Wednesday, August 5, 2009

Fibrilasi Atrium ,Diagnosis dan Penatalaksanaan

Autor : Ali A Sovari, MD, Clinical and Research Fellow in Cardiovascular Medicine, Section of Cardiology, University of Illinois at Chicago (UIC)
Coauthor(s): Abraham G Kocheril, MD, FACC, FACP, Professor of Medicine, Director of Clinical Electrophysiology, University of Illinois at Chicago
Diupdate: Jul 7, 2009

Diagnosis of Fibrilasi Atrium

Bagaimana pedoman klasifikasi fibrilasi atrium ?

Fibrilasi atrium (Atrial fibrillation) diklasifikasikan menjadi paroksismal, persisten dan permanen. Fibrilasi atrium dikelompokan sebagai paroksismal bila berhenti secara spontan kurang dari 7 hari ( biasanya <24 class="fullpost">
Gejala dan tanda : Bagaimana pasien fibrilasi atrium diduga tidak stabil ?
Fibrilasi atrium dapat memberikan gejala seperti palpitasi, pusing, cemas, lemah , dan sesak nafas ringan, namun, lebih dari 90% episode fibrilasi atrium tidak menimbulkan gejala. 2 Gejala dan tanda yang lebih serius seperti nyeri dada, sesak nafas yang hebat, dan ketidakstabilan hemodinamik, dapat dikaitkan dengan penyakit jantung seperti penyakit jantung iskemik atau gagal jantung. Kardioversi segera direkomendasikan pada pasien dengan yang tidak stabil dikaitkan dengan fibrilasi atrium. Penting untuk menentukan apakah ketidakstabilan hemodinamik dikaitkan dengan fibrilasi atrium atau kondisi -kondisi yang lain.
Sebagai contoh , pada pasien yang sesak dengan saturasi oksigen ringan atau diambang batas merupakan tambahan eksaserbasi pada penyakit paru obstruktif kronik (COPD) dan fibrilasi atrium dengan ventricular rate 110 kali permenit, penanganan eksaserbasi PPOK (dibandingkan dengan kardioversi untuk mengobati fibrilasi atrium) lebih menguntungkan. Denyut jantung 110 kali permenit tidak dapat menjelaskan dispnea dan saturasi oksigen yang rendah, dan gejala dan tanda pada pasien lebih baik dijelaskan oleh penyebab yang lain.

No comments: