Wednesday, August 25, 2010

ASI dan Susu Formula

Download file lengkap di halaman ini


Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna bagi makanan bayi.
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan/disekresi oleh kelenjar payudara pada 4 hari pertama setelah persalinan. komposisi kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi sering defekasi dan feses berwarna hitam. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 56 kal/100ml kolostrum dan pada hari pertama bayi memerlukan 20-30 cc. Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan kandungan protein dalam susu matur.

Aspek Gizi
a. Manfaat kolostrum :
1. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
2. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
3. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
4. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

b. Komposisi :
1. ASI mudah dicerna, selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
2. ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung Whey yang lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey:Caasein adalah 20:80, sehingga tidak mudah diserap.

c. Komposisi Taurin, DHA, dan AA pada ASI
1. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmiter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat pada terjadinya gangguan pada retina mata.
2. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polysaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukkan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Diamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (prekursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

Aspek Imunologik
1. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas dari kontaminasi.
2. Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tetapi dapan melumpuhkan bakteri patogen E. Coli dan berbagai virus dalam saluran pencernaan.
3.Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran cerna.
4.Lysosim, Enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
5.Sel darah putih pada ASI dalam 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari tiga macam yaitu : Bronchus-Associated Lynphocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Associated Lymphocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Associated Lymphocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
6.Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

Pemberian ASI Eksklusi
Air susu ibu (ASI) Eksklusif adalah ASI yang diberikan sejak bayi baru lahir sampai dengan usia enam bulan, tanpa dicampur dengan makanan atau cairan lain walau air putih sekalipun dengan pengecualian pemberian vitamin, mineral, atau obat dalam bentuk tetes atau sirup.
Pada Tahun 2001, WHO merevisi rekomendasi global mengenai ASI. Isi dari revisi tersebut adalah pemberian ASI pada bayi harus dilakukan sesegera mungkin yaitu dianjurkan dalam satu jam setelah bayi lahir. Selain itu ibu dianjurkan memberi ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan, dimana rekomendasi sebelumnya ASI eksklusif hanya sampai 4 bulan.
Untuk memungkinkan ibu tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, maka WHO dan UNICEF merekomendasikan :
1. ASI inisiasi dalam 1 jam pertama kehidupan
2. ASI eksklusif yaitu bayi hanya meminum ASI saja tanpa makanan atau minuman tambahan, bahkan air sekalipun.
3. ASI sesuai dengan kebutuhan, yaitu sesering yang bayi inginkan, siang atau malam.
4. Tanpa penggunaan botol atau dot.

Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan tersebut didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru-paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kehamilan.
Rekomendasi pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan tampaknya masih terlalu sulit untuk dilaksanakan. Berbagai kendala yang menghambat pemberian ASI, adalah :
1. Perilaku menyusui yang kurang mendukung misalnya membuang kolostrum karena dianggap tidak bersih dan kotor.
2. Pemberian makanan/minuman sebelum ASI keluar.
3. Kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI cukup untuk bayinya.
4. Ibu kembali bekerja setelah cuti bersalin, yang menyebabkan penggunaan susu botol/susu formula secara dini, sehingga menggeser/menggantikan kedudukan ASI. Hal ini diperberat lagi dengan adanya kecenderungan meningkatnya peran ganda wanita dari tahun ke tahun. Pada tahun 1997 jumlah pekerja wanita adalah 34,33 juta jiwa dengan angka pertumbuhan sebesar 4,76% (1998), sementara angka pertumbuhan pekerja pria pada tahun yang sama adlaah 2,70%.
5. Gencarnya promosi susu formula, baik melalui petugas kesehatan maupun melalui mass media, bahkan dewasa ini secara langsung ke ibu-ibu.
6. Sikap petugas kesehatan yang mendukung tercapainya keberhasilan program PP-ASI (Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu).


