Monday, December 28, 2009
12 Masalah Kesehatan akibat sering minum minuman beralkohol
Diambil dari situs Web MD oleh David Freeman
Para peneliti telah menghubungkan konsumsi alcohol dengan lebih dari 60 penyakit. Berikut adalah 12 kondisi yang dikaitkan dengan sering mengkonsumsi alcohol berlebihan
1. Anemia
Minum berlebihan dapat menyebabkan sejumla sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen menurun di luar batas normal. Kondisi ini disebut anemia yang dapat menjadi pencetus gejala seperti lemas, sesak, dan pusing
2. Kanker
Para peneliti mempercayai bahwa peningkatan resiko terjadi ketika tubuh mengubah alcohol menjadi asetaldehid , suatu karsinogen potensial. Lokasi kanker sehubungan dengan penggunaan alcohol termasuk mulut, faring (tenggorakan) , laring (pita suara) , esophagus, hati, payudara, dan regio kolorektal. Resiko kanker semakin meningkat pada orang-orang yang menggunakan tembakau.
3. Penyakit jantung dan pembuluh darah
Minum berlebihan menyebabkan platelet mudah dalm darah membentuk gumpalan yang akan berkembang menjadi serangan jantung atau strok. Minum berlebihan juga dapat menyebabkan kardiomiopati, suatu kondisi yang mematikan dimana otot jantung melemah dan rusak, fibrilasi atrial dan ventrikuler.
4. Sirosis
Alkohol merupakan racun bagi sel-sel hati, dan banyak dari alkoholik mengalami sirosis. Untuk alasan yang belum diketahui, hal ini lebih buruk pada wanita.
5. Demensia
Seiring dengan usia, otak mengalami kemunduran dengan rata-rata 1,9% perdekade. Namun minum berlebihan mempercepat kemunduran pada region tertentu otak yang berdampak pada hilang ingatan dan gejala lain demensia.
6. Depresi
Telah lama diketahui bahwa minum berlebihan sejalan dengan depresi meski masih diperdebatkan tentang mana yang terjadi lebih dulu. Salah satu teori bahwa orang-orang yang mengalami depresi berpaling pada alcohol sebagai cara “pengobatan” untuk mengurangi sakit secara emosional. Namun di awal tahun ini, suatu penelitian besar di New Zealand menunjukkan adanya kemungkinan cara lain bahwa minum berlebihan menyebabkan depresi.
7. Kejang
Minum berlebihan dapat menyebabkan epilepsy dan mencetuskan kejang meski pada orang yang tidak memiliki riwayat epilepsy.
8. Gout
Kondisi menyakitkan, gout disebabkan oleh formasi Kristal asam urat pada sendi. Meskipun sejumlah besar kasus berhubungan dengan herediter, alcohol dan factor diet lainnya tampaknya memegang peranan. Alkohol juga tampaknya memperburuk gout yang sudah ada
9. Tekanan darah tinggi / Hipertensi
Alkohol dapat mengganggu sistem saraf simpatik, diaman, diantara yang lain, control kontriksi dan dilatasi pembuluh darah sebagai tanggapan terhadap stress, suhu, latihan dan sebagainya. Minum berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Efek ini dapat menjadi kronik. Tekanan darah tinggi menyebabkan masalah kesehatan lain seperti penyakit ginjal, jantung dan strok.
10. Infeksi
Minum berlebihan menekan sistem imun, yang merupakan pertahanan terhadap infeksi seperti tuberculosis, pneumonia, HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual lainnya ( termasuk beberapa yang menyebabkan infertilitas ). Orang-orang yang sering minum berlebihan akan lebih mudah terlibat seks yang beresiko.
11. Kerusakan saraf
Minum berlebihan dapat menyebabkan kerusakan bentuk saraf yang dikenal sebagai neuropati alkoholik yang dapat memproduksi rasa nyeri kesemutan pada ekstremitas, kelemahan otot, inkontinensia, konstipasi, disfungsi ereksi, dan masalah-masalah lain. Neuropati alkoholik dapat memberat karena alkohol adalah racun untuk sel-sel saraf, atau karena defisiensi nutrisi yang diakibatkan oleh minum berlebihan.
12. Pankreatitis
Selain penyebab iritasi lambung (gastritis) , minum beralkohol juga dapat menginflamasi pancreas. Pancreatitis kronik mempengaruhi proses pencernaan, menyebabkan nyeri abdomen dan diare persisten dan tidak diperbaiki. Beberapa kasus pancreatitis kronik dicetuskan oleh batu empedu tetapi lebih dari 60% akibat konsumsi alkohol.
Saturday, December 26, 2009
6 tempat - yang secara mengejutkan – kotor di rumah anda
Oleh Mary Anne Dunkin
WebMD Feature
Reviewed by Louise Chang,MD
Terjemahan bebas oleh attonk
WebMD Feature
Reviewed by Louise Chang,MD
Terjemahan bebas oleh attonk
Jika anda menjatuhkan sepotong buah di dalam bak cuci piring di dapur anda saat membersihkannya, apakah anda berpikir dua kali memasukkannya ke dalam mulut ? bagaimana jika anda menjatuhkannya di toilet ?
Kuman seperti virus –virus pilek dan bakteri dapat hidup di sejumlah tempat yang tidak diduga. Berikut enam tempat kotor yang secara mengejutkan ada di rumah anda – seperti bak cuci piring di dapur anda – dan apa yang dapat anda lakukan untuk melindungi diri anda.
Tempat kotor : Bak cuci piring di dapur
Meskipun pikiran belaka untuk mengambil kembali sesuatu dari toilet anda cukup untuk membuat anda sakit, toilet anda mungkin lebih bersih dibandingkan bak cuci dapur anda, kata Eileen Abruzzo, direktur pengendalian infeksi di Long Island College Hospital of Brooklyn, New York. Partikel-partikel makanan dari piring dibiarkan terendam atau terbilas sebelum masuk ke mesin cuci piring dapat menjadi tempat perkembangbiakan untuk bakteri penyebab penyakit ,termasuk E. Coli dan Salmonella. Kuman-kuman dapat mencapai tangan anda atau ke makanan.
Kebanyakan orang mengambil langkah untuk mendisinfeksikan toilet mereka, sedikit orang memberikan perhatian yang sama pada bak cuci piring, kata Abruzzo. “ Mereka membersihkan bak cuci piring mereka dengan air dan berpikir sudah bersih – tetapi ternyata tidak.”
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Lakukan sanitasi juga pada bak cuci pring anda dan cegah penyebaran bakteri, Abruzzo merekomendasikan untuk membersihkan bak cuci piring dengan larutan cairan pemutih dan air sekali sehari dan kemudian membiarkan larutan tersebut mengalir ke saluran . Ingat untuk membuka dan juga membersihkan penutup pipa , katanya. Kemudian bersihkan tangan anda.
Tempat kotor : Sikat gigi anda
Anda menggunakannya dua kali sehari, tetapi pernahkah anda berpikir bahwa semua kuman bersembunyi di situ ? “ anda membilas setelah menggunakannya dan menjauhkannya dari basah,” kata Abruzzo. “ bakteri menyukai tempat lembab dan tumbuh di situ.”
Jika kuman dari mulut anda tidak cukup mengkontaminasi sikat gigi , kuman-kuman dari kamar mandi bisa dipastikan. Penelitian oleh Charles P. Gerba,PhD dari University of Arizona Department of Soil, Water, and Environmental Science pada tahun 1970an menemukan bahwa penyiraman kamar mandi menyebabkan percikan tetes air yang terkontaminasi dengan virus dan bakteri ke udara. Kuman-kuman ini, dia menemukan, dapat mengambang di kamar mandi anda setidaknya selama dua jam setiap anda membersihkan kamar mandi sebelum jatuh ke permukaan – termasuk ke sikat gigi anda.
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Abruzzo merekomendasikan untuk menempatkan sikat gigi di mana udara dapat keluar dan kering – tetapi jangan terlalu dekat dengan kamar mandi. Juga, ganti sikat gigi anda, secara khusus setelah anda sakit, dan pastikan untuk menutup penutup kakus sebelum disiram.
Tempat kotor : botol garam dan merica
Dapatkah salah satu dari tempat kotor di rumah anda berada di meja saat anda makan ?
Sayangnya, ya, menurut suatu penelitian di tahun 2008 oleh peneliti dari University of Virginia. Dalam penelitian tersebut, peneliti bertanya kepada 30 orang dewasa yang telah memulai menunjukkan gejala pilek, untuk menyebutkan 10 tempat yang mereka sentuh di rumah mereka dalam 18 jam terakhir. Para peneliti menguji tempat-tempat tersebut. Hasilnya ditemukan virus pilek pada 41% dari permukaan yang diperiksa, dan setiap botol garam dan merica positif untuk virus pilek.
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Ketika anda membersihkan meja dapur setelah makan, bersihkan juga botol garam dan merica. Tetapi perlindungan terbaik melawan penyebaran kuman ketika anda mengambil bumbu adalah mencuci tangan anda – sebelum dan sesudahnya.
Tempat kotor : Remote control TV anda
Remote diletakkan di lantai, diantara bantalan sofa, tempat batuk dan bersin. Setiap orang di rumah memegangnya.
“setiap yang orang sentuh lebih sering ditemukan kuman,” kata Abruzzo. The University of Virginia meneliti virus pilek pada permukaan rumah yang menunjukkan permukaan remote control termasuk di antara yang paling berkuman. Para peneliti menemukan sebagian remote control yang diperiksa ditemukan virus pilek.
Cara cepat untuk membasmi bakteri
Abruzzo menyarankan untuk membersihkannya dengan menyapunya dengan pemutih atau alcohol – “ jika saya dapat menemukannya atau menjauhkannya dari tangan suami saya,” katanya. Di samping itu, membersihkan tangan anda secara teratur adalah cara terbaik untuk melindungi diri anda melawan kuman-kuman.
Tempat kotor : Keyboard komputer anda
Jika anda makan di depan komputer anda, bersin di keyboard anda, atau duduk untuk menjelajah internet tanpa membersihkan tangan anda terlebih dahulu, keyboard komputer anda dapat menjadi sumber bahaya kesehatan. Pada penelitian baru-baru ini yang dilakukan oleh kelompok konsumen Inggris, para peneliti menguji keyboard dan menemukan sejumlah besar bakteri yang berbahaya termasuk E. Coli dan Staph. Empat dari 33 sample keyboard memiliki cukup kuman untuk dipertimbangkan ssebagai bahaya kesehatan. Satu sample memiliki tingkatan kuman yang lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan pada dudukan toilet.
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Cuci tangan anda sebelum dan setelah menggunakan komputer anda. Jika anda harus makan di depan komputer, jangan menjatuhkan remah-remah di keyboard anda. Untuk membersihkan keyboard, dengan lembut keluarkan remah-remah tersebut atau gunakan vakum. Abruzzo menyarankan membersihkan setiap tombol dengan alcohol, tetapi “ tidak terlalu basah,” katanya. “ dan jangan lupa untuk membersihkan mouse juga.”
Tempat kotor : Bathtub anda
Tempat dimana anda membersihkan diri anda tidak terlalu bersih. Suatu penelitian menemukan bakteri staphylococcus pada 26% sampel yang diteliti. Penelitian terpisah menemukan hasil yang lebih buruk untuk whirlpool tub. Saat ahli mikrobiologi Texas A & M University Rita Moyes,PhD meneliti 43 sampel air dari whirlpool, beliau menemukan bahwa semuanya memiliki tingkatan ringan untuk bahaya pertumbuhan bakteri. Hampir semua menunjukkan bakteri yang berasal dari tinja ; 81% ditemukan jamur dan 34% mengandung bakteri staph.
Menurut Moyes, alasan utama whirlpool tub sangat kotor harus bersamaan dengan lapisan pipa. Air terjebak di dalam pipa, menjadi tempat perkembangbiakan bakteri. Ketika anda mengaktifkan jet-nya air yang terkontaminasi terpancar ke dalam bak mandi saat anda berendam.
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Para ahli menyarankan membersihkan dan memdisinfeksi bak mandi anda dengan pembersih kamar mandi setelah mandi, kemudian mengeringkannya dengan handuk bersih. Untuk whirlpool tub, cara terbaik untuk mencegah kuman berkumpul adalah membersihkan salurannya.
Melindungi diri anda dari kuman
Kebanyakan kuman tidak berbahaya, banyak juga berdampak baik bagi kesehatan. Tetapi anda dapat membantu melindungi diri anda dengan menjaga tangan anda selalu bersih. Tangan anda memindahkan bakteri dan virus ke mata, hidung dan mulut anda. Tangan anda juga memindahkan kuman ke tempat lainnya.
CDC menyarankan membersihkan tangan anda dengan sabun dan air, membersihkan tangan anda selama 20 detik – waktu yang anda gunakan untuk melagukan Happy Birthday dua kali. “ Tidak masalah seberapa hangat airnya, yang penting adalah anda melakukan friksi,” kata Abruzzo.
Gel hand sanitizer dapat digunakan untuk membunuh kuman, tetapi tidak seharusnya menggantikan cuci tangan. Hand sanitizer memenuhi tangan anda, sehingga anda sebaiknya membersihkan tangan secara teratur , nasehat Abruzzo.
Kuman seperti virus –virus pilek dan bakteri dapat hidup di sejumlah tempat yang tidak diduga. Berikut enam tempat kotor yang secara mengejutkan ada di rumah anda – seperti bak cuci piring di dapur anda – dan apa yang dapat anda lakukan untuk melindungi diri anda.
Tempat kotor : Bak cuci piring di dapur
Meskipun pikiran belaka untuk mengambil kembali sesuatu dari toilet anda cukup untuk membuat anda sakit, toilet anda mungkin lebih bersih dibandingkan bak cuci dapur anda, kata Eileen Abruzzo, direktur pengendalian infeksi di Long Island College Hospital of Brooklyn, New York. Partikel-partikel makanan dari piring dibiarkan terendam atau terbilas sebelum masuk ke mesin cuci piring dapat menjadi tempat perkembangbiakan untuk bakteri penyebab penyakit ,termasuk E. Coli dan Salmonella. Kuman-kuman dapat mencapai tangan anda atau ke makanan.
Kebanyakan orang mengambil langkah untuk mendisinfeksikan toilet mereka, sedikit orang memberikan perhatian yang sama pada bak cuci piring, kata Abruzzo. “ Mereka membersihkan bak cuci piring mereka dengan air dan berpikir sudah bersih – tetapi ternyata tidak.”
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Lakukan sanitasi juga pada bak cuci pring anda dan cegah penyebaran bakteri, Abruzzo merekomendasikan untuk membersihkan bak cuci piring dengan larutan cairan pemutih dan air sekali sehari dan kemudian membiarkan larutan tersebut mengalir ke saluran . Ingat untuk membuka dan juga membersihkan penutup pipa , katanya. Kemudian bersihkan tangan anda.
Tempat kotor : Sikat gigi anda
Anda menggunakannya dua kali sehari, tetapi pernahkah anda berpikir bahwa semua kuman bersembunyi di situ ? “ anda membilas setelah menggunakannya dan menjauhkannya dari basah,” kata Abruzzo. “ bakteri menyukai tempat lembab dan tumbuh di situ.”
Jika kuman dari mulut anda tidak cukup mengkontaminasi sikat gigi , kuman-kuman dari kamar mandi bisa dipastikan. Penelitian oleh Charles P. Gerba,PhD dari University of Arizona Department of Soil, Water, and Environmental Science pada tahun 1970an menemukan bahwa penyiraman kamar mandi menyebabkan percikan tetes air yang terkontaminasi dengan virus dan bakteri ke udara. Kuman-kuman ini, dia menemukan, dapat mengambang di kamar mandi anda setidaknya selama dua jam setiap anda membersihkan kamar mandi sebelum jatuh ke permukaan – termasuk ke sikat gigi anda.
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Abruzzo merekomendasikan untuk menempatkan sikat gigi di mana udara dapat keluar dan kering – tetapi jangan terlalu dekat dengan kamar mandi. Juga, ganti sikat gigi anda, secara khusus setelah anda sakit, dan pastikan untuk menutup penutup kakus sebelum disiram.
Tempat kotor : botol garam dan merica
Dapatkah salah satu dari tempat kotor di rumah anda berada di meja saat anda makan ?
Sayangnya, ya, menurut suatu penelitian di tahun 2008 oleh peneliti dari University of Virginia. Dalam penelitian tersebut, peneliti bertanya kepada 30 orang dewasa yang telah memulai menunjukkan gejala pilek, untuk menyebutkan 10 tempat yang mereka sentuh di rumah mereka dalam 18 jam terakhir. Para peneliti menguji tempat-tempat tersebut. Hasilnya ditemukan virus pilek pada 41% dari permukaan yang diperiksa, dan setiap botol garam dan merica positif untuk virus pilek.
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Ketika anda membersihkan meja dapur setelah makan, bersihkan juga botol garam dan merica. Tetapi perlindungan terbaik melawan penyebaran kuman ketika anda mengambil bumbu adalah mencuci tangan anda – sebelum dan sesudahnya.
Tempat kotor : Remote control TV anda
Remote diletakkan di lantai, diantara bantalan sofa, tempat batuk dan bersin. Setiap orang di rumah memegangnya.
“setiap yang orang sentuh lebih sering ditemukan kuman,” kata Abruzzo. The University of Virginia meneliti virus pilek pada permukaan rumah yang menunjukkan permukaan remote control termasuk di antara yang paling berkuman. Para peneliti menemukan sebagian remote control yang diperiksa ditemukan virus pilek.
Cara cepat untuk membasmi bakteri
Abruzzo menyarankan untuk membersihkannya dengan menyapunya dengan pemutih atau alcohol – “ jika saya dapat menemukannya atau menjauhkannya dari tangan suami saya,” katanya. Di samping itu, membersihkan tangan anda secara teratur adalah cara terbaik untuk melindungi diri anda melawan kuman-kuman.
Tempat kotor : Keyboard komputer anda
Jika anda makan di depan komputer anda, bersin di keyboard anda, atau duduk untuk menjelajah internet tanpa membersihkan tangan anda terlebih dahulu, keyboard komputer anda dapat menjadi sumber bahaya kesehatan. Pada penelitian baru-baru ini yang dilakukan oleh kelompok konsumen Inggris, para peneliti menguji keyboard dan menemukan sejumlah besar bakteri yang berbahaya termasuk E. Coli dan Staph. Empat dari 33 sample keyboard memiliki cukup kuman untuk dipertimbangkan ssebagai bahaya kesehatan. Satu sample memiliki tingkatan kuman yang lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan pada dudukan toilet.
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Cuci tangan anda sebelum dan setelah menggunakan komputer anda. Jika anda harus makan di depan komputer, jangan menjatuhkan remah-remah di keyboard anda. Untuk membersihkan keyboard, dengan lembut keluarkan remah-remah tersebut atau gunakan vakum. Abruzzo menyarankan membersihkan setiap tombol dengan alcohol, tetapi “ tidak terlalu basah,” katanya. “ dan jangan lupa untuk membersihkan mouse juga.”
Tempat kotor : Bathtub anda
Tempat dimana anda membersihkan diri anda tidak terlalu bersih. Suatu penelitian menemukan bakteri staphylococcus pada 26% sampel yang diteliti. Penelitian terpisah menemukan hasil yang lebih buruk untuk whirlpool tub. Saat ahli mikrobiologi Texas A & M University Rita Moyes,PhD meneliti 43 sampel air dari whirlpool, beliau menemukan bahwa semuanya memiliki tingkatan ringan untuk bahaya pertumbuhan bakteri. Hampir semua menunjukkan bakteri yang berasal dari tinja ; 81% ditemukan jamur dan 34% mengandung bakteri staph.
Menurut Moyes, alasan utama whirlpool tub sangat kotor harus bersamaan dengan lapisan pipa. Air terjebak di dalam pipa, menjadi tempat perkembangbiakan bakteri. Ketika anda mengaktifkan jet-nya air yang terkontaminasi terpancar ke dalam bak mandi saat anda berendam.
Cara cepat untuk membasmi bakteri :
Para ahli menyarankan membersihkan dan memdisinfeksi bak mandi anda dengan pembersih kamar mandi setelah mandi, kemudian mengeringkannya dengan handuk bersih. Untuk whirlpool tub, cara terbaik untuk mencegah kuman berkumpul adalah membersihkan salurannya.
Melindungi diri anda dari kuman
Kebanyakan kuman tidak berbahaya, banyak juga berdampak baik bagi kesehatan. Tetapi anda dapat membantu melindungi diri anda dengan menjaga tangan anda selalu bersih. Tangan anda memindahkan bakteri dan virus ke mata, hidung dan mulut anda. Tangan anda juga memindahkan kuman ke tempat lainnya.
CDC menyarankan membersihkan tangan anda dengan sabun dan air, membersihkan tangan anda selama 20 detik – waktu yang anda gunakan untuk melagukan Happy Birthday dua kali. “ Tidak masalah seberapa hangat airnya, yang penting adalah anda melakukan friksi,” kata Abruzzo.
Gel hand sanitizer dapat digunakan untuk membunuh kuman, tetapi tidak seharusnya menggantikan cuci tangan. Hand sanitizer memenuhi tangan anda, sehingga anda sebaiknya membersihkan tangan secara teratur , nasehat Abruzzo.
Wednesday, December 23, 2009
Fakta-fakta menakjubkan tentang kesehatan dan penyakit jantung
Dari ukuran jantung hingga waktu serangan jantung , berikut lima fakta penting tentang jantung manusia yang setiap orang sebaiknya tahu.
Terjemahan bebas oleh Attonk dari sini
Anda dapat merasakan jantung ada berdetak setiap saat anda meletakkan tangan anda di dada, tetapi apakah anda tahu apa yang benar-benar terjadi di dalamnya atau apa yang membuat jantung anda tetap berdetak ?
WebMD the Magazine meminta Richard Krasuski,MD, direktur Adult Congenital Heart Disease Services dan staf kardiologi di Cleveland Clinic, untuk membantu menjelaskan beberapa fakta-fakta menakjubkan tentang jantung manusia.
No. 1. Bagaimana jantung manusia berfungsi
Setiap hari, jantung anda berdetak sekitar 100.000 kali, mengirimkan 2000 gallon darah ke seluruh badan anda. Meskipun tidak lebih besar dibandingkan kepalan tangan , jantung anda memiliki kerja hebat menjaga darah mengalir dalam 60.000 mil pembuluh darah yang memperdarahi organ-organ dan jaringan anda. Setiap kerusakan pada jantung dan katubnya dapat menurunkan kekuatan memompa, memaksa jantung bekerja lebih berat untuk menjaga kebutuhan darah untuk tubuh .
Jadi bagaimana meyakinkan jantung anda dalam bentuk yang sangat baik ? “ Menjaga badan anda tetap sehat membantu menjaga jantung lebih efektif, “ nasehat Krasuski. Dengan kata lain, makan makanan sehat, makanan yang seimbang dan tidak pelit untuk berolahraga.
No. 2. Gejala serangan jantung pada pria, gejala gagal jantung pada wanita
Ketika jantung bermasalah, pria dan wanita pasti tidak diciptakan sama. Singkatnya, berat jantung pria sekitar 10 ons, sementara jantung wanita sekitar 8 ons.
Bukan hanya bahwa jantung wanita lebih kecil dibandingkan pria, tetapi tanda-tanda bila bermasalah lebih kurang nyata. Ketika seorang wanita mengalami serangan jantung – dan lebih besar dari setengah juta orang tiap tahunnya – mereka lebih mirip menderita mual, gangguan pencernaan, dan nyeri pada bahu dibandingkan tanda-tanda khas pada nyeri dada.
Penyakit jantung adalah pembunuh terbesar pada pria dan wanita. Dan pada kedua gender sebaiknya memperhatikan nasehat sehat berikut : jangan merokok, pertahankan tekanan darah dan level kolesterol anda , dan perhatikan tanda-tanda peringatan nyata dan samar jantung yang dapat menjadi masalah.
No. 3. Tertawa : terapi jantung sehat
Ahli-ahli kesehatan telah membuktikan bahwa tertawa adalah obat yang baik.
Gelak tawa terbahak – bahak dapat mengirimkan 20% lebih banyak darah mengalir dalam tubuh. Suatu penelitian menemukan bahwa ketika orang menonton suatu film yang lucu, aliran darah mereka meningkat. Itulah sebabnya mengapa tertawa mungkin merupakan antidotum sempurna untuk stress.
Saat anda tertawa, dinding pembuluh darah anda berelaksasi dan melebar, kata Krasuski. Tertawalah yang baik.
No. 4. Stress dan serangan jantung senin pagi
Anda lebih mungkin menggunakan serangan jantung pada senin pagi dibandingkan dengan waktu lain dalam minggu.
Dokter telah lama mengetahui bahwa pagi adalah waktu utama terjadinya serangan jantung. “ kami menyebutnya the witching hour,” kata Krasuski. Hal ini dikarenakan tingkat suatu hormone stress yang disebut kortisol mencapai puncak pada pagi hari. Ketika hal itu terjadi, plak kolesterol yang terbentuk dalam arteri pecah dan menghambat aliran darah ke jantung. Tambahan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung akibat stress kembali bekerja setelah akhir pekan, dan anda memiliki resep untuk suatu serangan jantung pagi hari.
Sehingga penting untuk menurunkan tingkat stress sebanyak yang anda bisa, berlatih yoga, meditasi, latihan, tertawa (lihat tips no. 3), atau menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas dengan keluarga – apapun yang baik untuk anda.
No. 5. Bagaimana seks membantu jantung
Kehidupan seks aktif dapat mengurangi resiko pada pria meninggal akibat serangan jantung setengahnya. Pada pria, orgasme tiga hingga empat kali seminggu mungkin meberikan perlindungan potensial mencegah serangan jantung atau strok, menurut suatu penelitian Inggris.
Apakah seks bekerja sama baiknya pada jantung perempuan masih belum jelas, tetapi kehidupan percintaan yang sehat tampaknya sama baiknya untuk kesehatan secara menyeluruh. Satu hal, aktivitas seksual adalah suatu stress buster yang baik. Juga merupakan latihan yang baik – membakar sekitar 85 kalori setiap sesi setengah jam.
Jika anda mengalami masalah melakukan seks, mungkin ada bendera merah besar bahwa ada sesuatu yang salah dengan jantung anda. Sebagai contoh, beberapa peneliti berpikir bahwa disfungsi ereksi mungkin tanda suatu serangan jantung dalam perkembangan lima tahunnya.
Sunday, December 20, 2009
15 Gejala kanker yang wanita abaikan
WebMD menyingkap tanda-tanda peringatan kanker pada wanita yang sering terjadi namun acapkali diabaikan
Oleh Kathleen Doheny
Diterjemahkan bebas oleh attonk dari WebMD
Wanita cenderung lebih waspada dibandingkan pria mengenai pemeriksaan rutin yang direkomendasikan dan skrining kanker, menurut hasil penelitian dan para ahli.
Mereka umumnya lebih rela, memeriksakan gejala-gejala yang dicemaskan, kata Mary Daly,MD, ahli onkologi dan kepala departemen genetik klinikdi Fox Chase Cancer Center di Philadelpia.
Tetapi tidak selalu. Wanita muda, umpamanya, cenderung mengabaikan gejala-gejala yang dapat menjadi tanda kanker. “Mereka berpendapat bahwa kanker adalah masalah pada lanjut usia,” kata Daly kepada WebMD. Dan mereka sering benar, tetapi banyak orang mudah yang juga menderita kanker.
Tentu saja, wanita sama terampilnya dengan pria beralih pada mode penolakan. “ ada orang yang secara sengaja mengabaikan gejala kanker mereka,” kata Hannah Linden,MD, seorang ahli onkologi medik. Beliau adalah seorang anggota perkumpulan dari Fred Hutchinson Cancer Research Center dan guru besar tamu di University of Washington School of Medicine, Seattle. Hal ini sering ditolak, tetapi tidak selalu, katanya. “ sebagian, ada budaya kepercayaan bahwa kanker tidak dapat diobati, sehingga untuk apa ke sana.”
Berbicara mengenai gejala-gejala yang dicemaskan tidak seharusnya membuat orang-orang bereaksi berlebihan, kata Ranit Mishori,MD, seorang asisten professor dari kedokteran keluarga di Georgetown University School of Medicine di Washington DC. “ Saya tidak ingin memberikan orang kesan bahwa mereka seharusnya melihat setiap hal kecil,” katanya.
Dengan keseimbangan pikiran antara penolakan dan hipokondria, WebMD meminta para ahli untuk berbicara mengenai gejala-gejala yang tidak segera membuat wanita mengkhawatirkan kanker, tetapi sebaiknya diperiksa. Bacalah 15 gejala yang mungkin kanker pada wanita tetapi sering diabaikan
No. 1 : Berat badan turun tanpa sebab
Banyak wanita mungkin gembira dengan berat badan yang turun tanpa mencoba. Tetapi berat badan yang turun tanpa sebab – katakanlah 10 pon dalam sebulan tanpa peningkatan latihan atau penurunan jumlah intake makanan – sebaiknya diperiksa, kata Mishori
“Berat badan yang turun tanpa sebab adalah kanker kecuali jika tidak terbukti,”katanya. Mungkin, tentu saja, beralih pada kondisi lain, seperti hiperaktivitas tiroid.
Minta dokter anda untuk memeriksa tiroid dan mungkin mintalah CT scan pada organ-organ berbeda. Dokter harus “mengeliminasi setiap kemungkinan satu persatu,” kata Mishori.
No. 2 : Bengkak
Bengkak sering terjadi pada wanita. Tetapi dapat menjadi tanda kanker ovarium. Gejala lain pada kanker ovarium berupa nyeri abdomen atau nyeri pelvic, merasa cepat kenyang – meskipun saat makan tidak banyak – dan masalah buang air kecil, seperti keperluan harus ke kamar mandi.
Jika bengkak terjadi hampir setiap hari dan berlangsung selama beberapa minggu, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. Harapkan bahwa dokter anda melakukan anamnesis teliti dan minta pemeriksaan CT Scan dan pemeriksaan darah, di antara pemeriksaan lainnya.
No. 3 : Perubahan pada payudara
Kebanyakan wanita tahu payudara mereka dengan baik, kecuali jika mereka tidak memeriksanya secara teratur, dan tahu untuk mewaspadai benjolan. Tetapi hal tersebut bukanlah satu-satunya gejala pada payudara yang mungkin menandakan kanker. Kulit payudara yang kemerahan dan menebal , yang dapat mengindikasikan bentuk yang cukup jarang namun aggresif dari kanker payudara, inflammatory breast cancer, juga harus diperiksa. Linden mengatakan ,” Jika anda memiliki bercak yang bertahan lebih dari seminggu, anda sebaiknya memeriksakannya,”katanya.
Demikian juga, bila tampak perubahan pada puting, atau jika anda memperhatikan discharge (dan bukan ASI), temui dokter anda.” Jika keluar normal dan masuk,” katanya, itu adalah tanda baik.” Jika putting anda sebaliknya secara perlahan, bukan masalah besar.” Itu adalah perubahan pada tampakan yang mungkin gejala yang dicemaskan.
Jika payudara anda mengalami perubahan, harapkan dokter anda melakukan anamnesis teliti, melakukan pemeriksaan pada payudara anda, dan minta untuk melakukan pemeriksaan seperti mammogram, ultrasound , MRI dan mungkin biopsy.
No. 4 : Perdarahan di antara periode atau perdarahan lain yang tidak biasanya
“Wanita premenopause cenderung mengabaikan perdarahan di antara periode ini,” kata Daly. Mereka juga cenderung mengabaikan perdarahan yang berasal dari saluran pencernaan, pikirian yang salah bahwa perdarahan tersebut terjadi pada masa periode mereka. Tetapi perdarahan di antara periode, terutama bila anda mengalami periode teratur, diperiksakan, katanya. Sama dengan perdarahan post menopaus, mungkin merupakan gejala kanker endometrium. Perdarahan saluran pencernaan mungkin gejala dari kanker kolorektal.
Pikirkan mengenai apa yang normal pada anda, kata Debbie Saslow,PhD, direktur kanker payudara dan ginekologi di American Cancer Society di Atlanta.”Jika seorang wanita tidak pernah mengalami perdarahan [di antara periode] dan kemudian terjadi, itu adalah sesuatu yang abnormal. Untuk seseorang lainnya, mungkin tidak.”
“Kanker endometrium merupakan kanker ginekologi yang sering terjadi,” kata Saslow. “ setidaknya tiga perempat yang mengalaminya menderita perdarahan abnormal sebagai gejala dini”
Dokter anda akan melakukan anamnesis teliti, dan tergantung pada waktu perdarahan dan gejala-gejala lain, mungkin menganjurkan ultrasound atau biopsy.
No. 5 : Perubahan pada kulit
Kebanyakan dari kita tahu untuk mengamati setiap perubahan pada tahi lalat – tanda yang sering pada kanker kulit. Tetapi kita juga sebaiknya mengamati perubahan pada pigmentasi kulit, kata Daly.
Jika anda tiba-tiba mengalami perdarahan pada kulit anda atau sisik yang berlebihan, sebaiknya juga diperiksa, katanya. Sulit untuk mengungkapkan seberapa lama untuk mengamati perubahan pada kulit sebelum anda menemui dokter, tetapi kebanyakan ahli mengatakan tidak lebih dari beberapa minggu.
No. 6 : Kesulitan menelan
Jika anda mengalami kesulitan menelan, anda mungkin sedang merubah pola diet sehinggah mengunyah tidak terlalu sulit, mungkin penggantian pada sup atau makanan lunak seperti protein shake.
Tetapi kesulitan itu dapat merupakan tanda dri kanker saluran pencernaan, seperti pada esophagus, kata Leonard Lichtenfeld,MD, kepala deputi pegawai kesehatan di American Cancer Society.
Harapkan dokter anda melakukan anamnesis dengan teliti dan minta pemeriksaan seperti foto X-Ray dada atu memeriksa saluran pencernaan.
No. 7 : Darah di tempat yang tidak seharusnya
Jika anda mengamati adanya darah dalam air seni atau kotoran anda, jangan mengasumsikan bahwa itu berasal dari suatu hemoroid, kata Mishori.” Hal tersebut mungkin kanker kolon.”
Harapkan dokter anda untuk bertanya dan mungkin meminta pemeriksaan seperti kolonoskopi, suatu pemeriksaan pada kolon untuk melihat kanker.
Melihat darah dalam kloset mungkin sebenarnya berasal dari vagina bila seorang wanita menstruasi, kata Mishori. Tetapi jika tidak, sebaiknya diperiksa untuk mengeliminasi kanker pada buli-buli atau ginjal, katanya.
Darah yang dibatukkan sebaiknya dievaluasi. Satu kejadian darah dari tempat yang tidak semestinya mungkin tidak membuktikan apa-apa, kata Mishori, tetapi jika terjadi lebih dari sekali, temuilah dokter anda.
No. 8 : Gangguan nyeri perut dan depresi
Setiap wanita yang mengalami nyeri di perut dan merasa depresi membutuhkan pemeriksaan rutin, kata Lichtenfeld. Beberapa peneliti telah menemukan hubungan antara depresi dan kanker pancreas, tetapi hubungannya masih kurang dimengerti.
No. 9 : Kesulitan mencerna
Wanita yang pernah hamil mungkin ingat kesulitan mencerna yang terjadi saat berat badan mereka bertambah. Tetapi kesulitan mencerna untuk alasan yang tidak jelas mungkin tanda peringatan.
Hal ini mungkin petunjuk awal kanker pada esophagus, lambung atau tenggorokan.
Harapkan dokter anda melakukan anamnesis teliti dan bertanya tentang kesulitan menelan sebelum menentukan pemeriksaan apa yang disarankan, jika ada.
No. 10 : Perubahan pada mulut
Para perokok sebaiknya mewaspadai setiap bercak putih di dalam mulut atau bercak titik putih pada lidah, menurut American Cancer Society. Keduanya dapat menjadi tanda suatu kondisi prekanker yang disebut leukoplakia yang dapat berlanjut pada kanker mulut.
Minta dokter gigi atau dokter anda untuk memeriksa dan menentukan apa yang sebaiknya dilakukan selanjutnya.
No. 11 : Nyeri
Seiring usia orang mereka menunjukkan keluhan lebih dari sejumlah nyeri, tetapi nyeri , samar-samar, dapat juga merupakan gejala awal beberapa kanker, meskipun kebanyakan keluhan nyeri bukan berasal dari kanker.
Nyeri yang berlangsung dan tanpa sebab harus diperiksa. Harapkan dokter anda untuk melakukan anamnesis teliti, dan berdasarkan informasi tersebut menentukan pemeriksaan lebih lanjut, jika ada, dibutuhkan.
No. 12 : Perubahan pada limfonodus
Jika anda mengamati suatu benjolan atau bengkak pada limfonodus di bawah ketiak atau di leher anda – atau dimana saja – hal tersebut perlu dicemaskan, kata Linden.
“ Jika anda memiliki limfonodus yang secara progresif membesar, dan telah lebih lama dari sebulan, temui dokter,” katanya. Dokter anda akan memeriksa anda dan mencari tahu setiap dugaan yang berhubungan (seperti infeksi) yang mungkin menjelaskan pembesaran limfonodus.
Jika tidak ditemukan, dokter anda akan secara khusus menganjurkan biopsi.
No. 13 : Demam
Jika anda demam yang tidak disebabkan oleh influenza atau infeksi lain, hal tersebut mungkin kanker. Demam lebih sering terjadi setelah kanker menyebar dari tempat asalnya, tetapi juga tanda awal dari kanker darah seperti leukemia atau limfoma, menurut American Cancer Society.
Gejala kanker lain seperti kulit kuning, atau perubahan warna pada kotoran anda.
Harapkan dokter anda untuk melakukan pemeriksaan fisis dan anamnesis, dan kemudian menganjurkan pemeriksaan seperti foto X-Ray dada, CT scan, MRI atau pemeriksaan lain, tergantung dari yang ditemukan.
No. 14 : Lemah
Lemah adalah tanda samar yang mungkin mengarah pada kanker – sama baiknya pada masalah lain. Hal ini dapat terjadi setelah kanker berkembang, tetapi juga terjadi pada awal kanker tertentu, seperti leukemia atau kanker kolon atau lambung, menurut American Cancer Society.
No. 15 : Batuk Persisten
Batuk disangkakan pilek, flu, alergi, dan kadang-kadang efek samping obat. Tetapi batuk yang cukup lama – didefenisikan sebagai sekurang-kurangnya lebih dari tiga atau empat minggu –sebaiknya tidak diabaikan, kata Mishori.
Anda sebaiknya mengharapkan dokter melakukan anamnesis teliti, pemeriksaan pada tenggorokan, pemeriksaan pada fungsi paru, dan mungkin menganjurkan X-Ray, khususnya jika anda perokok.
Oleh Kathleen Doheny
Diterjemahkan bebas oleh attonk dari WebMD
Wanita cenderung lebih waspada dibandingkan pria mengenai pemeriksaan rutin yang direkomendasikan dan skrining kanker, menurut hasil penelitian dan para ahli.
Mereka umumnya lebih rela, memeriksakan gejala-gejala yang dicemaskan, kata Mary Daly,MD, ahli onkologi dan kepala departemen genetik klinikdi Fox Chase Cancer Center di Philadelpia.
Tetapi tidak selalu. Wanita muda, umpamanya, cenderung mengabaikan gejala-gejala yang dapat menjadi tanda kanker. “Mereka berpendapat bahwa kanker adalah masalah pada lanjut usia,” kata Daly kepada WebMD. Dan mereka sering benar, tetapi banyak orang mudah yang juga menderita kanker.
Tentu saja, wanita sama terampilnya dengan pria beralih pada mode penolakan. “ ada orang yang secara sengaja mengabaikan gejala kanker mereka,” kata Hannah Linden,MD, seorang ahli onkologi medik. Beliau adalah seorang anggota perkumpulan dari Fred Hutchinson Cancer Research Center dan guru besar tamu di University of Washington School of Medicine, Seattle. Hal ini sering ditolak, tetapi tidak selalu, katanya. “ sebagian, ada budaya kepercayaan bahwa kanker tidak dapat diobati, sehingga untuk apa ke sana.”
Berbicara mengenai gejala-gejala yang dicemaskan tidak seharusnya membuat orang-orang bereaksi berlebihan, kata Ranit Mishori,MD, seorang asisten professor dari kedokteran keluarga di Georgetown University School of Medicine di Washington DC. “ Saya tidak ingin memberikan orang kesan bahwa mereka seharusnya melihat setiap hal kecil,” katanya.
Dengan keseimbangan pikiran antara penolakan dan hipokondria, WebMD meminta para ahli untuk berbicara mengenai gejala-gejala yang tidak segera membuat wanita mengkhawatirkan kanker, tetapi sebaiknya diperiksa. Bacalah 15 gejala yang mungkin kanker pada wanita tetapi sering diabaikan
No. 1 : Berat badan turun tanpa sebab
Banyak wanita mungkin gembira dengan berat badan yang turun tanpa mencoba. Tetapi berat badan yang turun tanpa sebab – katakanlah 10 pon dalam sebulan tanpa peningkatan latihan atau penurunan jumlah intake makanan – sebaiknya diperiksa, kata Mishori
“Berat badan yang turun tanpa sebab adalah kanker kecuali jika tidak terbukti,”katanya. Mungkin, tentu saja, beralih pada kondisi lain, seperti hiperaktivitas tiroid.
Minta dokter anda untuk memeriksa tiroid dan mungkin mintalah CT scan pada organ-organ berbeda. Dokter harus “mengeliminasi setiap kemungkinan satu persatu,” kata Mishori.
No. 2 : Bengkak
Bengkak sering terjadi pada wanita. Tetapi dapat menjadi tanda kanker ovarium. Gejala lain pada kanker ovarium berupa nyeri abdomen atau nyeri pelvic, merasa cepat kenyang – meskipun saat makan tidak banyak – dan masalah buang air kecil, seperti keperluan harus ke kamar mandi.
Jika bengkak terjadi hampir setiap hari dan berlangsung selama beberapa minggu, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter. Harapkan bahwa dokter anda melakukan anamnesis teliti dan minta pemeriksaan CT Scan dan pemeriksaan darah, di antara pemeriksaan lainnya.
No. 3 : Perubahan pada payudara
Kebanyakan wanita tahu payudara mereka dengan baik, kecuali jika mereka tidak memeriksanya secara teratur, dan tahu untuk mewaspadai benjolan. Tetapi hal tersebut bukanlah satu-satunya gejala pada payudara yang mungkin menandakan kanker. Kulit payudara yang kemerahan dan menebal , yang dapat mengindikasikan bentuk yang cukup jarang namun aggresif dari kanker payudara, inflammatory breast cancer, juga harus diperiksa. Linden mengatakan ,” Jika anda memiliki bercak yang bertahan lebih dari seminggu, anda sebaiknya memeriksakannya,”katanya.
Demikian juga, bila tampak perubahan pada puting, atau jika anda memperhatikan discharge (dan bukan ASI), temui dokter anda.” Jika keluar normal dan masuk,” katanya, itu adalah tanda baik.” Jika putting anda sebaliknya secara perlahan, bukan masalah besar.” Itu adalah perubahan pada tampakan yang mungkin gejala yang dicemaskan.
Jika payudara anda mengalami perubahan, harapkan dokter anda melakukan anamnesis teliti, melakukan pemeriksaan pada payudara anda, dan minta untuk melakukan pemeriksaan seperti mammogram, ultrasound , MRI dan mungkin biopsy.
No. 4 : Perdarahan di antara periode atau perdarahan lain yang tidak biasanya
“Wanita premenopause cenderung mengabaikan perdarahan di antara periode ini,” kata Daly. Mereka juga cenderung mengabaikan perdarahan yang berasal dari saluran pencernaan, pikirian yang salah bahwa perdarahan tersebut terjadi pada masa periode mereka. Tetapi perdarahan di antara periode, terutama bila anda mengalami periode teratur, diperiksakan, katanya. Sama dengan perdarahan post menopaus, mungkin merupakan gejala kanker endometrium. Perdarahan saluran pencernaan mungkin gejala dari kanker kolorektal.
Pikirkan mengenai apa yang normal pada anda, kata Debbie Saslow,PhD, direktur kanker payudara dan ginekologi di American Cancer Society di Atlanta.”Jika seorang wanita tidak pernah mengalami perdarahan [di antara periode] dan kemudian terjadi, itu adalah sesuatu yang abnormal. Untuk seseorang lainnya, mungkin tidak.”
“Kanker endometrium merupakan kanker ginekologi yang sering terjadi,” kata Saslow. “ setidaknya tiga perempat yang mengalaminya menderita perdarahan abnormal sebagai gejala dini”
Dokter anda akan melakukan anamnesis teliti, dan tergantung pada waktu perdarahan dan gejala-gejala lain, mungkin menganjurkan ultrasound atau biopsy.
No. 5 : Perubahan pada kulit
Kebanyakan dari kita tahu untuk mengamati setiap perubahan pada tahi lalat – tanda yang sering pada kanker kulit. Tetapi kita juga sebaiknya mengamati perubahan pada pigmentasi kulit, kata Daly.
Jika anda tiba-tiba mengalami perdarahan pada kulit anda atau sisik yang berlebihan, sebaiknya juga diperiksa, katanya. Sulit untuk mengungkapkan seberapa lama untuk mengamati perubahan pada kulit sebelum anda menemui dokter, tetapi kebanyakan ahli mengatakan tidak lebih dari beberapa minggu.
No. 6 : Kesulitan menelan
Jika anda mengalami kesulitan menelan, anda mungkin sedang merubah pola diet sehinggah mengunyah tidak terlalu sulit, mungkin penggantian pada sup atau makanan lunak seperti protein shake.
Tetapi kesulitan itu dapat merupakan tanda dri kanker saluran pencernaan, seperti pada esophagus, kata Leonard Lichtenfeld,MD, kepala deputi pegawai kesehatan di American Cancer Society.
Harapkan dokter anda melakukan anamnesis dengan teliti dan minta pemeriksaan seperti foto X-Ray dada atu memeriksa saluran pencernaan.
No. 7 : Darah di tempat yang tidak seharusnya
Jika anda mengamati adanya darah dalam air seni atau kotoran anda, jangan mengasumsikan bahwa itu berasal dari suatu hemoroid, kata Mishori.” Hal tersebut mungkin kanker kolon.”
Harapkan dokter anda untuk bertanya dan mungkin meminta pemeriksaan seperti kolonoskopi, suatu pemeriksaan pada kolon untuk melihat kanker.
Melihat darah dalam kloset mungkin sebenarnya berasal dari vagina bila seorang wanita menstruasi, kata Mishori. Tetapi jika tidak, sebaiknya diperiksa untuk mengeliminasi kanker pada buli-buli atau ginjal, katanya.
Darah yang dibatukkan sebaiknya dievaluasi. Satu kejadian darah dari tempat yang tidak semestinya mungkin tidak membuktikan apa-apa, kata Mishori, tetapi jika terjadi lebih dari sekali, temuilah dokter anda.
No. 8 : Gangguan nyeri perut dan depresi
Setiap wanita yang mengalami nyeri di perut dan merasa depresi membutuhkan pemeriksaan rutin, kata Lichtenfeld. Beberapa peneliti telah menemukan hubungan antara depresi dan kanker pancreas, tetapi hubungannya masih kurang dimengerti.
No. 9 : Kesulitan mencerna
Wanita yang pernah hamil mungkin ingat kesulitan mencerna yang terjadi saat berat badan mereka bertambah. Tetapi kesulitan mencerna untuk alasan yang tidak jelas mungkin tanda peringatan.
Hal ini mungkin petunjuk awal kanker pada esophagus, lambung atau tenggorokan.
Harapkan dokter anda melakukan anamnesis teliti dan bertanya tentang kesulitan menelan sebelum menentukan pemeriksaan apa yang disarankan, jika ada.
No. 10 : Perubahan pada mulut
Para perokok sebaiknya mewaspadai setiap bercak putih di dalam mulut atau bercak titik putih pada lidah, menurut American Cancer Society. Keduanya dapat menjadi tanda suatu kondisi prekanker yang disebut leukoplakia yang dapat berlanjut pada kanker mulut.
Minta dokter gigi atau dokter anda untuk memeriksa dan menentukan apa yang sebaiknya dilakukan selanjutnya.
No. 11 : Nyeri
Seiring usia orang mereka menunjukkan keluhan lebih dari sejumlah nyeri, tetapi nyeri , samar-samar, dapat juga merupakan gejala awal beberapa kanker, meskipun kebanyakan keluhan nyeri bukan berasal dari kanker.
Nyeri yang berlangsung dan tanpa sebab harus diperiksa. Harapkan dokter anda untuk melakukan anamnesis teliti, dan berdasarkan informasi tersebut menentukan pemeriksaan lebih lanjut, jika ada, dibutuhkan.
No. 12 : Perubahan pada limfonodus
Jika anda mengamati suatu benjolan atau bengkak pada limfonodus di bawah ketiak atau di leher anda – atau dimana saja – hal tersebut perlu dicemaskan, kata Linden.
“ Jika anda memiliki limfonodus yang secara progresif membesar, dan telah lebih lama dari sebulan, temui dokter,” katanya. Dokter anda akan memeriksa anda dan mencari tahu setiap dugaan yang berhubungan (seperti infeksi) yang mungkin menjelaskan pembesaran limfonodus.
Jika tidak ditemukan, dokter anda akan secara khusus menganjurkan biopsi.
No. 13 : Demam
Jika anda demam yang tidak disebabkan oleh influenza atau infeksi lain, hal tersebut mungkin kanker. Demam lebih sering terjadi setelah kanker menyebar dari tempat asalnya, tetapi juga tanda awal dari kanker darah seperti leukemia atau limfoma, menurut American Cancer Society.
Gejala kanker lain seperti kulit kuning, atau perubahan warna pada kotoran anda.
Harapkan dokter anda untuk melakukan pemeriksaan fisis dan anamnesis, dan kemudian menganjurkan pemeriksaan seperti foto X-Ray dada, CT scan, MRI atau pemeriksaan lain, tergantung dari yang ditemukan.
No. 14 : Lemah
Lemah adalah tanda samar yang mungkin mengarah pada kanker – sama baiknya pada masalah lain. Hal ini dapat terjadi setelah kanker berkembang, tetapi juga terjadi pada awal kanker tertentu, seperti leukemia atau kanker kolon atau lambung, menurut American Cancer Society.
No. 15 : Batuk Persisten
Batuk disangkakan pilek, flu, alergi, dan kadang-kadang efek samping obat. Tetapi batuk yang cukup lama – didefenisikan sebagai sekurang-kurangnya lebih dari tiga atau empat minggu –sebaiknya tidak diabaikan, kata Mishori.
Anda sebaiknya mengharapkan dokter melakukan anamnesis teliti, pemeriksaan pada tenggorokan, pemeriksaan pada fungsi paru, dan mungkin menganjurkan X-Ray, khususnya jika anda perokok.
Thursday, December 10, 2009
Mania tanpa Gejala Psikotik
download file lengkap di sini
----------------------
download file lengkap di sini
I. PENDAHULUAN
Episode mania merupakan bagian dari gangguan suasana perasaan atau gangguan afektif/ “Mood” dimana kelainan fundamental dari kelompok ini berupa perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut.(1)
Mania merupakan status mental abnormal yang ditandai dengan euforia, disinhibisi sosial, aliran pikiran yang cepat, susah tidur, berbicara terus menerus, mudah mengambil resiko dan bersifat iritabilitas.(2,3)
Gangguan afektif dibedakan menurut episode tunggal atau multipel, tingkat keparahan gejala (mania dengan gejala psikotik mania tanpa gejala psikotik hipomania, dan depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik hingga berat dengan gejala psikotik), dan menurut dengan atau tanpa gejala somatik.(1)
Mania tanpa gejala psikotik termasuk dalam episode mania, ditandai dengan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai dengan peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal (yang pertama). Termasuk dalam kelompok ini hipomania, mania tanpa gejala psikotik, dan mania dengan gejala psikotik. Jika ada episode afektif (depresi, manik, atau hipomanik) sebelum atau sesudahnya, maka termasuk gangguan afektif bipolar (F31).(1,4)
II. EPIDEMIOLOGI
Serangan pertama bisa muncul pada usia 15 dan 30 tahun, tetapi bisa muncul pada berbagai usia dari masa kanak-kanak hingga dekade 7 atau 8. Prevalensi terjadinya mania 0,1% terjadi di atas usia 65 tahun, 1,4% dapat terjadi dalam kelompok usia 18-44 tahun. Mania dapat terjadi pada usia tua (rata-rata 55 tahun) dengan perbadingan antara perempuan dan laki-laki 2:1.(2)
III. ETIOLOGI
Dasar umum untuk gangguan ini tidak ketahui. Penyebabnya merupakan interaksi antara faktor biologis, faktor genetik dan faktor psikososial. Bukan hanya tidak mungkin untuk menyingkirkan faktor psikososial, namun faktor nongenetik mungkin memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan ini pada sekurangnya beberapa pasien.(4)
Genetika. Pola penurunan genetika terjadi melalui mekanisme yang kompleks. Penelitian kembar menunjukkan angka kesamaan sebesar 70% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot. Insiden dalam masyarakat umum sebesar 1% dan dalam keluarga tingkat pertama 10-15%. Jenis transmisinya kemungkinan poligenik, mengarah ke berbagai tingkat predisposisi. Penyakit bipolar dan unipolar bersifat menurun.(4,5)
Biokimia. Biokimia dari kelainan afektif tetap tidak diketahui, walaupun dua hipotesis tentang senyawa amina menghasilkan banyak penyelidikan selama bertahun-tahun. Hipotesis katekolamin menyatakan bahwa setidaknya beberapa penyakit mania mungkin berhubungan dengan kelebihan katekolamin di dalam otak. Hipotesis indolamina juga membuat pernyataan serupa untuk 5 hydroxytriptamin (5HT). Metabolit utamanya asam 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA). Kelainan metabolit amin biogenik seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA), homovanillic acid (HVA), 3-metoksi-4-hidroksifenilglikol (MHPG) dalam darah, urin, dan cairan cerebrospinal dilaporkan ditemukan pada pasien.(4,5)
Terjadinya mania secara biologi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Terdapat hipotesis yang menjelaskan bahwa jumlah neurotransmitter serotonin di lobus temporal mungkin sangat tinggi sehingga terjadi mania. Dopamin, norepinephrine, glutamate dan GABA juga mengambil peranan yang penting. Lobus temporal berperan dalam berbicara, belajar, membaca, asosiasi huruf berisi amygdala, yang merupakan pusat emosional di otak. Bagian kiri amygdala lebih aktif pada wanita yang mania dan korteks orbitofrontal merupakan bagian yang kurang aktif (2005).(3)
Psikososial. Hal ini berhubungan dengan psikis (kejiwaan) dan keadaan lingkungan sosial seorang penderita mania. Kepribadian premorbid biasanya menunjukkan adanya gangguan afek yang ringan selama hidupnya. Keadaan ini tidak berhubungan dengan penyebab eksterna. Kepribadian atau personalitas penderita mania biasanya berperilaku lebih riang, energitik, dan lebih ramah dari rata-rata. Penelitian terbaru menemukan bahwa penderita gangguan bipolar afektif yang menggunakan obat-obatan maupun alkohol, memiliki onset yang lebih awal dan penyakit yang lebih parah daripada yang tidak menggunakannya. Para pengguna obat-obatan dan alkohol tersebut lebih bersifat iritabel dengan mood/perasaan yang mudah berubah serta lebih resisten terhadap pengobatan dan lebih cenderung untuk dirawat inap di rumah sakit. Meskipun terdapat perdebatan dalam perbandingan penggunaan obat-obatan dan alkohol dan terjadinya gangguan afektif, tetapi secara umum insidens terjadinya gangguan ini pada pengguna alkohol beberapa kali lebih banyak daripada populasi lain yang tidak menggunakannya (sekitar 6%-9%).(5,13)
IV. GEJALA KLINIS
Episode mania
Biasanya paling sedikit berlangsung selama satu minggu hampir setiap hari, afeknya meningkat, lebih gembira, mudah tersinggung (iritabel) atau membumbung tinggi (ekspresif) dan terdapat hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala berupa: penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
Tampilan umum :
Bersemangat, banyak bicara, melawak, hiperaktif. Ada kalanya mereka memperlihatkan gejala psikotik dan bingung sehingga perlu difiksasi dan diberikan suntikan antipsikotik.
