'></a><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol jahat dan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol baik. LDL membawa kolesterol dari hati ke sel, dan HDL berperan membawa kolesterol dari sel ke hati. Kadar kolesterol LDL yang tinggi akan memicu penimbunan kolesterol di sel, yang menyebabkan munculnya atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri) dan penimbunan plak di dinding pembuluh darah. Lipoprotein-a diperkirakan berperan pada atherogenesis dengan mentranspor molekul LDL dan mempengaruhi proliferasi sel otot polos vaskular, menghambat fibrinolisis, dan mempengaruhi fungsi platelet. Hal ini dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit akibat gangguan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner. Sedangkan HDL dapat mengangkut kolesterol dari jaringan tepi, termasuk plak atherosklerotik, untuk diedarkan kembali atau dibuang dalam bentuk asam empedu, proses tersebut disebut reverse cholesterol transport. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan plak atherosklerosis tidak hanya berkaitan dengan peningkatan kadar LDL, namun juga rendahnya HDL dan hipertrigliseridemia. </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Untuk mencegah kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah, upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meminimalisasi faktor risiko. Faktor risiko kolesterol dibagi dua,yakni faktor risiko yang bisa diubah dan tidak bisa diubah. Faktor risiko yang tidak bisa diubah antara lain usia. Biasanya semakin bertambah usia, kadar kolesterol pun semakin tinggi. Selain itu, jenis kelamin juga merupakan salah satu faktor. Biasanya wanita memiliki risiko terkena kolesterol tinggi ketika masa menopause karena di masa ini kadar LDL dalam tubuh wanita cenderung meningkat. Faktor genetik juga bisa menjadi faktor risiko yang mempengaruhi tingginya kadar HDL atau LDL seseorang. </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Sementara itu, faktor risiko yang bisa diubah antara lain faktor gaya hidup, seperti obesitas, kandungan gizi pada makanan yang kurang diperhatikan saat dikonsumsi, kurang aktivitas yang bisa memicu naiknya kadar kolesterol, dan merokok. Semua faktor ini dapat membantu pembentukan penumpukan lemak pada dinding arteri. Untuk itu, pengecekan secara berkala terhadap kolesterol perlu dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol. Profil lemak pada umumnya diperiksa setelah subyek berpuasa 6-8 jam. Profil lemak yang normal adalah sebagai berikut: (1) kadar kolesterol darah dibawah 200 mg/ dl, (2) kadar kolesterol LDL dibawah 150 mg/dl, (3) kadar kolesterol HDL diatas 35 mg/dl, dan kadar trigliserida dibawah 200 mg/dl. Hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah rasio kolesterol LDL dan kolesterol HDL yang kurang dari 3,5. Kadar kolesterol HDL yang rendah seringkali dijumpai bersamaan dengan kadar trigliserida yang tinggi Jika kadar kolesterol total kurang dari 200 mg/dl, maka seseorang dikatakan berisiko rendah terhadap penyakit jantung. Sementara total kolesterol antara 200-239 mg/dl, maka dia berisiko terserang penyakit jantung, dan jika total kolesterol lebih dari 240 mg/dl, maka termasuk yang berisiko tinggi terhadap penyakit jantung.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Keberhasilan terapi penurunan kadar kolesterol darah akan menurunkan risiko penyakit jantung sebesar 60%. Perkembangan atherosclerosis dapat dihambat pada sebagian besar pasien yang menjalani terapi selama 2 tahun. Kadar kolesterol darah yang tidak terkendali akan meningkatkan risiko PJK. Pasien berusia 40 tahun-an yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi akan memiliki risiko sebesar 52% untuk mengalami serangan </span><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-51369186335700884942010-07-30T00:56:00.000-07:002010-07-30T01:09:25.755-07:00NEFROPATI DIABETIK<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a>
<br />
<br />
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">PENDAHULUAN</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> Nefropati diabetik merupakan salah satu komplikasi mikroangiopati diabetik pada ginjal, yang dapat berakhir pada penyakit ginjal kronik. Nefropati diabetik didefinisikan sebagai sindrom klinis pada pasien diabetes melitus yang ditandai dengan albuminuria menetap ( >300 mg/24 jam atau 200 µg/menit) pada minimal dua kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan.</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Beberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap terjadinya progresifitas penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia dan dislipidemia.</span><a name='more'></a>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> Di Amerika dan Eropa, nefropati diabetik merupakan penyebab utama gagal ginjal terminal. Penderita diabetes melitus mempunyai kecenderungan sebanyak 17 kali lebih mudah mengalami gagal ginjal dibandingkan populasi normal. Angka kejadian nefropati diabetik pada diabetes melitus tipe 1 dan 2 sebanding, tetapi insidens pada tipe 2 sering lebih besar daripada tipe 1. Di Indonesia sendiri mencatat bahwa diabetes melitus menjadi penyebab gagal ginjal kedua terbanyak, setelah glomerulonefritis, yang menjalani hemodialisis.</span>
<br />
<br />
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">PATOGENESIS</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> Hiperfiltrasi masih dianggap sebagai awal dari mekanisme patogenik dalam laju kerusakan ginjal. Pada saat jumlah nefron mengalami pengurangan yang berkelanjutan, filtrasi glomerulus dari nefron yang masih sehat akan meningkat sebagai bentuk kompensasi. Hiperfiltrasi yang terjadi pada sisa nefron yang sehat lambat laun akan menyebabkan sklerosis dari nefron tersebut.</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> Mekanisme terjadinya peningkatan laju filtrasi glomerulus pada nefropati diabetik ini masih belum jelas benar, tetapi kemungkinan disebabkan oleh dilatasi arteriol aferen oleh efek yang tergantung glukosa, yang diperantai hormon vasoaktif, Insulin-like Growth Factor 1 (IGF-1), Nitric Oxide, prostaglandin dan glukagon. Efek langsung dari hiperglikemia adalah rangsangan hipertrofi sel, sintesis matriks ekstraseluler, serta produksi Transforming Growth Factor β (TGF-β) yang diperantarai oleh aktivasi protein kinase-C yang memiliki fungsi pada vaskuler seperti kontraktilitas, aliran darah, proliferasi sel dan permeabilitas kapiler.</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Proses ini akan terus berlanjut sampai terjadi ekspansi mesangium dan pembentukan nodul serta fibrosis tubulointerstitialis.</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> Hipertrofi dari nefron-nefron yang masih sehat, lama kelamaan dapat menimbulkan kerusakan hal ini berhubungan dengan peningkatan tekanan intra glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal ini diduga terkait dengan aktivitas berbagai hormon vasoaktif, seperti angiotensin II dan endotelin. Diperkirakan bahwa hipertensi pada diabetes terutama disebabkan oleh spame arteriol eferen intrarenal dan intraglomerulus. Hipertensi yang timbul bersamaan dengan bertambahnya kerusakan ginjal, akan mendorong sklerosis pada ginjal pasien diabetes. Proses ini akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi neuron yang progresif. Secara histologis, gambaran utama yang tampak adalah penebalan membran basalis, ekspansi mesangium yang kemudian akan menimbulkan glomerulosklerosis noduler dan/atau difus (Kimmelstiel-Wilson), hyalinosis arteriolar aferen dan eferen, serta fibrosis tubulo-interstisial</span>
<br />
<br />
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">DIAGNOSIS</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> Diagnosis nefropati diabetik dimulai dari dikenalinya albuminuria pada pasien DM, baik tipe 1 maupun tipe 2.</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;"> Laju ekskresi albumin urin <30>300 mg/hari atau >200 µg/menit. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan 2-3 spesimen urin dalam 3-6 bulan. Jika 2 dari 3 tes positif ,maka diagnosis mikroalbuminuria dapat ditegakkan.</span>
<br />
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Mogensen membagi nefropati diabetik dibagi dalam 5 tahapan yaitu sebagai berikut : pada tahap pertama ginjal mengalami hipertropi hiperfungsi dengan laju ekskresi albumin normal, peningkatan laju filtrasi glomerulus, dan tekanan darah normal. Tahap kedua ginjal mengalami kelainan struktur dengan laju ekskresi albumin normal, peningkatan laju filtrasi glomerulus, dan tekanan darah normal atau tinggi. Tahap ketiga terjadi mikroalbuminuria persisten dengan laju ekskresi albumin 20-200 µg/menit, laju filtrasi glomerulus meningkat atau normal, dan tekanan darah tinggi. Pada tahap keempat makroalbuminuria proteinuria dengan laju ekskresi albumin >200 µg/menit, laju filtrasi glomerulus rendah, dan mengalami hipertensi. Tahap lima terjadi uremia dengan laju ekskresi albumin tinggi atau rendah, laju filtrasi glomerulus <10 ml/menit, dan tekanan darah tinggi. Pada saat diagnosis diabetes melitus ditegakkan, kemungkinan adanya penurunan fungsi ginjal juga harus diperiksa. Pemantauan yang dianjurkan oleh American Diabetes Association (ADA) adalah pemeriksaan terhadap adanya mikroalbuminuria, serta penentuan kreatinin serum dan klirens kreatinin
<br />
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">PENATALAKSANAAN </span>
<br />Penatalaksanaan CKD stage V ec. Nefropati diabetik :
<br />
<br />1. Pengendalian gula darah
<br />Dapat dilakukan dengan olahraga, diet dan obat anti diabetes. Pada pasien ini diberikan diet DM 1700 kal/hari. Pemberian insulin diberikan untuk mengendalikan kadar gula darah pasien. Pemberian anti diabetik oral tidak diberikan karena pasien telah mengalami komplikasi berupa gangguan ginjal. Akibat dari gangguan fungsi ginjal apabila obat oral diberikan tidak dapat diekskresikan, sehingga mengalami penumpukan akibatnya terjadi hipoglikemia
<br />
<br />2. Diet
<br />Diet protein 0,6 /KgBB/hari dimaksudkan untuk mengurangi sindrom uremik dan memperlambat penurunan GFR. Diet rendah garam dimaksudkan untuk mengurangi retensi natrium yang dapat mengakibatkan hipertensi dan edema. Diet rendah kalium dimaksudkan untuk mencegah terjadinya hiperkalemia yang dapat menimbulkan aritmia jantung yang fatal.
<br />
<br />3. Diuretik
<br /> Diuretik diberikan untuk mengurangi cairan akibat dari retensi Na dan air. Pemberian diuretik pada pasien ini dimaksudkan untuk mengurangi gejala sesak napas akibat edema paru . Diuretik yang diberikan furosemid 40 mg 1 tab/hari. Selain itu diuretik juga digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Target tekanan darah yang dianjurkan adalah <130/80
<br />
<br />4. Anti hipertensi
<br />Pemberian antihipertensi diperlukan untuk mengurangi tekanan darah pada pasien, karena hal ini dapat memperberat proses sklerosis glomerulus dan menambah beban jantung sehingga jantung bekerja lebih berat lagi dan akhirnya menimbulkan dekompensasi kordis. Anti hipertensi yang diberikan pada pasien ini awalnya methyldopa 250 mg 3x1, kemudian digantikan dengan amlodipine 5 mg 1x/hari. Amlodipine termasuk dalam golongan Ca antagonis non dihydropiridine, yang berfungsi sebagai venodilator vas eferen
<br />
<br />5. Statin
<br />Statin diberikan pada keadaan dislipidemia dengan target LDL kolestrol <100mg/dl pada pasien DM dan <70 mg/dl bila sudah ada kelainan kardiovaskular. Pada pasien ini diberikan simvastatin 10 gr, malam hari. 5. Terapi pengganti ginjal Terapi ini dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 5 yaitu pada LFG <15 ml/mnt. Terapi pengganti tersebut berupa hemodialisis, peritoneal dialisis atau transplantasi ginjal. Pada pasien ini sudah dianjurkan untuk melakukan hemodialisis, namun keluarga dan pasien menolak
<br />
<br /><span style="font-weight: bold;">
<br /></span></span><span style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold; font-family: trebuchet ms;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-34646763243972335072010-06-14T21:09:00.000-07:002010-06-14T21:09:00.108-07:00Malpraktek<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br />PENDAHULUAN<br /> Hubungan dokter dengan pasien merupakan hubungan terapeutik yang dalam hukum dikatakan suatu perjanjian melakukan jasa-jasa tertentu. Dengan adanya perjanjian ini dimaksudkan mendapatkan hasil dari tujuan tertentu yang diharapkan pasien. Status legal dari seorang dokter yang menjalankan profesinya dengan praktek merupakan masalah yang sangat kompleks. Jika ditinjau dari segi hukum medik, maka hubungan antara dokter dan pasiennya dapat dimasukkan dalam golongan kontrak. Suatu kontrak adalah pertemuan pikiran (meeting of minds) dari dua orang mengenai suatu hal (sollis). Pihak pertama mengikatkan diri untuk memberikan pelayanan sedangkan yang kedua menerima pemberian pelayanan. Dengan demikian maka sifat hubungannya mempunyai dua unsur: (1,2)<br /><ul><li>Adanya suatu persetujuan (consensual, agreement), atas dasar saling menyetujui dari pihak dokter dan pasien tentang pemberian pelayanan pengobatan.</li><li>Adanya suatu kepercayaan (fiduciary relationship), karena hubungan kontrak tersebut berdasarkan saling percaya mempercayai satu sama lain.</li></ul><br /><a name='more'></a><br />DEFINISI<br /> Malpraktek adalah praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau standar prosedur operasional. Untuk malpraktek dokter dapat dikenai hukum kriminal dan hukum sipil. Malpraktek kedokteran kini terdiri dari 4 hal : (1) Tanggung jawab kriminal, (2) Malpraktik secara etik, (3) Tanggung jawab sipil, dan (4) Tanggung jawab publik(5,9)<br /><br />Malpraktek secara Umum, seperti disebutkan di atas, teori tentang kelalaian melibatkan lima elemen : (1) tugas yang mestinya dikerjakan, (2) tugas yang dilalaikan, (3) kerugian yang ditimbulkan, (4) Penyebabnya, dan (5) Antisipasi yang dilakukan. (2,3)<br /><br />Pada saat tuntutan malpraktek diajukan, akan menjadi sebuah tugas bagi sang pemohon perkara (pasien maupun anggota keluarganya) untuk mencari sendiri bukti yang mendukung tuntutannya tersebut. Hal ini akan terus dilakukan oleh pemohon sampai perkara tersebut menjadi sebuah kasus yang prima fasie dengan bukti – bukti yang cukup dihadirkan di depan pengadilan dan di hadapan juri yang memungkinkan hakim memberikan putusan secara seksama berdasar bukti itu sendiri. Setelah bukti tersebut diajukan oleh pemohon, maka bukti yang dibawa pemohon tersebut akan dihadapkan kepada orang yang disangkakan. Tertuduh (dokter atau rumah sakit) lalu memberikan bukti – bukti yang menyanggah tuduhan yang dikenakan kepadanya. Sanggahan yang dikemukakan oleh tertuduh (dokter) terhadap kasusnya itu tidaklah cukup. Namun, terdapat sanggahan – sanggahan yang dapat diterima yang dapat membuatnya lepas dari tanggung jawabnya tersebut. Hal ini termasuk (1) resiko perawatan yang dilakukan telah diketahui oleh pemohon dan ia setuju untuk tetap melanjutkan perawatan (resiko diketahui dengan informed consent / surat tanda persetujuan tindakan), (2) Pemohon memiliki andil pada terjadinya luka atau sakitnya itu sendiri dengan tidak mematuhi instruksi dokter atau melanggar pantangan – pantangan yang ada, atau (3) Bahwa luka atau kerugian disebabkan oleh pihak ketiga dan bukan merupakan dampak dari instruksi yang diberikan dokter. Penegakkan diagnosis tanpa bantuan pemeriksaan penunjang yang tersedia dapat membawa kesalahan. Hal ini dianggap sebagai kelalaian dokter dalam melakukan sesuatu yang mestinya ia lakukan contohnya saat dokter lalai dalam menjalankan tugas yang akhirnya menyebabkan kerugian pada pasien. Hal ini merupakan dasar dan alasan yang penting dalam kaitan terhadap standar praktik kedokteran yang berlaku. Pengadilan akan memberikan pengertian terhadap hal tersebut. Kegagalan dalam menggunakan standar dan uji diagnostik yang tersedia pada kenyataannya merupakan sebuah praktik kedokteran yang substandar. Di lain pihak, penggunaan standar dan uji diagnostik yang berlebihan pada masa mendatang harus diwaspadai. Sebelum hal ini terjadi lebih lanjut, maka badan hukum mulai menyelidiki tagihan – tagihan yang diberikan rumah sakit, dokter dan penyedia layanan kesehatan lain dengan lebih seksama. Penyelidikan seksama diberikan terhadap prosedur – prosedur yang tidak dapat dibenarkan secara medis, namun dikerjakan secara hati – hati baik sehingga dapat membedakan hal tersebut dari tindakan yang melecehkan tanggung jawab medikolegal. Tagihan yang tidak lazim, pembayaran tagihan yang berlebihan dan persetujuan dokter – pasien yang tidak lazim dapat menjadi dasar bagi diusulkannya peraturan – peraturan yang lebih baik di masa depan. Nampaknya kelanjutan praktik kedokteran yang bersifat defensif akan segera menjadi bahan perdebatan dan diskusi yang menarik serta dapat dilakukan koreksi terhadap hal tersebut.(3) <br /> <br />Malpraktek Kriminal. Malpraktek kriminal terjadi ketika seorang dokter yang menangani sebuah kasus telah melanggar undang-undang hukum pidana. Malpraktik dianggap sebagai tindakan kriminal dan termasuk perbuatan yang dapat diancam hukuman. Hal ini dilakukan oleh Pemerintah untuk melindungi masyarakat secara umum. Perbuatan ini termasuk ketidakjujuran, kesalahan dalam rekam medis, penggunaan ilegal obat – obat narkotika, pelanggaran dalam sumpah dokter, perawatan yang lalai, dan tindakan pelecehan seksual pada pasien yang sakit secara mental maupun pasien yang dirawat di bangsal psikiatri atau pasien yang tidak sadar karena efek obat anestesi.Peraturan hukum mengenai tindak kriminal memang tidak memiliki batasan antara tenaga profesional dan anggota masyarakat lain. Jika perawatan dan tata laksana yang dilakukan dokter dianggap mengabaikan atau tidak bertanggung jawab, tidak baik, tidak dapat dipercaya dan keadaan - keadaan yang tidak menghargai nyawa dan keselamatan pasien maka hal itu pantas untuk menerima hukuman. Dan jika kematian menjadi akibat dari tindak malpraktik yang dilakukan, dokter tersebut dapat dikenakan tuduhan tindak kriminal pembunuhan. Tujuannya memiliki maksud yang baik namun secara tidak langsung hal ini menjadi berlebihan. Seorang dokter dilatih untuk membuat keputusan medis yang sesuai dan tidak boleh mengenyampingkan pendidikan dan latihan yang telah dilaluinya serta tidak boleh membuat keputusan yang tidak bertanggung jawab tanpa mempertimbangkan dampaknya. Ia juga tidak boleh melakukan tindakan buruk atau ilegal yang tidak bertanggung jawab dan tidak boleh mengabaikan tugas profesionalnya kepada pasien. Dia juga harus selalu peduli terhadap kesehatan pasien.(3,6)<br /><br />Criminal malpractice sebenarnya tidak banyak dijumpai. Misalnya melakukan pembedahan dengan niat membunuh pasiennya atau adanya dokter yang sengaja melakukan pembedahan pada pasiennya tanpa indikasi medik, (appendektomi, histerektomi dan sebagainya), yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, jadi semata-mata untuk mengeruk keuntungan pribadi. Memang dalam masyarakat yang menjadi materialistis, hedonistis dan konsumtif, dimana kalangan dokter turut terimbas, malpraktek diatas dapat meluas. (6,9)<br /><br />Civil Malpractice adalah tipe malpraktek dimana dokter karena pengobatannya dapat mengakibatkan pasien meninggal atau luka tetapi dalam waktu yang sama tidak melanggar hukum pidana. Sementara Negara tidak dapat menuntut secara pidana, tetapi pasien atau keluarganya dapat menggugat dokter secara perdata untuk mendapatkan uang sebagai ganti rugi. Tanggung jawab dokter tersebut tidak berkurang meskipun pasien tersebut kaya atau tidak mampu membayar. Misalnya seorang dokter yang menyebabkan pasien luka atau meningggal akibat pemakaian metode pengobatan yang sama sekali tidak benar dan berbahaya tetapi sulit dibuktikan pelangggaran pidananya, maka pasien atau keluarganya dapat menggugat perdata.(9)<br /> <br />Pada civil malpractice, tanggung gugat dapat bersifat individual atau korporasi. Dengan prinsip ini maka rumah sakit dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dilakukan oleh dokter-dokternya asalkan dapat dibuktikan bahwa tindakan dokter itu dalam rangka melaksanakan kewajiban rumah sakit.(9) <br /><br />Malpraktik secara Etik, Kombinasi antara interaksi profesional dan aktivitas tenaga pendukungnya serta hal yang sama akan mempengaruhi anggota komunitas profesional lain dan menjadi perhatian penting dalam lingkup etika medis. Panduan dan standar etika yang ada terkait dengan profesi yang dijalaninya itu sendiri. Panduan dan standar profesi tersebut mengarah pada terjadinya inklusi atau eksklusi orang – orang yang terlibat dalam profesi tersebut. Kelalaian dalam menjalani panduan dan standar etika yang ada secara umum tidak memiliki dampak terhadap dokter dalam hubungannya dengan pasien. Namun, hal ini akan mempengaruhi keputusan dokter dalam memberikan tata laksana yang baik. Hal tersebut dapat menghasilkan reaksi yang kontroversial dan menimbulkan kerugian baik kepada dokter, maupun kepada pasien karena dokter telah melalaikan standar etika yang ada. Tindakan tidak profesional yang dilakukan dengan mengabaikan standar etika yang ada umumnya hanya berurusan dengan komite disiplin dari profesi tersebut. Hukuman yang diberikan termasuk pelarangan tindakan praktik untuk sementara dan pada kasus yang tertentu dapat dilakukan tindakan pencabutan izin praktek.(3)<br /> <br />Menurut Hubert W. Smith tindakan malpraktek meliputi 4D, yaitu (a) duty, (b) adanya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas (dereliction), (c) penyimpangan akan mengakibatkan kerusakan (direct caution), (d) sang dokter akan menyebabkan kerusakan (damage). (2,9,10)<br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"><br />a. Duty (kewajiban)</span><br /> Tidak ada kelalaian jika tidak ada kewajiban untuk mengobati. Hal ini berarti bahwa harus ada hubungan hukum antara pasien dan dokter/rumah sakit. Dengan adanya hubungan hukum, maka implikasinya adalah bahwa sikap tindak dokter/perawat rumah sakit itu harus sesuai dengan standar pelayanan medik agar pasien jangan sampai menderita cedera karenanya.(2)<br />Dalam hubungan perjanjian dokter dengan pasien, dokter haruslah bertindak berdasarkan: (1)<br /><ul><li>Adanya indikasi medis </li><li>Bertindak secara hati-hati dan teliti</li><li>Bekerja sesuai standar profesi</li><li>Sudah ada informed consent.</li></ul>Keempat tindakan di atas adalah sesuai dengan Undang-Undang Praktek Kedokteran No. 29 tahun 2004 Bab IV tentang Penyelenggaraan Praktik Kedokteran, yang menyebutkan pada bagian kesatu pasal 36,37 dan 38 bahwa sorang dokter harus memiliki surat izin praktek, dan bagian kedua tentang pelaksanaan praktek yang diatur dalam pasal 39-43. Pada bagian ketiga menegaskan tentang pemberian pelayanan, dimana paragraf 1 membahas tentang standar pelayanan yang diatur dengan Peraturan Menteri. Standar Pelayanan adalah pedoman yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran. (6,10)<br /><br />Standar Profesi Kedokteran adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang dokter atau dokter gigi untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi. Standar profesi yang dimaksud adalah yang tercantum dalam KODEKI Pasal 2 dimana Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi, dimana tolak ukuran tertinggi adalah yang sesuai dengan perkembangan IPTEK Kedokteran, etika umum, etika kedokteran, hukum dan agama, sesuai tingkat/ jenjang pelayanan kesehatan dan situasi setempat.(9)<br /><br />Sesuai dengan Undang-Undang Praktek Kedokteran Pasal 45 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Sebelum memberikan persetujuan pasien harus diberi penjelasan yang lengkap akan tindakan yang akan dilakukan oleh dokter. Di mana penjelasan itu mencakup sekurang-kurangnya :<br /><ul><li>diagnosis dan tata cara tindakan medis;</li><li>tujuan tindakan medis yang dilakukan;</li><li>alternatif tindakan lain dan risikonya;</li><li>risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan</li><li>prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.</li></ul>Yang harus ditekankan lagi oleh seorang dokter adalah ketika dia menjalankan praktik kedokteran wajib untuk membuat rekam medis, yang sudah diatur dalam undang-undang parktek kedokteran pasal 46. Rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan dan harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.(6)<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">b. Dereliction of Duty (penyimpangan dari kewajiban)</span><br />Apabila sudah ada kewajiban (duty), maka sang dokter atau perawat rumah sakit harus bertindak sesuai dengan standar profesi yang berlaku. Jika seorang dokter melakukan penyimpangan dari apa yang seharusnya atau tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard profesinya, maka dokter tersebut dapat dipersalahkan. Bukti adanya suatu penyimpangan dapat diberikan melalui saksi ahli, catatan-catatan pada rekam medik, kesaksian perawat dan bukti-bukti lainnya. Apabila kesalahan atau kelalaian itu sedemikian jelasnya, sehingga tidak diperlukan kesaksian ahli lagi, maka hakim dapat menerapkan doktrin “ Res ipsa Loquitur”. Tolak ukur yang dipakai secara umum adalah sikap-tindak seorang dokter yang wajar dan setingkat didalam situasi dan keadaan yang sama.(2,6,8)<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">c. Direct Causation (penyebab langsung)</span><br /> Penyebab langsung yang dimaksudkan dimana suatu tindakan langsung yang terjadi, yang mengakibatkan kecacatan pada pasien akibat kealpaan seorang dokter pada diagnosis dan perawatan terhadap pasien. Secara hukum harus dapat dibuktikan secara medis yang menjadi bukti penyebab langsung terjadinya malpraktik dalam kasus manapun.(10)<br /> <br />Untuk berhasilnya suatu gugatan ganti-rugi berdasarkan malpraktek medik, maka harus ada hubungan kausal yang wajar antara sikap-tindak tergugat (dokter) dengan kerugian (damage) yang menjadi diderita oleh pasien sebagai akibatnya. Tindakan dokter itu harus merupakan penyebab langsung. Hanya atas dasar penyimpangan saja, belumlah cuklup untuk mengajukan tutunyutan ganti-kerugian. Kecuali jika sifat penyimpangan itu sedemikian tidak wajar sehingga sampai mencederai pasien. Namun apabila pasien tersebut sudah diperiksa oleh dokter secara edekuat, maka hanya atas dasar suatu kekeliruan dalam menegakkan diagnosis saja, tidaklah cukup kuat untuk meminta pertanggungjawaban hukumannya. (2) <br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">d. Damage (kerugian)</span><br /><br />Damage yang dimaksud adalah cedera atau kerugian yang diakibatkan kepada pasien. Walaupun seorang dokter atau rumah sakit dituduh telah berlaku lalai, tetapi jika tidak sampai menimbulkan luka/cedera/kerugian (damage, injury, harm) kepada pasien, maka ia tidak dapat dituntut ganti-kerugian. Istilah luka (injury) tidak saja dala bentuk fisik, namun kadangkala juga termasuk dalam arti ini gangguan mental yang hebat (mental anguish). Juga apabila tejadi pelanggaran terhadap hak privasi orang lain. (2)<br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-3558334219107712622010-06-12T21:01:00.000-07:002010-06-12T21:08:43.530-07:00Hubungan Dokter Pasien<div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br />PENDAHULUAN<br /><br />Hubungan dokter dengan pasien pada prinsipnya merupakan hubungan yang berdasarkan atas kepercayaan antara keduanya. Keberhasilan suatu pengobatan tergantung di antaranya pada seberapa besar kepercayaan pasien kepada dokternya. Hal inilah yang menyebabkan hubungan seorang pasien dengan dokternya kadang sulit tergantikan oleh dokter lain.Akan tetapi, hubungan ini dalam beberapa tahun terakhir ini telah berubah akibat makin menipisnya keharmonisan antara keduanya.<br /><br />Berubahnya pola hubungan dokter-pasien yang bersifat paternalistik menjadi hubungan kolegial atau kemitraan, membuat pasien makin kritis terhadap dokternya. Ketika terjadi suatu hasil pengobatan yang tidak diinginkan seperti penyakit makin parah, kecacatan atau kematian, maka pasien serta merta menganggap dokter dan rumah sakitnya lalai.<br /><br />Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya, dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan dokter (superior-inferior), sehingga takut bertanya dan bercerita atau hanya menjawab sesuai pertanyaan dokter saja.<br /><a name='more'></a><br />Tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien karena memang tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling percaya yang dilandasi keterbukaan, kejujuran dan pengertian akan kebutuhan, harapan, maupun kepentingan masing-masing. Dengan terbangunnya hubungan saling percaya, pasien akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi obat yang tepat bagi pasien.<br /><br />Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak superior-inferior) sangat diperlukan agar pasien mau/dapat menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas. Komunikasi efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah.<br /><br />TEORI HUBUNGAN DOKTER PASIEN<br /><br /> Teori hubungan dokter dengan pasien dapat dilukiskan dari aspek sifat antara lain:<br /><br /><span style="font-style: italic;">1. Bersifat religius</span><br /> Pada awal profesi kedokteran, dipercaya bahwa timbulnya penyakit berasal dari kemarahan dewa. Seorang yang sedang sakit melapor kepada sang pemimpin agama lalu dibuat upaya keagamaan utuk penyembuhan<br /><br /><span style="font-style: italic;">2. Bersifat paternalistis </span><br /> Pada perkembangan selanjutnya, muncul pembagian pekerjaan dimana orang – orang pandai pada masanya memiliki pemikiran tersendiri. Salah satunya adalah ada orang – orang yang mau menolong orang sakit. Orang tersebut boleh dikatakan dokter generasi pertama dan tidak lagi berhubungan dengan upacara keagamaan. Dokter zaman dahulu mempunyai murid dan menurunkan keahliannya kepada muridnya itu. Profesi kedokteran seperti ini dimulai pada abad ke -5 SM oleh Hipokrates di Yunani.<br /> <br />Karena pengajaran (pendidikan ) yang bersifat turun – temurun tersebut, para dokter kuno merupakan golongan yang tertutup bagi komunitas terbatas yang menguasai ilmu pengobatan ilmu kedokteran kuno tersebut. Masyarakat atau orang awam sangat tidak memahami proses pengobatan. Akhirnya timbul suatu hubungan yang berat sebelah dan pasien sangat tergantung pada dokter. Para dokter kuno selain berpendidikan juga mengaku sebagai keturunan dewa. Hubungan ini disebut hubungan paternalistis. Dokter mengobati dengan memberi perintah yang harus dituruti oleh pasien hubungan modrl ini berlangsung sejak abad ke-5 SM sampai zaman modern sebelum teknologi informasi berkembang.(2)<br /> <br />Ilmu kedokteran sejak zaman Hipokrates hingga sekarang disebut juga seni kedokteran ( medicine is a science and art ). Dokter zaman kuno menerima imbalan sebagai tanda kehormatan, karena itu imbalan tersebut disebut honorarium (honor = hormat ). Seiring dengan perkembangan teknologi kedoteran dan teknologi informasi, terjadilah perubahan dalam hubungan kedokteran. Teknologi kedokteran dan informasi memberikan dampak positif seperti diagnosa dan terapi yang tepat, selain juga damak negatif seperti tingginya biaya pengobatan. Selain itu, akibat lain dari modernisasi adalah perubahan hubungan dokter dan pasien dari paternalistis enjadi hubungan baru yang lebih menonjolkan aspek bisnis sehingga hubungan dokter dan pasien berubah menjadi hubungan antara penyedia jasa dan konsumen.(2)<br /><br /><span style="font-style: italic;">3. bersifat penyedia jasa dan konsumen</span><br /> <br /> Hubungan jenis ini disebut juga provider dan consumer relationship. Perubahan dari paternalistis ke hubnugan ini bertepatan dengan perkembangan teknologi informasi dimana masyarakat makin sadar akan hak – haknya serta mampu menilai pekerjaan dokter. Berikut ini merupakan faktor – faktor yang dapat mengidentifikasi berakhirnya era paternalistis :<br /><ol><li>Pelayanan kesehatan mulai bergeser dari pelayanana prorangan ( praktik pribadi ) menuju praktik pelayanan di rumah sakit.</li><li>Perkembangan ilmu teknologi kesehatan memberikan kesempatan tindakan yang makin canggih. Namun, tidak semua tindakan berhasil dengan baik sesuai harapan.</li><li>kekecewaan sering menimbulkan tuntutan hukum.</li><li>pengacara terlibat</li></ol> Dalam era provider and costumer ini, terbentang jarak psikologis antara dokter dan pasien. Seolah ada dua pihak yang menandatangani kontrak perjanjian dimana pasien harus membayar dan dokter harus bekerja. Dengan demikian, unsur bisnis terasa kental. Akibat dari pola hubungan ini, masyarakat mudah menuntut bila merasa tidak puas dan dokter bersikap defensif ( defensive medical service ), ini membuat hubungan dokter dan pasien sedikit merenggang. Berdasarkan pola hubungan ini, tidak heran bahwa dalam undang – undang perlindungan konsumen, praktik dokter dimasukkan ke dalam industri jasa, dan dengan sendirinya praktik kedokteran masuk dalam Undang – Undang perlindungan konsumen. Kondisi ini menggelisahkan para dokter sehingga sebagian dokter senior berusaha untuk merumuskan pola hubungan baru, yaitu pola kemitraan dokter-pasien.(2)<br /><br /> UU No. 8 / 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) mempunyai 2 sasaran pokok, yaitu :<br /><ul><li>Memberdayakan konsumen dalam hubungannya dengan pelaku usaha (publik atau privat) barang dan atau jasa;</li><li>Mengembangkan sikap pelaku usaha yang jujur dan bertanggung jawab.