Pengaruh Susu Formula
Dewasa ini promosi susu formula sangat marak, baik melalui media elektronik maupun media cetak. Secara tidak langsung hal ini mempengaruhi pola pemberian ASI di masyarakat.
Promosi besar-besaran susu formula membuat banyak ibu yang tergoda untuk memberikan susu formula pada bayinya. Ada anggapan yang keliru bahwa susu formula dapat menggantikan ASI, namun kenyataanya tidak demikian, dimana ASI tidak dapat tergantikan oleh susu formula sehebat atau semaha apapun.

Cara Penyimpanan ASI
a. Persiapan dasar untuk penyimpanan ASI
- Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya terjadi di pagi hari.
- Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan menjadi sulit dibersihkan.
- Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk. Di tempat kerja, mungkin bisa di meeting room yg kosong, toilet, dan lain-lain.
- Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya: susu, juice, decaffeinated tea/coffee, atau sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara.
- Usahakan untuk relax, kalau bisa dengan kaki yg diangkat.
- Kompres payudara kira-kira 5-10 menit, atau mandi air hangat sambil memijat payudara membantu agar air susu dapat keluar dengan lancar.
- Bila masih kesulitan bisa meminta oxytocin pada dokter

b. Lama Penyimpanan ASI yang telah diperah
- Jika ruangan tidak ber-AC, disarankan tidak lebih dari 4 jam.
- Namun, jika ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam.
Namun, perlu diingat suhu ruangan tersebut harus stabil. Misalnya ruangan ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di dalamnya.
- Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan sampai delapan hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain yg ada di lemari es.
- Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3 x 24 jam.
- Ibu juga dapat membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.
- ASI hasil pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Namun jangan menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer, karena bagian ini yang mengalami perubahan dan variasi suhu udara terbesar.
Jika Ibu kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yang terpisah atau deep freezer yang umumnya memiliki suhu lebih rendah dari freezer biasa, maka ASI hasil pompa/perasan bahkan dapat disimpan sampai dengan enam bulan di dalamnya.

c. Cara Menyimpan ASI hasil pompaan dan perasan
- Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu.
- Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau kaca.
- Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak meleleh jika direndam dalam air panas).
- Jangan pakai botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas.
- Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas.
- Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot. Karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara.
- Jika dalam satu hari Ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja Asi itu digabungkan dalam botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat botol disimpan stabil, antara 0 s/d 15 derajat Celcius.
- Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama s/d terakhir tidak lebih dari 24 jam.

d. Cara memberikan ASI yang telah didinginkan
- Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran.
- Atau merendam botol di dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas atau bukan mendidih.
- Jangan sekali-sekali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya, kecuali yang memang didesain untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI.
- Ibu tentunya mengetahui berapa banyak bayi Ibu biasanya sekali meminum ASI. Sesuaikanlah jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan tersebut. Misalnya dalam satu botol Ibu menyimpan sebanyak 180 cc ASI tetapi bayi Ibu biasanya hanya meminum 80 cc, jangan langsung dipanaskan semua.

e. Indikator ASI Basi
- Sebenarnya jika Ibu mengikuti pedoman pemompaan/pemerasan ASI dan penyimpanan yang baik, ASI tidak akan mungkin basi. Terkadang memang setelah disimpan atau didinginkan akan terjadi perubahan warna dan rasa, tapi itu tidak menandakan bahwa ASI sudah basi. Asalkan Ibu berada dalam keadaan bersih ketika memompa atau memeras, menyimpan ASI dalam botol yang steril dan tertutup rapat, dalam jangka waktu tepat dan saat memanaskan juga mengikuti petunjuk, ASI akan terjaga dalam kondisi yang baik.
- Dibandingkan susu formula, ASI lebih tahan lama. Pada saat berinteraksi dengan udara luar, biasanya yang terjadi bukan pembusukan ASI tetapi lebih merupakan berkurangnya khasiat ASI, terutama zat yang membantu pembentukan daya imun bayi.
Download file lengkap di halaman ini

No comments: