Kardioversi
Indikasi : Pasien seperti apa yang mendapatkan kardioversi ?
Pasien dengan gambaran hemodinamik tidak stabil, dengan dispnea yang hebat dan nyeri dada disertai fibrilasi atrium, atau fibrilasi atrium preeksitasi sebaiknya mendapat kardioversi segera. Pada pasien stabil dengan onset baru fibrilasi atrium, strategi rate control sebaiknya menjadi pengawasan pertama ventricular rate. Jika terapi tidak memberikan respon atau jika EKG tidak menunjukkan abnormalitas pada katub atau fungsional jantung , kardioversi dapat diindikasikan.
Bagaimana kardioversi dilakukan dan tingkat keberhasilannya ?
DC kardioversi adalah memberikan arus listrik yang tersinkronisasi pada kompleks QRS ; dapat diberikan dengan bentuk gelombang monofasik atau bifasik. Energi yang dibutuhkan biasanya 100 – 200 J ( kadang-kadang membutuhkan energy yang lebih besar) untuk gelombang monofasik dan lebih sedikit pada ggelombang bifasik. Pasien sebaiknya ditenangkan. Pada pasien dengan fibrilasi atrium dengan durasi yang relative singkat dan atrium kiri yang sedikit membesar , tingkat keberhasilan kardioversi mencapai 75% (mis. Ukurran atrium kiri dan durasi fibrilasi atrium berbanding terbalik dengan tingkat keberhasilan kardioversi)
Apa komplikasi dari kardioversi ?
Emboli merupakan komplikasi terpenting dari kardioversi. Maka, thrombus di jantung sebaiknya dikesampingkan menggunakan transesophageal echocardiography (TEE), atau warfarin diberikan sebagai antikoagulan selama 4 minggu sebelum kardioversi dilakukan. Sebagai tambahan, pasien sebaiknya mendapatkan terapi antikoagulan sekurang-kurangnya 4 minggu mengikuti prosedur.
Komplikasi lain kardioversi berupa edema paru, hipotensi, disfungsi miokard, kulit terbakar, dan dapat dicegah dengan pemberian steroid krim atau teknik yang baik. Kardioversi juga dikaitkan dengan beberapa perubahan pada segmen ST dan gelombang T pada EKG dan dapat meningkatkan kadar biomarker serum jantung. Sinkronisasi mencegah aritmia ventrikel yang serius.
Sisi farmakologi kardioversi : Apa pilihan dan indikasinya ?
Kardioversi merupakan metode yang biasa dilakukan. Meskipun kardioversi farmakologis biasanya sebagai terapi lini pertama, hal ini utamanya digunakan bila Direct Current Cardioversion gagal atau pada beberapa kasus, sebagai strategi prekardioversi.
Terapi awal seperti amiodarone, flecainide, ibutilide, propafenone, atau sotalol telah menunjukkan peningkatan tingkat keberhasilan DC kardioversi dan direkomendasikan oleh the American College of Cardiology (ACC). Strategi ini juga merekomendasikan ketika DC kardioversi gagal dan lebih dulu mengulangi DC kardioversi. Amiodaronee intravena khas diberikan 150 mg bolus dalam 10 – 15 menit, diikuti dengan infuse 1 mg/ menit selama 6 jam dan kemudian 0,5 mg/menit.
Pasien dengan gambaran hemodinamik tidak stabil (seperti dengan hipotensi) tidak dapat mentoleransi obat antiaritmia dan efek samping dan kontraindikasi setiap obat antiaritmia sebaiknya dipertimbangkan sebelum pemberian.Krena efek samping proaritmia dari obat antiaritmia, pasien-pasien ini harus dimonitor setidaknya dalam 24 jam, membutuhkan perawatan inap rumah sakit pada kebanyakan kasus.
Siapa yang harus mengalami kardioversi mendesak ?
Kardioversi mendesak diindikasikan pada pasien tidak stabil disertai onset baru fibrilasi atrium. Dalam scenario ini, jika durasi fibrilasi atrium mencapai 48 jam atau tidak diketahui, heparin sebaiknya diberikan bersama-sama. Selama 4 minggu setelah prosedur, warfarin sebaiknya diresepkan sebagai antikoagulan, dan target international normalized ratio (INR) sebaiknya antara 2 dan 3. Data yang terbatas mendukung penggunaan heparin molekul kecil untuk tujuan ini.
Indikasi : Pasien seperti apa yang mendapatkan kardioversi ?
Pasien dengan gambaran hemodinamik tidak stabil, dengan dispnea yang hebat dan nyeri dada disertai fibrilasi atrium, atau fibrilasi atrium preeksitasi sebaiknya mendapat kardioversi segera. Pada pasien stabil dengan onset baru fibrilasi atrium, strategi rate control sebaiknya menjadi pengawasan pertama ventricular rate. Jika terapi tidak memberikan respon atau jika EKG tidak menunjukkan abnormalitas pada katub atau fungsional jantung , kardioversi dapat diindikasikan.
Bagaimana kardioversi dilakukan dan tingkat keberhasilannya ?
DC kardioversi adalah memberikan arus listrik yang tersinkronisasi pada kompleks QRS ; dapat diberikan dengan bentuk gelombang monofasik atau bifasik. Energi yang dibutuhkan biasanya 100 – 200 J ( kadang-kadang membutuhkan energy yang lebih besar) untuk gelombang monofasik dan lebih sedikit pada ggelombang bifasik. Pasien sebaiknya ditenangkan. Pada pasien dengan fibrilasi atrium dengan durasi yang relative singkat dan atrium kiri yang sedikit membesar , tingkat keberhasilan kardioversi mencapai 75% (mis. Ukurran atrium kiri dan durasi fibrilasi atrium berbanding terbalik dengan tingkat keberhasilan kardioversi)
Apa komplikasi dari kardioversi ?
Emboli merupakan komplikasi terpenting dari kardioversi. Maka, thrombus di jantung sebaiknya dikesampingkan menggunakan transesophageal echocardiography (TEE), atau warfarin diberikan sebagai antikoagulan selama 4 minggu sebelum kardioversi dilakukan. Sebagai tambahan, pasien sebaiknya mendapatkan terapi antikoagulan sekurang-kurangnya 4 minggu mengikuti prosedur.
Komplikasi lain kardioversi berupa edema paru, hipotensi, disfungsi miokard, kulit terbakar, dan dapat dicegah dengan pemberian steroid krim atau teknik yang baik. Kardioversi juga dikaitkan dengan beberapa perubahan pada segmen ST dan gelombang T pada EKG dan dapat meningkatkan kadar biomarker serum jantung. Sinkronisasi mencegah aritmia ventrikel yang serius.
Sisi farmakologi kardioversi : Apa pilihan dan indikasinya ?
Kardioversi merupakan metode yang biasa dilakukan. Meskipun kardioversi farmakologis biasanya sebagai terapi lini pertama, hal ini utamanya digunakan bila Direct Current Cardioversion gagal atau pada beberapa kasus, sebagai strategi prekardioversi.
Terapi awal seperti amiodarone, flecainide, ibutilide, propafenone, atau sotalol telah menunjukkan peningkatan tingkat keberhasilan DC kardioversi dan direkomendasikan oleh the American College of Cardiology (ACC). Strategi ini juga merekomendasikan ketika DC kardioversi gagal dan lebih dulu mengulangi DC kardioversi. Amiodaronee intravena khas diberikan 150 mg bolus dalam 10 – 15 menit, diikuti dengan infuse 1 mg/ menit selama 6 jam dan kemudian 0,5 mg/menit.
Pasien dengan gambaran hemodinamik tidak stabil (seperti dengan hipotensi) tidak dapat mentoleransi obat antiaritmia dan efek samping dan kontraindikasi setiap obat antiaritmia sebaiknya dipertimbangkan sebelum pemberian.Krena efek samping proaritmia dari obat antiaritmia, pasien-pasien ini harus dimonitor setidaknya dalam 24 jam, membutuhkan perawatan inap rumah sakit pada kebanyakan kasus.
Siapa yang harus mengalami kardioversi mendesak ?
Kardioversi mendesak diindikasikan pada pasien tidak stabil disertai onset baru fibrilasi atrium. Dalam scenario ini, jika durasi fibrilasi atrium mencapai 48 jam atau tidak diketahui, heparin sebaiknya diberikan bersama-sama. Selama 4 minggu setelah prosedur, warfarin sebaiknya diresepkan sebagai antikoagulan, dan target international normalized ratio (INR) sebaiknya antara 2 dan 3. Data yang terbatas mendukung penggunaan heparin molekul kecil untuk tujuan ini.
No comments:
Post a Comment