</li></ul><br /> Jenis-jenis masalah perlindungan konsumen sejak berlakunya UU No. 8 / 1999 tentang Perlindungan Konsumen sangat beragam, namun gugatan konsumen terhadap pelayanan jasa kesehatan dan yang berhubungan dengan masalah kesehatan masih tergolong langka. Hal ini antara lain disebabkan selama ini hubungan antara si penderita dengan si pengobat, yang dalam terminology dunia kedokteran dikenal dengan istilah transaksi terapeutik, lebih banyak bersifat paternalistic. Seiring dengan perubahan masyarakat, hubungan dokter - pasien juga semakin kompleks, yang ditandai dengan pergeseran pola dari paternalistic menuju partnership, yaitu kedudukan dokter sejajar dengan pasien (dokter merupakan partner dan mitra bagi pasien). (3)<br /><br /><span style="font-style: italic;">4. Bersifat upaya bersama dan kemitraan </span><br /> Dalam kondisi sakit, baik berat maupun ringan, baik sakit fisik maupun mental, seorang pasien membutuhkan dokter. Di lain pihak, budaya paternalistis di Indonesia jangan sampai disalahgunakan oleh dokter yang tujuan utamanya adalah mencari uang tanpa memerhatikan kondisi pasien. Budaya saling menghargailah yng justru harus dikembangkan agar ada rasa saling percaya antara pasien dan dokter. Di Indonesia bayak pasien mengajukan tuntutan hukum kepada dokter, sementara sang dokter bersikap defensif. Semakin banyak jug pasien yang pergi ke luar negeri untuk berobat karena tidak lagi mempercayai kompetensi dokter di Indonesia. Tidak sedikit pula dokter senior yang sangt diminati pasien hingga harus berpraktik hingga dini hari, padahal banyak pasiennya yang bisa dirujuk atau didelegasikan kepada dokter lain. Kondisi ini menyebabkan dokter tidak bisa bekerja maksimal dan mengecewakan pasien. Peristiwa berlebihan semacam inilah yang akan diatur oleh IDI dengan pembatasan tempat praktik dan pelayanan dokter di maksimum tiga tempat. Hal tersebut tertuang dalam Undang – undang no. 29 tahun 2004 tentang praktik kedoteran dan kedokteran gigi. (1)<br /> <br />Hubungan dokter-pasien semestinya atas saling percaya, bukan kontrak bisnis. Dokter maupun pasien sama-sama profesional dan proporsional dalam me¬mecahkan permasalahan kesehatan. Dokter harus selalu berlaku profesional dalam menjalankan profesinya, serta mengkomunikasikan secara proporsional segala aspek yang terkait dengan tindakan medis yang dilakukannya. Sementara pasien mesti memahami aspek yang terkait dengan pengambilan keputusan medis sehingga mengerti manfaat dan risiko dari tindakan medis tersebut. (5)<br /><br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-58032594301533475752010-06-12T20:57:00.000-07:002010-06-12T21:00:50.528-07:00MALARIA DALAM KEHAMILAN<div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br />PENDAHULUAN<br />Sampai saat ini malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dinegara-negara seluruh dunia, baik didaerah tropis maupun sub tropis, terutama dinegara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit malaria disebabkan oleh parasit protozoa dari Genus Plasmodium. Empat spesies yang ditemukan pada manusia adalah Plasmodium Vivax, P. ovale, P. malariae dan P. Falciparum. Malaria menyerang individu tanpa membedakan umur dan jenis kelamin, tidak terkecuali wanita hamil merupakan golongan yang rentan. Malaria pada kehamilan dapat disebabkan oleh keempat spesies plasmodium, tetapi Plasmodium Falciparum merupakan parasit yang dominan dan mempunyai dampak paling berat terhadap morbiditas dam mortalitas ibu dan janinnya. Di daerah endemi malaria wanita hamil lebih mudah terinfeksi parasit malaria dibandingkan wanita tidak hamil. Kemudahan infeksi itu terjadi karena kekebalan yang menurun selama kehamilan. (1,3)<a name='more'></a><br />Kehamilan akan memperberat penyakit malaria yang diderita, sebaliknya adanya malaria akan berpengaruh pada kehamilannya dan menyebabkan penyulit terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Infeksi pada wanita hamil oleh parasit malaria ini maupun janin yang dikandungnya. Infeksi pada wanita hamil oleh parasit malaria ini sangat mudah terjadi, oleh karena adanya perubahan sistem imunitas ibu selama kehamilan, baik imunitas seluler maupun imunitas humoral, disamping sebagai akibat peningkatan hormon kortisol, peningkatan volume darah, retensi air, perubahan keseimbangan asam basa dan perubahan metabolisme karbohidrat. Oleh karena itu, maka perlu dimengerti bahwa wanita hamil memerlukan perhatian yang ketat apabila terjadi infeksi malaria selama periode kehamilan, persalinan maupun nifas. (1,3)<br />Infeksi malaria maternal merupakan penyakit paling infeksius yang menyebabkan berat badan bayi lahir rendah pada daerah tropis Afrika. Primigravida merupakan orang yang paling dipengaruhi oleh penyakit ini. Berbagai faktor, meliputi anemia maternal dan penebalan sitotrofoblastik, mungkin berperan pada gangguan transfer nutrisi ke janin. (2)<br /><br />EPIDEMIOLOGI<br />Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia bagian timur. Di daerah endemis malaria masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria. Di daerah Timika, 20 persen ibu hamil yang melahirkan positif malaria. Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, 70 juta penduduk tinggal di daerah endemik malaria dan 56,3 juta penduduk diantaranya tinggal pada daerah endemik malaria sedang sampai tinggi dengan 15 juta kasus malaria klinis dan 43 ribu di antaranya meninggal. Dari data-data yang lain, jumlah penderita malaria cenderung mengalami kenaikan pertahunnya. Tahun 2006, wabah malaria dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di 7 provinsi, 7 kabupaten, 7 kecamatan, dan 10 desa dengan jumlah penderita mencapai 1.107 orang, 23 di antaranya meninggal. Tahun berikutnya (2007) KLB terjadi di 8 provinsi, 13 kabupaten, 15 kecamatan, dan 30 desa, dengan jumlah penderita mencapai 1.256 orang dan mengakibatkan 74 penderitanya meninggal dunia. (4,5)<br />Sebagai tambahan terhadap transmisi melalui gigitan nyamuk, Malaria dapat ditularkan melalui transfusi produk darah. Pada bayi, hal ini dapat terjadi setelah transfusi sederhana. Onset gejala pada neonatus yang terinfeksi oleh produk darah berkisar dari 13 hingga 21 hari. Reinhardt dan rekannya menemukan bahwa plasenta terinfeksi pada 45 % wanita primipara dibandingkan dengan 19 % wanita dengan lima parietas. Kecenderungan ini menuju pada peningkatan resistensi malaria dengan parietas yang telah ditujukan pada beberapa peningkatan imunitas yang dapat diperkirakan sesuai dengan peningkatan usia.(6)<br />ETIOLOGI<br />Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia, ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina (WHO 1981). Empat species Plasmodium penyebab malaria pada manusia adalah:<br />1. Plasmodium falcifarum yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka kematian yang tinggi. Infeksi oleh species ini menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat dibandingkan species lain dan merozoitnya menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda maupun tua). Species ini menjadi penyebab 50% malaria di seluruh dunia. (7)<br />2. Plasmodium vivax. Species ini cenderung menginfeksi sel-sel darah merah yang muda (retikulosit) kira-kira 43% dari kasus malaria di seluruh dunia disebabkan oleh plasmodium vivax. (7)<br />3. Plasmodium malaria. Mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel-sel darah merah yang tua. (7)<br />4. Plasmodium ovale. Prediksinya terhadap sel-sel darah merah mirip dengan Plasmodium vivax (menginfeksi sel-sel darah muda). Ada juga seorang penderita terinfeksi lebih dari satu species plasmodium secara bersamaan. Hal ini disebut infeksi campuran atau mixed infeksi. Infeksi campuran paling banyak di sebabkan oleh dua species terutama plasmodium falcifarum dan plasmodium vivax atau plasmodium vivax dan plasmodium malaria. Jarang terjadi lagi infeksi campuran oleh tiga species sekaligus. Infeksi campuran banyak dijumpai di wilayah yang tingkat penularan malarianya tinggi. (7)<br /><br />IMMUNOPATOLOGI<br />Secara umum kekebalan terhadap parasit malaria dibagi dalam 2 golongan yaitu kekebalan alamiah yang sudah ada sejak lahir dan terjadi tanpa kontak dengan parasit malaria sebelumnya dan kekebalan didapat yang diperoleh setelah kontak dengan parasit malaria, yang bersifat humoral ataupun seluler. Kekebalan seluler dihasilkan oleh limfosit T yang cara kerjanya sebagai ‘helper’, sel limfosit B dalam memproduksi zat anti atau melalui makrofag yang dapat membunuh parasit malaria dalam sel darah. Antigen-antigen parasit merupakan pemicu pelepasan zat-zat tertentu dari sel-sel pertahanan tubuh yang disebut sitokin. Sitokin dihasilkan oleh makrofag atau monosit dan limfosit T. Sitokin yang dihasilkan oleh makrofag adalah TNF, IL-1 dan IL-6 sedangkan limfosit T menghasilkan TNF-α, IFN-γ, IL-4, IL-8, IL-10 dan IL-12. Sitokin yang diduga banyak berperan pada mekanisme patologi dari malaria adalah TNF (tumor necrosis factor). (1,8)<br />Pada saat seseorang terekspos dengan malaria, maka sel limfosit B akan membentuk antibodi pada permukaan sporozoit sehingga mencegah invasi parasit terhadap hepatosit, hanya saja jumlah sporozoit tersebut terlampau banyak sehingga hanya sebagian saja yang dapat diatasi dan pasien dapat rentan mengalami infeksi berulang. Untuk mengatasi hal ini diperlukan antibodi dalam jumlah yang banyak. Sedangkan cara kerja limfosit T yakni dengan mengaktivasi respon dari sel T CD8 pada fase hepatosit, namun tingkat CD8 rendah sehingga masih banyak eritrosit terinfeksi yang berhasil lolos. (1,8)<br />Para wanita hamil yang tinggal di daerah yang banyak terdapat malaria berada dalam risiko tinggi dan risiko tersebut bahkan semakin besar dalam dua bulan setelah mereka melahirkan. Di masa lalu, kita sering menduga bahwa peningkatan kepekaan terhadap malaria pada para wanita hamil akan berakhir seiring dengan terjadinya kelahiran. Ternyata dibandingkan dengan setahun sebelum mereka hamil, para wanita dalam penelitian ini memiliki kemungkinan sekitar 4 kali lebih besar untuk terjangkit malaria dalam 60 hari setelah melahirkan. Oleh karena itu para peneliti menyarankan agar para wanita terus mengkonsumsi obat-obat pencegah malaria yang direkomendasikan bagi para wanita hamil setidaknya sampai dua bulan setelah kelahiran. (1,8)<br />Peningkatan risiko bagi malaria selama kehamilan diperkirakan disebabkan oleh dua faktor. Pertama, parasit-parasit yang menyebabkan malaria cenderung berakumulasi dalam plasenta (ari-ari). Sebagai tambahan, selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh sang ibu berada dalam tingkat respon yang kurang dari normal. Para peneliti berpendapat, “Insiden serangan malaria yang tinggi selama beberapa bulan pertama setelah kelahiran memberikan bukti kunci yang mendukung pandangan bahwa (kekebalan tubuh yang tertekan) merupakan faktor kunci yang terlibat pada para wanita hamil yang terserang malaria”. Para peneliti juga menemukan sebuah saluran serba guna yang berada di dalam membran atau lapisan luar dari sel-sel darah merah yang terinfeksi, yang memiliki peran untuk menyuplai nutrisi-nutrisi tersebut bagi parasit ini. Dan mereka berharap bahwa penyaringan kumpulan bahan-bahan kimia untuk molekul-molekul yang dapat menghambat saluran-saluran ini akan mengubahkan obat-obatan baru untuk melawan parasit malaria yang semakin resisten (kebal) terhadap obat. (1,8)<br /><br />PATOGENESIS<br />Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria, genus plasmodium. Ciri utama genus plasmodium adalah adanya dua siklus hidup, yaitu:<br />1. Fase Seksual.<br />Siklus dimulai ketika nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan memasukkan sporozoit yang terdapat pada air liurnya ke dalam aliran darah manusia. Memasuki sel parenkim hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit, disebut fase skizogoni eksoeritrosit karena parasit belum masuk ke dalam sel darah merah. Lama fase ini berbeda untuk setiap species plasmodium. Pada akhir fase ini, hati pecah, merozoit keluar lalu masuk ke dalam aliran darah. Fase eritrosit dimulai saat merozoit dalam darah menyerang sel darah merah dan membentuk tropozoit. Proses berlanjut menjadi tropozoit, skizon, merozoit. Setelah dua sampai tiga generasi merozoit terbentuk lalu sebagian berubah bentuk seksual. (3,5)<br />2. Fase Aseksual.<br />Saat nyamuk anopheles betina mengisap darah manusia yang mengandung parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk ke dalam perut nyamuk. Selanjutnya menjadi mikrogametosit dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang di sebut zigot (ookinet) yang kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Jika ookista pecah ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar air liur nyamuk dan siap ditularkan jika nyamuk menggigit tubuh manusia. (3,5)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br /><br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-85546738004550573312010-06-02T06:55:00.000-07:002010-06-02T06:58:28.896-07:00ANTIPHOSPHOLIPID SYNDROME<span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br /><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;">A. PENDAHULUAN<br />Antiphospholipid syndrome (APS) adalah gangguan autoimun yang ditandai oleh thrombosis pembuluh darah vena dan atau arteri , abortus berulang yang berhubungan dengan thrombosis di vaskularisasi plasenta , trombositopeni , kelainan neurologi, livido retikularis dan adanya antibody antiphospholipid di dalam darah.<br />Klinisi pertama kali menemukan adanya kaitan antara antibodi antifosfolipid (aPL) dengan hiperkoagulabitas 50 tahun yang lalu, dan kaitan dengan abortus pada pertengahan 1970an. Istilah antiphospholipid syndrome pertama kali dijelaskan pada tahun 1986 oleh Hughes dan Gharavi. Antiphospholipid syndrome merupakan kelainan trombofilia yang didapat. <a name='more'></a><br />Sebenarnya antiphospholipid syndrome (APS) merupakan istilah yang kurang tepat, karena autoantibodi yang timbul bukan suatu antibodi terhadap fosfolipid , tetapi suatu antibodi terhadap protein plasma yang mempunyai afinitas untuk fosfolipid anion. Alasan kedua adalah kriteria untuk klasifikasi antiphospholipid syndrome mencakup sejumlah penyakit : baik tromboemblolisme maupun keguguran dan adanya level sedang hingga tinggi antibodi IgG IgM anticardiolipin (aCL) maupun lupus anticoagulan (LAC).<br /><br />B. EPIDEMIOLOGI<br />Angka frekuensi dan insiden antiphospholipid syndrome dalam populasi tidak diketahui. 1 – 5% individu sehat memiliki antibodi antifosfolipid. Antibodi anticardiolipin lebih sering ditemukan pada orang lanjut usia.Antibodi antifosfolipid ditemukan pada 30 – 40% pasien dengan SLE, tapi hanya 10% yang menderita antiphospholipid syndrome. Kebanyakan pasien antiphospholipid syndrome adalah wanita dan utamanya didiagnosis pada masa reproduksi (usia 15 – 55 tahun).<br /><br />ETIOLOGI<br />Antiphospholipid syndrome merupakan suatu gangguan autoimun yang belum diketahui penyebabnya. Penelitian untuk mengetahui faktor pemicu yang mungkin telah menemukan kaitan autoimun atau penyakit rematik, infeksi dan obat-obatan yang dikaitkan dengan Lupus anticoagulant atau antikardiolipin antibody.<br />Penyakit otoimun atau rematik dan persentase pasien yang memiliki antibody aPL .<br />o SLE (25 – 30%)<br />o Sjögren syndrome - 42%<br />o Rheumatoid arthritis - 33%<br />o Autoimmune thrombocytopenic purpura - 30%<br />o Autoimmune hemolytic anemia – tidak diketahui<br />o Psoriatic arthritis - 28%<br />o Systemic sclerosis - 25%<br />o Mixed connective-tissue disease - 22%<br />o Polymyalgia rheumatica atau giant cell arteritis - 20%<br />o Behçet syndrome - 20%<br /><br />Infeksi<br />o Syphilis<br />o Infeksi Hepatitis C<br />o Infeksi HIV<br />o Infeksi virus Human T-cell lymphotrophic tipe 1<br />o Malaria<br />o Bakterial septikemia<br /><br />Obat - obatan<br />o Jantung - Prokainamide, quinidine, propranolol, hydralazine<br />o Neuroleptik atau psikiatrik - Phenytoin, Klorpromazine<br />o Obat-obatan lain - Interferon alfa, quinine, amoxicillin<br /><br />Predisposisi genetik<br />o Hubungan keluarga: Hubungan keluarga dengan orang yang menderita antiphospholipid syndrome memiliki kemungkinan besar memiliki antibody antifosfolipid. Suatu penelitian menggambarkan frekuensi sebesar 33%.<br />o HLA: Suatu penelitian terbaru menemukan sebuah kaitan antara antibodi antikardiolipin dan sekelompok individu dengan gen-gen HLA tertentu, termasuk DRw53, DR7 (paling banyak pada orang Hispanic), dan DR4 (terutama pada orang kulit putih).<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-63689808397946263272010-05-15T05:23:00.001-07:002010-05-15T05:27:41.056-07:00PROLAPSUS UTERI<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><br /><span style="font-weight: bold;">I. PENDAHULUAN</span><br />Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari posisinya di dalam tulang panggul ke dalam vagina. Normalnya uterus tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi dan otot yang membentuk dasar panggul. Prolapsus uteri terjadi ketika ikatan sendi atau otot-otot dasar panggul meregang atau melemah, membuat sokongan pada uterus tidak adekuat. Faktor penyabab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause. Persalinan lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah pada kala II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta , reparasi otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah. Oleh karena itu prolapsus uteri tersebut akan terjadi bertingkat-tingkat. Pada prolapsus uteri gejala sangat berbeda-beda dan bersifat individual. Kadang kala penderita dengan prolaps yang sangat berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banyak keluhan. ( 1,2 ) <a name='more'></a><br />Kehamilan dapat terjadi pada prolapsus uteri tingkat I dan II. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, serviks dan kadang-kadang sebagian korpus uteri dapat menonjol dari vulva dengan derajat bervariasi. Namun seiring dengan kemajuan kehamilan, korpus uteri biasanya bergerak ke atas panggul, dan hal ini dapat menarik serviks ke atas bersamanya. Apabila uterus tetap berada dalam posisi prolaps, dapat timbul gejala-gejala inkarserasi pada bulan ketiga atau keempat. ( 3 )<br />Apabila uterus yang makin lama makin membesar tetap di dalam panggul maka pada suatu waktu timbul gejala-gejala inkarserasi dalam kehamilan 16 minggu, dan kehamilan akan berakhir dengan keguguran. Pada umumnya wanita dengan prolaps tidak mengalami banyak kesulitan dalam kehamilan dan persalinan. Reposisi tanpa atau dengan pessarium atau tampon vaginal dan istirahat mengurangi penderitaan wanita dan kemungkinan uterus bertumbuh secara wajar sampai kehamilan mencapai cukup bulan.<br />Pimpinan persalinan dilaksanakan secara konservatif, pada umumnya persalinan kala I dan kala II tidak mengalami kesulitan, yang disusul dengan lahirnya bayi spontan. Koreksi prolaps dengan cara pembedahan dilakukan secepat-cepatnya 3 bulan setelah bayi lahir. ( 2,4 )<br /><br /><span style="font-weight: bold;">II. EPIDEMIOLOGI</span><br />Prolapsus uteri merupakan salah satu bagian dari prolapsus genitalis, dimana frekuensi prolapsus genitalis di beberapa negara berlainan, seperti di laporkan diklinik d’Gynecologie et Obstetrique Geneva insidennya 5,7 %, dan pada priode yang sama di Hamburg 5,4 %. Dilaporkan di mesir, india dan jepang kejadiannya tinggi, sedangkan pada orang negro amerika, indonesia kurang. Pada suku bantu di afrika selatan jarang sekali terjadi. Di indonesia prolapsus uteri lebih sering dijumpai pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua, dan wanita dengan pekerjaan berat. Djafar siddik pada penyelidikan selama 2 tahun (1969-1970) memperoleh 63 kasus prolapsus genitalis dari 5.372 kasus ginekologi di rumah sakit Dr.Pirngadi di Medan, terbanyak pada grande multipara dalam masa menopause, dan 31,74 % pada wanita petani, dari 63 kasus tersebut 69 % berumur 40 tahun. Jarang sekali prolapsus uteri dapat ditemukan pada wanita nullipara.(4)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">III. ETIOLOGI</span><br />Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit, merupakan penyebab prolapsus uteri dan memperburuk prolaps yang sudah ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan pada janin pada pembukaan belum lengkap, prasat Crede yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta dan sebagainya. Jadi tidaklah mengherankan jika prolapsus uteri terjadi segera setelah partus atau dalam masa nifas. Ascites dan tumor-tumor didaerah pelvis mempermudah terjadinya hal tersebut. Bila prolapsus uteri dijumpai pada nullipara, faktor penyebabnya adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus.(4)<br />Adapun faktor-faktor lain yang dapat mendasari terjadinya prolapsus uteri adalah :<br />Kelemahan jaringan ikat pada daerah rongga panggul, terutama jaringan ikat tranversal.<br />Pertolongan persalinan yang tak terampil sehingga meneran terjadi pada saat pembukaan belum lengkap.<br />Terjadi perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya jaringan ikat penyangga vagina.<br />Serta ibu yang banyak anak sehingga jaringan ikat di bawah panggul kendor.<br />Menopause juga dapat menyebabkan turunnya rahim karena produksi hormon estrogen berkurang sehingga elastisitas dari jaringan ikat berkurang dan otot-otot panggul mengecil yang menyebabkan melemahnya sokongan pada rahim. ( 7 ,11 )<br /><br /><span style="font-weight: bold;">IV. KLASIFIKASI</span><br /> Turunnya uterus dari tempat yang biasa disebut desensus uteri dan ini dibagi dalam 3 tingkat yaitu :<br />Tingkat I apabila serviks belum keluar dari vulva atau bagian prolapsus masih di atas introitus vagina.<br />Tingkat II apabila serviks sudah keluar dari vulva, akan tetapi korpus uteri belum<br />Tingkat III apabila korpus uteri atau bagian prolapsus sudah berada diluar vulva atau introitus vagina. ( 11 )<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Download file lengkap </span><a style="font-weight: bold;" href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /></div><span class="fullpost"> </span>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-1570901595302823612010-05-15T05:17:00.000-07:002010-05-15T05:21:50.531-07:00PARAPSORIASISDownload file lengkap <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a><br /><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><br /><span style="font-weight: bold;">Pendahuluan</span><br />Parapsoriasis adalah suatu kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema dan skuama, pada umumnya tanpa keluhan dan berkembang secara perlahan-lahan dan kronik.(1) Tahun 1902, Brocq pertama kali menggambarkan 3 tanda utama yaitu Pityriasis lichenoides (akut dan kronik), Parapsoriasis plak yang kecil dan Parapsoriasis plak yang luas (parapsoriasis dan plak).(2,4,15)<br /><a name='more'></a><br />Pada umumnya parapsoriasis dibagi menjadi 3 bagian yaitu<br />§ Parapsoriasis gutata<br />§ Parapsoriasis variegata dan<br />§ Parapsoriasis en plaques.(1)<br />Parapsoriasis menggambarkan kelompok penyakit yang sulit dipahami dan dibedakan gambaran klinisnya. Ada 2 bentuk umum: tipe plak kecil, yang biasanya bersifat ringan dan tipe plak besar yang merupakan precursor dari cutaneous T-cell lymphoma (CTCL). Beberapa pasien dengan parapsoriasis tipe plak kecil akhirnya berkembang menjadi CTCL. Pengobatan parapsoriasis tipe plak kecil tidak perlu dilakukan tetapi pengobatannya dapat meliputi emollient (penghilang rasa sakit), preparat tar topical atau kortikosteroid dan fototerapi.(1-3,12)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Epidemiologi</span><br />Tidak ada data statistic tentang insidens dan frekuensi parapsoriasis. Pasien dengan parapsoriasis plak besar bisa tidak diketahui bila terjadiya secara asimptomatik. Insiden parapsoriasis bisa lebih besar dari insiden MF yang dilaporkan, yang mana kasusnya paling banyak 3 kasus per juta populasi per tahun. Kematian telah dilaporkan pada parapsoriasis. Morbiditas dibatasi dengan gejala yang masih minimal, untuk parasporiasis plak besar, mortalitas bisa dihubungkan dengan progresifitas CTCL.(1,3,4) Tahap patch MF bisa di dapat pada tahap awal CTCL, dan harapan hidup selama 5 tahun lebih 90 %. Harapan hidup jangka panjang tidak berbeda dari populasi yang terkontrol. Gambaran penyakit ini jarang terjadi pada orang kulit hitam. Distribusi geografi berbeda. Hal ini umum terjadi dapa bagian selatan daripada bagian utara Inggris dan jarang ditemukan di Amerika. Psoriasis plak kecil banyak terdapat pada laki-laki. Rasio laki-laki dengan perempuan 3:1. Untuk kedua parapsoriasis, kebanyakan terjadi pada umur pertengahan, insiden puncaknya pada decade kelima kehidupan.(3,8,15)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Etiopatogenesis</span><br />Parapsoriasis merupakan penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, pada umumnya tanpa keluhan(kadang-kadang gatal ringan), perjalanannya perlahan-lahan dan menahun. Namun, penyakit ini mempunyai tahap yang berbeda pada gangguan lymphoproliferative yang berlanjut dari kronik dermatitis ke cutaneous T-cell lymphoma (CTCL).(4,15)<br />Parapsoriasis plak kecil merupakan proses reaktif dari sebagian besar sel T CD4+. Pola genotip diobservasi pada parapsoriasis plak kecil sama dengan yang diobservasi pada dermatitis kronik dan pola klonalitas sel T sama dengan respon sel T subset spesifik yang telah distimulasi oleh antigen. Klone multiple dominant dapat dideteksi oleh reaksi rantai polymerase (PCR) dari penggunaan gen reseptor sel-T, yang mendukung proses reaktif.(2) Lymfosit tidak menunjukkan gambaran khas histologis untuk memperkirakan perubahan terjadinya keganasan. Beberapa ahli percaya bahwa parapsoriasis plak kecil merupakan lymphoma sel-T yang hancur; bagaimanapun, sampai saat ini belum ada bukti yang jelas, seperti perubahan genetic (contohnya, mutasi TP53) yang diobservasi pada keganasan yang lain yang terdapat untuk mendukung hal ini. Namun, pencarian untuk memverifikasi hipotesis ini adalah identifikasi terbaru dari peningkatan aktivitas telomerase pada sel T dari CTCL stadium awal, lymphoma stadium lanjut dan pada parapsoriasis, yang mana aktivitasnya tidak terdapat pada sel-T normal.(2,3,5,8,10,15)<br />Parapsoriasis plak besar merupakan gangguan inflamasi kronik, dan patofisiologinya telah dispekulasi menjadi stimulasi antigen jangka panjang. Gangguan ini dihubungkan dengan penggandaan sel-T dominant, salah satunya bisa terdapat diatas 50 % dari infiltrasi sel-T. Jika gambaran histologisnya benigna tanpa atypical lymfosit, klasifikasi dari parapsoriasis plak besar dibuat. Jika terdapat atypical lymfosit, maka pasien bisa diklasifikasikan sebagai CTCL tahap patch.(2,5,15)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Gambaran Klinis</span><br />Parapsoriasis Gutata<br />Lesi dari parapsoriasis gutata adalah makulopapul yang mirip dengan psoriasis gutata, dengan skuama berwarna keabu-abuan. Tidak seperti psoriasis, parapsoriasis gutata tidak berespon terhadap terapi antipsoriatik. Lesi muncul terutama pada badan, terjadi pada umur berapa saja dan kedua jenis kelamin, dan bersifat kronik (bertahan sampai bulan hingga tahun). Pruritus jarang terjadi pada psoriasis. (1)<br />Parapsoriasis Likenoid<br />Parapsoriasis likenoid digambarkan dengan eritem, skuama, papul likenoid, terutama pada badan, yang cenderung bergabung dan membentuk retiform appearance. Erupsi lebih menyeluruh dibanding pada parapsoriasis gutata dan menyerang leher, badan, dan lengan. Biasanya tidak terdapat pruritus, dan tidak mempengaruhi kesehatan pasien secara umum. (1)<br />Parapsoriasis en Plaque<br />Lesi dari parapsoriasis en plaque biasanya lebih besar dari parapsoriasis gutata atau parapsoriasis likenoid. Lesinya rata dibandingkan psoriasis dan mungkin berhubungan dengan poikiloderma pada tempat lain. Plak mencakup warna merah kekuningan sampai kecoklatan dengan skuama yang berbatas tegas, dan terjadi biasanya terutama pada badan, gluteus, dan paha. (1)<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Pemeriksaan Penunjang</span><br />Histopatologis parapsoriasis plak kecil menunjukkan infiltrat limfosit perivascular superficial ringan dengan infiltrat inflamasi nonspesifik sel-T CD4+ dan CD8+. Bagaimanapun, sebagian besar sel merupakan CD4+. Pada epidermis bisa menunjukkan spongiosis ringan, hiperkeratosis fokal, krusta, parakeratosis dan eksositosis. Selalunya polanya tidak terdiagnosis dan tidak spesifik. Limfositnya kecil dan tidak menunjukkan gambaran atypical.(2)<br />Parapsoriasis plak besar, infiltrat inflamasi dermal superficial sebagian besar adalah limfosit. Beberpa limfosit junction epidermal dermal dan limfosit tunggal dapat diobservasi pada epidermis. Limfosit biasanya kecil dan tidak menunjukkan nuclei yang atipikal. Pembuluh darah melebar, dan terdapat melanophages. Epidermis menunjukkan pendataran rete ridges ketika terjadi atropi epidermal yang menonjol pada uji klinis. Terdapat achantosis dari epidermis dan hiperkeratosis irregular dari lapisan cornified. Pada parapsoriasis plak kecil tidak terdapat spongiosis.(2)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Penatalaksanaan</span><br />Penyinaran dengan lampu ultraviolet merupakan terapi yang paling sering mendatangkan banyak manfaat dan dapat membersihkan sementara ataupun menetap, atau bahkan hanya meninggalkan scar yang minimal. Penyakit ini juga dapat membaik dengan pemberian kortikosteroid topikal seperti yang digunakan pada pengobatan psoriasis. Meskipun demikian hasilnya bersifat sementara dan sering kambuh. Obat yang digunakan diantaranya : kalsiferol, preparat ter, obat antimalaria, derivat sulfon, obat sitostatik, dan vitamin E.(1)<br />Adapun pengobatan parapsoriasis gutata akut dengan eritromisin (40 mg/kg berat badan) dengan hasil baik juga dengan tetrasiklin. Keduanya mempunyai efek menghambat kemotaksis neutrofil.(1)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Diagnosis Banding</span><br />Sebagai diagnosis banding adalah ptiriasis rosea dan psoriasis. Psoriasis berbeda dengan parapsoriasis, karena pada psoriasis skuamanya tebal,kasar, berlapis-lapis, dan terdapat fenomena tetesan lilin dan Auspitz. Selain itu gambaran histopatologiknya berbeda.(1,6,7)<br /><br />Ruam pada pitiriasis rosea juga terdiri atas eritema dan skuama, tetapi perjalanannya tidak menahun seperti pada parapsoriasis. Perbedaan lain adalah pada pitiriasis rosea susunan ruam sejajar dengan lipatan kulit dan kosta. Pitiriasis rosea ditandai dengan suatu lesi yang berukuran 2-10 cm. Biasanya pitiriasis rosea berawal sebagai suatu bercak tunggal dengan ukuran yang lebih besar, yang disebut herald patch atau mother patch. Beberapa hari kemudian akan muncul bercak lainnya yang lebih kecil. Bercak sekunder ini paling banyak ditemukan di batang tubuh, terutama di sepanjang tulang belakang dan penyebabnya tidak diketahui.(1,9,10)<br /> <br /><span style="font-weight: bold;">Komplikasi</span><br />Perkembangan dari dermatitis kontak berhubungan dengan penggunaan agen kemoterapi. Mortalitas belum pernah dilaporkan pada small plaque parapsoriasis. morbiditas terbatas pada gejala, yang hanya berefek minimal. Untuk large plaque parapsoriasis, mortalitas mungkin berubungan dengan progresi ke MF (CTCL). Pada tingkatan tertentu dari MF menunjukkan stage awal dari CTCL, dan tingkat survive lebih dari 90 %. (15)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Prognosis</span><br />Parapsoriasis secara khusus memiliki perjalanan penyakit yang kronik dan lama, kecuali parapsoriasis en plaque yang berpotensi untuk menjadi mycosis fungoides, yang berpotensi lebih fatal.(15)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kesimpulan</span><br />Parapsoriasis merupakan penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, pada umumnya tanpa keluhan, kelainan kulit terutama terdiri atas eritema dan skuama, berkembangnya perlahan – lahan, perjalanannya kronik. Di Eropa lebih banyak dibuat diagnosis parapsoriasis dari pada di Amerika. Dalam kepustakaan terdapat bermacam-macam klasifikasi dan tidak terdapat penyesuaian tentang nomenkulator. Pada umumnya parapsoriasis dibagi menjadi 3 bagian, yakni : parapsoriasis gutata, parapsoriasis variegata dan parapsoriasis en plaques. Ada juga yang membaginya menjadi small plaque parapsoriasis dan large plaque parapsoriasis. Lesi dari parapsoriasis gutata adalah makulopapul yang mirip dengan psoriasis gutata, dengan skuama berwarna keabu-abuan. Parapsoriasis likenoid digambarkan dengan eritem, skuama, papul likenoid, terutama pada badan, yang cenderung bergabung dan membentuk retiform appearance. Lesi dari parapsoriasis en plaque biasanya lebih besar dari parapsoriasis gutata atau parapsoriasis likenoid. Lesinya rata dibandingkan psoriasis dan mungkin berhubungan dengan poikiloderma pada tempat lain. Plak mencakup warna merah kekuningan sampai kecoklatan dengan skuama yang berbatas tegas, dan terjadi biasanya terutama pada badan, gluteus, dan paha.<br />Penyinaran dengan lampu ultraviolet merupakan terapi yang paling sering mendatangkan banyak manfaat dan dapat membersihkan sementara ataupun menetap, atau bahkan hanya meninggalkan scar yang minimal. Jika progres ke menjadi mycosis fungoides sepertinya besar, maka pengobatan topikal seperti x-ray pada pemaparan seluruh tubuh ke terapi kejut elektron mungkin dibutuhkan. Setiap kasus harus diperiksa secara individual. Prognosis penyakit ini umumnya baik.<br /><br /><span class="fullpost"> </span>Download file lengkap <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">di halaman ini</a></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-6246053963426146362010-05-15T05:02:00.000-07:002010-05-15T05:15:08.149-07:00ENSEFALITIS<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">PENDAHULUAN</span><br />Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.<br />Angka kematian untuk ensefalitis masih tinggi, berkisar antara 35-50%. Penderita yang hidup 20-40% mempunyai komplikasi atau gejala sisa yang melibatkan sistem saraf pusat yang dapat mengenai kecerdasan, motoris, psikiatrik, epilepsi, penglihatan atau pendengaran bahkan sampai sistem kardiovaskuler. Bayi yang menderita ensefalitis mengalami penyulit dan akibat sisa yang lebih berat. Disamping itu belum ada pengobatan yang spesifik untuk ensefalitis. Pengobatan yang dilakukan selama ini bersifat nonspesifik dan empiris yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan serta menopang setiap sistem organ yang terserang.<br />Ensefalitis ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopis jaringan otak. Dalam prakteknya di klinik, diagnosis sering dibuat berdasarkan manifestasi-manifestasi neurologis dan temuan-temuan epidemiologis, tanpa bahan histologis. (1,2,)<br /><a name='more'></a><br /><span style="font-weight: bold;">ETIOLOGI</span><br />I. Infeksi-infeksiVirus<br /> 1. Penyebaran hanya dari manusia ke manusia<br />Gondongan Sering, kadang-kadang bersifat ringan.<br />Campak Dapat memberikan sekuele berat.<br />Kelompok virus entero Sering pada semua umur, keadaannya lebih berat pada neonatus.<br />Rubela Jarang; sekuele jarang, kecuali pada rubela congenital<br />Kelompok Virus Herpes<br />Herpes Simpleks (tipe 1 dan 2) : relatif sering; sekuele sering ditemukan pada neonatus menimbulkan kematian.<br />Virus varicela-zoster; jarang; sekuele berat sering ditemukan.<br />Virus sitomegalo-kongenital atau akuista : dapat memberikan sekuele lambat pada CMV kongenital<br />Virus EB (mononukleosis infeksiosa) : jarang<br />F. Kelompok virus poksVaksinia dan variola ; jarang, tetapi dapat terjadi kerusakan SSP berat.<br />2. Agen-agen yang ditularkan oleh antropoda<br />Virus arbo : menyebar ke manusia melalui nyamuk<br />Caplak : epidemi musiman tergantung pada ekologi vektor serangga.<br />3. Penyebaran oleh mamalia berdarah panas.<br />Rabies : saliva mamalia jinak dan liar<br />Virus herpes Simiae (virus “B”) : saliva kera<br />Keriomeningitis limfositik : tinja binatang pengerat<br />II. Infeksi-infeksi Non virus<br />1. Riketsia<br />Komponen ensefalitik dari vaskulitis serebral.<br />2. Mycoplasma pneumoniae<br />Terdapat interval beberapa hari antara gejala tuberculosis dan bakteri lain; sering mempunyai komponen ensefalitik.<br />3. Bakteri<br />Tuberculosa dan meningitis bakteri lainnya; seringkali memiliki komponen-komponen ensefalitis.<br />4. Spirochaeta<br />Sifilis, kongenital atau akuisita; leptospirosis<br />5. Jamur<br />Penderita-penderita dengan gangguan imunologis mempunyai resiko khusus; kriptokokosis; histoplasmosis;aspergilosis, mukor mikosis, moniliosis; koksidioidomikosis<br />6. Protozoa<br />Plasmaodium Sp; Tyypanosoma Sp; naegleria Sp; Acanthamoeba; Toxoplasma gondii.<br />7. Metazoa<br />Trikinosis; ekinokokosis; sistiserkosis; skistosomiasis.<br />III. Parainfeksiosa-pascainfeksiosa, alergi<br />Penderita-penderita dimana agen-agen infeksi atau salah satu komponennya berperan sebagai etiologi penyakit, tetapi agen-agen infeksinya tidak dapat diisolasi secara utuh in vitro dari susunan syaraf. Diduga pada kelompok ini, kompleks antigen-antibodi yang diperantarai oleh sel dan komplemen, terutama berperan penting dalam menimbulkan kerusakan jaringan.<br />Berhubungan dengan penyakit-penyakit spesifik tertentu (Agen ini dapat pula secara langsung menyebabkan kerusakan SSP)<br />A. Campak<br />B. Rubela<br />C. Pertusis<br />D. Gondongan<br />E. Varisela-zoster<br />F. Influenza<br />G. Mycoplas,a pneumoniae<br />H. Infeksi riketsia<br />I. Hepatitis<br />2. Berhubungan dengan vaksin<br /><ol><li>Rabies</li><li>Campak</li><li>Influenza</li><li>Vaksinis</li><li>Pertusis</li><li>Yellow fever</li><li>Typhoid </li></ol>IV. Penyakit-penyakit virus manusia yang lambat. Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa berbagai virus yang didapatkan pada awal masa kehidupan, yang tidak harus disertai dengan penyakit akut, sedikit banyak ikut berperan sebagian pada penyakit neurologis kronis di kemudian hari :<br />Panensefalitis sklerosis sub akut (PESS); campak; rubela<br />Penyakit Jakob-Crevtzfeldt (ensefalitis spongiformis)<br />Leukoensefalopati multifokal progresif<br />V. Kelompok kompleks yang tidak diketahui<br />Contoh : Sindrom Reye, Ensefalitis Von Economo, dan lain-lain (1)<br />Meskipun di Indonesia secara klinis dikenal anyak kasus ensefalitis tetapi baru japanese B encephalitis yang ditemukan<br />Infeksi ensefalitis virus yang paling sering terjadi di Amerika dan ditularkan melalui gigitan serangga adalah :<br />Ensefalitis Ekuin Barat<br />Ensefalitis Ekuin Timur<br />Ensefalitis Santa Louis<br />Ensefalitis Kalifornia. (3,5)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">PATOFISIOLOGI</span> (1)<br />Rangkaian peristiwa yang terjadi berbeda-beda, sesuai dengan agen penyakit dan pejamu. Pada umumnya virus ensefalitis termasuk sistem limfatik, baik berasal dari menelan enterovirus akibat gigitan nyamuk atau serangga lain. Didalam sistem limfatik ini terjadi perkembangbiakan dan penyebaran ke dalam aliran darah yang mengakibatkan infeksi pada beberapa organ. Pada stadium ini (fase ekstraneural), ditemukan penyakit demam nonpleura, sistemis, tetapi jika terjadi perkembangbiakan lebih lanjut dalam organ yang terserang, terjadi pembiakan dan penyebaran virus sekunder dalam jumlah besar. Invasi ke susunan saraf pusat akan diikuti oleh bukti klinis adanya penyakit neurologis.<br />Kemungkinan besar kerusakan neurologis disebabkan oleh (1) invasi langsung dan destruksi jaringan saraf oleh virus yang berproliferasi aktif atau (2) reaksi jaringan saraf terhadap antigen-antigen virus. Perusakan neuron mungkin terjadi akibat invasi langsung virus, sedangkan respon jaringan pejamu yang hebat mungkin mengakibatkan demielinisasi, kerusakan pembuluh darah dan perivaskular. Kerusakan pembuluh darah mengakibatkan gangguan peredaran darah dan menimbulkan tanda-tanda serta gejala-gejala yang sesuai. Penentuan besarnya kerusakan susunan syaraf pusat yang ditimbulkan langsung oleh virus dan bagaimana menggambarkan banyaknya perlukaan yang diperantarai oleh kekebalan, mempunyai implikasi teraupetik; agen-agen yang membatasi multiplikasi virus diindikasikan untuk keadaan pertama dan agen-agen yang menekan respons kekebalan selular pejamu digunakan untuk keadaan lain.<br />Pada ensefalitis bakterial, organisme piogenik masuk ke dalam otak melalui peredaran darah, penyebaran langsung, komplikasi luka tembus. Penyebaran melalui peredaran darah dalam bentuk sepsis atau berasal dari radang fokal di bagian lain di dekat otak. Penyebaran langsung dapat melalui tromboflebitis, osteomielitis, infeksi telinga bagian tengah dan sinus paranasalis.<br />Mula-mula terjadi peradangan supuratif pada jaringan otak. Biasanya terdapat di bagian substantia alba, karena bagian ini kurang mendapat suplai darah. Proses peradangan ini membentuk eksudat, trombosis septik pada pembuluh-pembuluh darah dan agregasi leukosit yang sudah mati.<br />Di daerah yang mengalami peradangan tadi timbul edema, perlunakan dan kongesti jaringan otak disertai peradangan kecil. Di sekeliling abses terdapat pembuluh darah dan infiltrasi leukosit. Bagian tengah kemudian melunak dan membentuk ruang abses. Mula-mula dindingnya tidak begitu kuat, kemudian terbentuk dinding kuat membentuk kapsul yang konsentris. Di sekeliling abses terjadi infiltrasi leukosit PMN, sel-sel plasma dan limfosit. Abses dapat membesar, kemudian pecah dan masuk ke dalam ventrikulus atau ruang subarakhnoid yang dapat mengakibatkan meningitis. Proses radang pada ensefalitis virus selain terjadi jaringan otak saja, juga sering mengenai jaringan selaput otak. Oleh karena itu ensefalitis virus lebih tepat bila disebut sebagai meningo ensefalitis.<br />Virus-virus yang menyebabkan parotitis, morbili, varisela masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan. Virus polio dan enterovirus melalui mulut, VHS melalui mulut atau mukosa kelamin, virus yang lain masuk ke tubuh melalui inokulasi seperti gigitan binatang (rabies) atau nyamuk. Bayi dalam kandungan mendapat infeksi melalui plasenta oleh virus rubella atau CMV. Virus memperbanyak diri secara lokal, terjadi viremia yang menyerang SSP melalui kapilaris di pleksus koroideus. Cara lain ialah melalui saraf perifer (gerakan sentripetal) misalnya VSH, rabies dan herpes zoster.<br />Pertumbuhan virus berada di jaringan ekstraneural (usus, kelenjar getah bening, poliomielitis) saluran pernafasan atas mukosa gastrointestinal (arbovirus) dan jaringan lemak (coxackie, poliomielitis, rabies, dan variola). Di dalam SSP virus menyebar secara langsung atau melalui ruang ekstraseluler.<br />Pada ensefalitis terdapat kerusakan neuron kemudian terjadi intracellular inclusion bodies, peradangan otak dan medulla spinalis serta edema otak. Terdapat juga peradangan pada pembuluh-pembuluh darah kecil, trombosis dan proliferasi astrosit dan mikroglia. Neuron yang rusak dimakan oleh makrofag disebut neurofagia yang khas bagi ensefalitis primer.<br />Kemampuan dari beberapa virus untuk tinggal tersembunyi (latent) merupakan hal yang penting pada penyakit sistem saraf oleh virus. Virus herpes simplek dan herpes zoster dapat tinggal latent di dalam sel tuan rumah pada sistem saraf untuk dapat kembali aktif berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah infeksi pertama.).<br /><br />silakan <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/download-area.html">download di sini</a> untuk versi lengkapnya<br /><span class="fullpost"> </span></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-16168200044306260632010-04-27T08:09:00.000-07:002010-04-27T08:17:35.561-07:00Resiko dan Komplikasi Diabetes yang Tidak Terkontrol<div style="text-align: justify;"><span style="font-family: trebuchet ms;">diterjemahkan dari <a href="http://webmd.com">http://webMD.com</a></span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br />Diabetes akan memberikan resiko komplikasi bila tidak dikontrol, yang akan berdampak hampir pada setiap organ tubuh seperti :</span><br /><ul><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Jantung dan pembuluh darah</span></li><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Mata</span></li><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Ginjal</span></li><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Saraf</span></li><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Gusi dan gigi</span></li></ul><a name='more'></a><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;"><br />Penyakit Jantung, Pembuluh darah dan Diabetes</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan komplikasi terbanyak pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol. Kira-kira 65% kematian pada penderita diabetes disebabkan oleh penyakit jantung dan stroke. Diabetes dapat juga menyebabkan aliran darah ke kaki dan tungkai tidak lancer ( Peripheral Artery Disease )</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Banyak penelitian menggambarkan bahwa diabetes yang terkontrol dapat mencegah atau menghentikan progresi dari penyakit jantung dan pembuluh darah.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kerusakan pembuluh darah atau kerusakan saraf (lihat di bawah) dapat berdampak pada masalah kaki yang harus diamputasi. Lebih dari 60% kaki dan tungkai yang diamputasi bukan karena trauma disebabkan oleh diabetes.</span><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;"><br /><br />Diabetes dan Mata</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Diabetes merupakan penyebab utama kebutaan di Amerika Serikat. Diabetes menyebabkan sejumlahmasalah pada mata, beberapa diantaranya dapat menyebabkan kebutaan bila tidak dirawat. Gangguan pada mata dapat berupa :</span><br /><ul><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Glaukoma</span></li><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Katarak</span></li><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Retinopati diabetes</span></li></ul><span style="font-family: trebuchet ms;">Penelitian menggambarkan bahwa pemeriksaan mata yang teratur dan penatalaksanaan masalah mata yang berkaitan tepat waktu dapat mencegah lebih dari 90% kebutaan yang disebabkan oleh diabetes.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;"><br /><br />Penyakit Ginjal dan Diabetes</span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Diabetes merupakan penyebab utama gagal ginjal pada orang dewasa di Amerika Serikat. Obat-obatan yang menurunkan tekanan darah (walaupun tidak memiliki tekanan darah tinggi ) dapat menurunkan resiko gagal ginjal sekitar 33%.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;"><br /><br />Diabetes dan Saraf</span></span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Kadar gula darah yang tinggi dapat membahayakan saraf yang dapat berdampak pada hilangnya sensasi atau rasa (biasanya dimulai dari jari kaki) atau nyeri dan rasa terbakar pada kaki.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kerusakan saraf yang dihubungkan dengan diabetes dapat juga menyebabkan nyeri pada tungkai, lengan dan tangan dan dapat menyebabkan masalah pencernaan, berkemih dan masalah seksual.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;"><br /><br />Diabetes dan Gigi</span></span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Orang-orang dengan diabetes memiliki resiko tinggi penyakit pada gusi. Menjaga kadar diabetes terkontrol, mengunjungi dokter gigi secara teratur dan melakukan perawatan gigi yang teratur setiap hari dapat mencegah penyakit gusi dan gigi.</span><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;"><br /><br />Apa yang menyebabkan komplikasi dari diabetes ?</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Komplikasi diabetes disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah, saraf atau keduanya.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Apa gejala-gejala dari komplikasi diabetes ?</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Gejala-gejalanya dapat bervariasi tergantung pada komplikasi dari diabetes, misalnya :</span><br /><ul><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Tidak bergejala pada penyakit jantung atau atherosclerosis pada pembuluh darah besar, kecuali bila mengalami serangan jantung atau strok. Penyakit pada pembuluh darah besar di tungkai dapat menyebabkan masalah sirkulasi darah, menyebabkan kram-kram pada kaki . perubahan warna kulit dan penurunan sensasi raba.</span></li><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Masalah penglihatan, kehilangan penglihattan, atau nyeri pada mata jika memiliki penyakit mata akibat diabetes.</span></li><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Tidak bergejala pada penyakit ginjal stadium awal yang dihbungkan dengan diabetes. Bengkak pada tungkai dan kaki terjadi pada stadium lanjut gagal ginjal.</span></li><li><span style="font-family: trebuchet ms;">Rasa geli, mati rasa, terbakar, tertusuk atau tertikam pada kaki , tangan atau bagian lain pada tubuh, jika diabetes berdampak pada saraf (Peripheral diabetic neuropathy). Jika saraf yang mengontrol organ dalam rusak (autonomic neuropathy), maka muncul masalah seksual, pencernaan ( kondisinya disebut gastroparesis) , kesulitan merasakan buli-buli penuh, kejang, pingsan, atau kesulihan untuk tau saat gula darah rendah.</span></li></ul><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;"><br />Bagaimana Mencegah Komplikasi Diabetes ?</span></span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Saat komplikasi diabetes ditemukan segera, anda mungkin hanya diharuskan memperoleh pengobatan untuk mencegah progresifitas penyakit. Hanya perubahan kecil pada gaya hidup yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika anda mengalami nefropati diabetic stadium awal, anda akan mendapat pengobatan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pengobatan segera terhadap komplikasi dan mempertahankan kadar gula darah dalam batas aman dapat membantu memperlambat progresifitas komplikasi dan mencegah komplikasi lain berkembang.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;"><br />Bagaimana Komplikasi Diabetes diterapi ?</span></span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Penatalaksanaan komplikasi diabetes dipusatkan pada memperlambat progresifitas kerusakan. Hal ini berupa pemberian obat, pembedahan maupun pilihan terapi lainnya. </span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Tetapi penatalaksanaan yang paling penting untuk menghambat progresifitas komplikasi diabetes adalah mempertahankan kadar gula darah dalam control dan penatalaksanaan hipertensi serta hiperkolesterol.</span><br /><br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-40748930493154529892010-03-18T05:13:00.000-07:002010-03-18T05:27:31.860-07:00Gejala-gejala Stroke<div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="color: rgb(0, 153, 0);">diterjemahkan dari webMD</span><br /><br /><br /><br />Jika anda mengalami gejala-gejala strok, segeralah ke unit gawat darurat. Gejala-gejala umum strok berupa :<br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;"> Kekakuan tiba-tiba, paralisis, atau kelemahan pada muka, lengan atau kaki terutama hanya pada satu sisi badan.</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /><a name='more'></a><br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;"> Masalah baru berhubungan dengan kemampuan berjalan dan keseimbangan</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;"> Perubahan penglihatan tiba-tiba</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;">Berbicara sambil meneteskan liur atau sulit berbicara</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;">Memiliki masalah berbicara atau memahami pernyataan sederhana, atau merasa bingung</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;">Sakit kepala hebat yang timbul tiba-tiba yang berbeda dengan sakit kepala sebelumnya</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /><br />Gejala dapat bervariasi tergantung apakah strok tersebut disebabkan oleh bendungan atau karena perdarahan. Lokasi bendungan atau perdarahan dan luas kerusakan otak juga mempengaruhi gejala yang timbul.<br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;">Gejala-gejala strok iskemik (disebabkan oleh blockade sumbatan pada suatu pembuluh darah) biasanya terjadi pada sisi tubuh yang berlawanan dengan sisi otak dimana bendungan terjadi. Sebagai contoh , strok pada sisi kanan otak mempengaruhi sisi tubuh bagian kiri.</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;">Gejala-gejala pada strok hemoragik (disebabkan oleh perdarahan dalam otak) dapat mirip dengan strok iskemik tetapi dapat dibedakan dengan gejal-gejala yang berhubungan dengan tekanan yang tinggi di dalam otak, seperti nyeri kepala hebat, mual dan muntah, kekakuan pada leher, kejang, kelemahan ringan dapat berkembang menjadi ketidakmampuan menggerakkan lengan dan kaki pada satu sisi tubuh.</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;">Jika strok disebabkan oleh suatusumbatan besar (strok iskemik) atau perdarahan (strok hemoragik), gejala-gejalanya terjadi tiba-tiba dalam detik</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;">Ketika suatu arteri yang menyempit oleh karena atherosclerosis terbendung, gejala-gejala strok biasanya berkembang bertahan dalam menit atau jam, atau (pada kasus yang jarang) dalam hari. </li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /></div><li style="text-align: justify; font-family: georgia;">Jika beberapa strok ringan terjadi , orang tersebut mungkin mengalami suatu perubahan bertahap dalam berjalan, keseimbangan, berpikir, dan sikap. (demensia multiinfark)</li><div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /><br />Tidak selalu mudah bagi setiap orang untuk mengenali gejala-gejala strok ringan. Hal ini mungkin disalahartikan dengan gejala-gejala yang dihubungkan dengan usia, atau gejala-gejalanya dikacaukan dengan kondisi lain yang menyebabkan gejala-gejala serupa.<br /><br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-58490478264517861632010-02-23T20:12:00.000-08:002010-02-23T20:13:42.639-08:00Sepotong coklat menjauhkan resiko strok<div style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 204, 0);">Flavonoid dalam coklat dapat menurunkan resiko menderita strok</span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 204, 0);">Oleh Jennifer Warner</span><br /><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 204, 0);">WebMD Feature</span><br /><br />11 Feb 2010, Jika seseorang membutuhkan alasan lain untuk menyukai coklat, berikut ini : Makan sedikit coklat setiap minggunya mungkin tidah kanya menurunkan resiko menderita strok, tetapi juga menurunkan resiko mortalitasnya.<br /><a name='more'></a><br />Suatu tinjauan dari penelitian yang baru-baru ini tentang coklat dan resiko strok ditemukan setidaknya dua penelitian besar yang diduga memeiliki keuntungan mengkonsumsi coklat dari segi kesehatan untuk mengurangi resiko strok. Hasilnya akan dipresentasikan pada bulan April pada pertemuan tahunan American Academy of Neurology di Toronto.<br />Penelitian pertama menemukan 44.489 orang yang mengkonsumsi coklat setiap minggunya 22% lebih rendah untuk mengalami strok dibandingkan dengan mereka yang tidak.<br />Penelitian kedua menunjukkan bahwa dari 1.169 orang yang makan 50 gram coklat sekali seminggu 46% tidak meninggal setelah mengalami resiko kematian pasca strok dibandingkan dengan orang yang tidak.<br />Pada penelitian ketiga yang dimasukkan dalam tinjauan in menemukan hubungan antara mengkonsumsi coklat dengan resiko kematian akibat strok.<br />Para peneliti mengatakan bahwa coklat, terutama dark chocolate, kaya akan antioksidan yang disebut flavonoid yang telah menunjukkan keuntungan dari sisi kesehatan.<br />“ Lebih banyak penelitian dibutuhkan untuk menentukan apakah coklat benar-benar menurunkan resiko strok, atau apakah orang yang lebih sehat memang lebih menyukai mengkonsumsi coklat dibandingkan dengan orang lain,” kata Sarah Sahib,BScCA dari McMaster University di Hamilton,Ontario.<br /></div>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-395413772196214859.post-64038461190757589582009-12-28T08:00:00.000-08:002009-12-28T08:00:03.632-08:0012 Masalah Kesehatan akibat sering minum minuman beralkohol<span class="fullpost"><script src="http://kumpulblogger.com/scahor.php?b=28084&onlytitle=1" type="text/javascript"></script></span><br />Diambil dari <a href="http://www.webmd.com/mental-health/alcohol-abuse/features/12-health-risks-of-chronic-heavy-drinking"> situs Web MD </a> oleh David Freeman<br />Para peneliti telah menghubungkan konsumsi alcohol dengan lebih dari 60 penyakit. Berikut adalah 12 kondisi yang dikaitkan dengan sering mengkonsumsi alcohol berlebihan<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(204, 0, 0);">1. Anemia</span><br />Minum berlebihan dapat menyebabkan sejumla sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen menurun di luar batas normal. Kondisi ini disebut anemia yang dapat menjadi pencetus gejala seperti lemas, sesak, dan pusing<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">2.<a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2008/11/asam-folat-dan-vitamin-b-lainnya-tidak.html"> Kanker</a></span><br />Para peneliti mempercayai bahwa peningkatan resiko terjadi ketika tubuh mengubah alcohol menjadi asetaldehid , suatu karsinogen potensial. <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/multiple-myeloma.html">Lokasi kanker</a> sehubungan dengan penggunaan alcohol termasuk mulut, faring (tenggorakan) , <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/02/tumor-ganas-laring.html">laring (pita suara) </a>, esophagus, hati, payudara, dan regio kolorektal. Resiko kanker semakin meningkat pada orang-orang yang menggunakan tembakau.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Penyakit jantung dan pembuluh darah</span><br />Minum berlebihan menyebabkan platelet mudah dalm darah membentuk gumpalan yang akan berkembang menjadi serangan jantung atau strok. Minum berlebihan juga dapat menyebabkan kardiomiopati, suatu kondisi yang mematikan dimana otot jantung melemah dan rusak, <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/08/fibrilasi-atrium-diagnosis-dan.html">fibrilasi atrial</a> dan ventrikuler.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Sirosis</span><br />Alkohol merupakan<a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2008/11/hepatitis-virus-1.html"> racun bagi sel-sel hati</a>, dan banyak dari alkoholik mengalami sirosis. Untuk alasan yang belum diketahui, hal ini lebih buruk pada wanita.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Demensia</span><br />Seiring dengan usia, otak mengalami kemunduran dengan rata-rata 1,9% perdekade. Namun minum berlebihan mempercepat kemunduran pada region tertentu otak yang berdampak pada hilang ingatan dan gejala lain demensia.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. Depresi</span><br />Telah lama diketahui bahwa minum berlebihan sejalan dengan depresi meski masih diperdebatkan tentang mana yang terjadi lebih dulu. Salah satu teori bahwa orang-orang yang mengalami depresi berpaling pada alcohol sebagai cara “pengobatan” untuk mengurangi sakit secara emosional. Namun di awal tahun ini, <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/12/studi-kasus-kontrol.html">suatu penelitian</a> besar di New Zealand menunjukkan adanya kemungkinan cara lain bahwa minum berlebihan menyebabkan depresi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7. Kejang</span><br />Minum berlebihan dapat menyebabkan epilepsy dan mencetuskan kejang meski pada orang yang tidak memiliki riwayat epilepsy.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8. Gout</span><br />Kondisi menyakitkan, gout disebabkan oleh formasi Kristal asam urat pada sendi. Meskipun sejumlah besar kasus berhubungan dengan herediter, alcohol dan factor diet lainnya tampaknya memegang peranan. Alkohol juga tampaknya memperburuk gout yang sudah ada<br /><br /><span style="font-weight: bold;">9. <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/hipertensi-tekanan-darah-tinggi.html">Tekanan darah tinggi / Hipertensi</a></span><br />Alkohol dapat mengganggu sistem saraf simpatik, diaman, diantara yang lain, control kontriksi dan dilatasi pembuluh darah sebagai tanggapan terhadap stress, suhu, latihan dan sebagainya. Minum berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Efek ini dapat menjadi kronik. <a href="http://prematuredoctor.blogspot.com/2009/11/hipertensi-tekanan-darah-tinggi.html">Tekanan darah tinggi</a> menyebabkan masalah kesehatan lain seperti penyakit ginjal, jantung dan strok.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">10. Infeksi</span><br />Minum berlebihan menekan sistem imun, yang merupakan pertahanan terhadap infeksi seperti tuberculosis, pneumonia, HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual lainnya ( termasuk beberapa yang menyebabkan infertilitas ). Orang-orang yang sering minum berlebihan akan lebih mudah terlibat seks yang beresiko.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">11. Kerusakan saraf</span><br />Minum berlebihan dapat menyebabkan kerusakan bentuk saraf yang dikenal sebagai neuropati alkoholik yang dapat memproduksi rasa nyeri kesemutan pada ekstremitas, kelemahan otot, inkontinensia, konstipasi, disfungsi ereksi, dan masalah-masalah lain. Neuropati alkoholik dapat memberat karena alkohol adalah racun untuk sel-sel saraf, atau karena defisiensi nutrisi yang diakibatkan oleh minum berlebihan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">12. Pankreatitis</span><br />Selain penyebab iritasi lambung (gastritis) , minum beralkohol juga dapat menginflamasi pancreas. Pancreatitis kronik mempengaruhi proses pencernaan, menyebabkan nyeri abdomen dan diare persisten dan tidak diperbaiki. Beberapa kasus pancreatitis kronik dicetuskan oleh batu empedu tetapi lebih dari 60% akibat konsumsi alkohol.<br /><br /><br /><br /><br /> </span>Attonkhttp://www.blogger.com/profile/08707530652834827116noreply@blogger.com0