Alam perasaan, emosi :
Perasaannya hiperthym, mudah tersinggung, tidak mudah frustrasi, mudah marah dan menyerang. Emosinya tidak stabil, bisa cepat berubah dan gembira ke depresi dalam beberapa menit saja.
Cara bicara:
Bicaranya sukar dipotong, bombastis, volumenya keras, bermain dengan kata-kata, bercanda, berpantun, dan tidak relevan. Selanjutnya bisa terjadi loncat gagasan, asosiasi menjadi longgar, konsentrasi berkurang, bisa inkoheren sehingga sukar dibedakan dengan pasien skizofrenia.
Gangguan persepsi:
75 % pasien mania mengalami waham, yang biasanya berhubungan dengan kekayaan, kemampuan yang luar biasa, kekuatan atau kehebatan yang luar biasa. Kadang-kadang ada waham dan halusinasi yang kacau dan tidak serasi.
Gangguan pikiran:
Pikiran pasien terisi dengan rasa percaya diri yang berlebihan, merasa hebat. Mereka mudah teralihkan perhatiannya, sangat produktif dan tidak terkendalikan.
Gangguan sensorium dan fungsi kognitif:
Ada sedikit gangguan pada fungsi sensorium dan kognitif, terkadang jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan meskipun tidak ada gangguan orientasi dan daya ingat.
Gangguan pengendalian diri:
Sekitar 75 % pasien mania suka mengancam dan menyerang. Ada juga yang melakukan homicide dan suicide. Mereka sukar menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan kalau sedang tersinggung atau marah.
Tilikan:
Pada umumnya pasien mania mengalami gangguan tilikan. Mereka mudah melanggar hukum, pelanggaran dibidang seksual dan keuangan, kadang-kadang mereka menyebabkan kebangkrutan ekonomi keluarga.
Reliabilitas:
Pasien mania sering berbohong ketika memberikan informasi, karena berdusta dan menipu adalah biasa untuk mereka. (1,3,4,6,7,8)
V. DIAGNOSIS
Berdasarkan pedoman diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ-III), mania tanpa gejala psikotik:
• Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
• Perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas yang berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran/ ”grandiose ideas” dan terlalu optimistik.
• Ditambah dengan paling sedikit 4 gejala berikut ini :
peningkatan aktivitas (ditempat kerja, dalam hubungan sosial atau seksual), atau ketidak-tenangan fisik
lebih banyak berbicara dari lazimnya atau adanya dorongan untuk berbicara terus menerus
lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayatan subjektif bahwa pikirannya sedang berlomba (mania dengan gejala psikotik)
rasa harga diri yang melambung tinggi (grandiositas, yang dapat bertaraf sampai waham/delusi)
berkurangnya kebutuhan tidur
mudah teralih perhatian, yaitu perhatiannya terlalu cepat tertarik kepada stimulus luar yang tidak penting atau yang tak berarti
keterlibatan berlebih dalam aktivitas-aktivitas yang mengandung kemungkinan resiko tinggi dengan akibat yang merugikan apabila tidak diperhitungkan secara bijaksana, misalnya berbelanja berlebihan, tingkah laku seksual secara terbuka, penanaman modal secara bodoh, mengemudi kendaraan (mengebut) secara tidak bertangguang jawab dan tanpa perhitungan.(1,9,10,11)
Kriteria ICD–10 untuk episode mania
(World Health Organization, 1992)
Tanpa gejala psikotik:
1. Elevasi mood atau perasaan dan iritabilitas
2. Peningkatan energi dan overaktivitas
3. Berbicara terus menerus
4. Jangka waktu tidur menjadi pendek
5. Disinhibisi sosial
6. Perhatiannya mudah teralih
7. Grandiositas
8. Gemar menghambur-hamburkan uang atau hidup foya-foya
9. Agresif.(2)
VI. DIAGNOSIS BANDING
• Intoksikasi alkohol
• Hiperkinesia pada kanak-kanak
• Tiroitoxikosa. (12)
VII. PENATALAKSAAN
1. Secara umum
Penderita perlu dirawat di dalam rumah sakit karena biasanya tidak mempunyai pandangan dan kesadaran terhadap dirinya, sehingga dapat membahayakan kesehatan fisiknya seperti kurang memperhatikan kebersihan diri, tidak mau makan, tidak tidur berhari-hari, membuang banyak uang atau menghabiskan miliknya yang memang sudah rutin dilakukan, sehingga perlu diawasi.
2. Terapi kimiawi
Obat Antimania
Obat antimania mempunyai beberapa sinonim, antara lain mood modulators, mood stabilizer, dan antimanik. Obat acuan untuk antimania adalah Lithium Carbonate. Penggolongan:
a. Mania Akut : Haloperidol. Carbamazepine, Valproic Acid, Divalproex Na
b. Profilaksis Mania: Lithium Carbonate
Obat yang dapat menenangkan perlu diberikan untuk mengurangi aktivitas penderita yang melelahkan dan agar dapat menahan penderita untuk tetap tinggal di rumah. Obat yang dapat diberikan:
senyawa fenotiazine: promazine (100-600mg/hari), Chlorpromazine (75-500mg/hari, trifluoperazine (3-30mg/hari), perphenazine (8-30mg/hari),dll
senyawa alkaloid: reserpine (3-9mg/hari)
senyawa butyrophenone: Haloperidol (3-5mg/hari). Untuk kasus akut haloperidol menjadi drug of choice dan dapat mengendalikan perilaku. Pada kasus yang sangat berat dapat diberikan 5-10 mg secara intramuskular dan dapat diulang 2-4 jam sampai dosis total mencapai 30 mg. selanjutnya sama dengan kasus ringan dilanjutkan dengan 5-10 mg peroral tiga kali sehari.
3. Terapi elektrolit
Senyawa litium karbonat: Litium karbonat (400-1200mg/hari), dapat digunakan sebagai profilaksis mania dengan beberapa serangan dalam interval 2 tahun atau kurang. Litium juga efektif untuk mania akut, tetapi hanya setelah diberi terapi lain selama seminggu. Menggabungkan obat ini dengan haloperidol nampaknya agak berbahaya. Jika terapi litium gagal setelah dicoba selama paling kurang setahun, maka dapat diberikan suntikan depot flupentiksol dekanoat untuk pofilaksis.(5,12)
4. Terapi Psikososial
• terapi keluarga
• terapi interpersonal
• terapi tingkah laku
• therapeutic community
• kurangi jumlah dan berat stressor.(3)
VII. PROGNOSIS
4% mania dapat berulang, intervalnya tidak teratur dan tidak dapat diramalkan, tetapi dengan peningkatan jumlah serangan, maka waktu interval cenderung berkurang. Prognosis diperkirakan baik bila episodenya ringan, tidak ada gejala psikotik, dan tinggal di RS dalam waktu yang singkat. Gambaran prognostik yang memuaskan dan indikator respon yang baik terhadap terapi fisik mencakup gejala endogen yang khas, misalnya mulainya mendadak, kepribadian premorbidnya stabil tanpa sifat neurotik dan sebaliknya gambaran prognostik menjadi buruk jika ada depersonalisasi, sifat bawaan histeri dan gejala atipik lainnya. Gangguan ini cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan mengalami kekambuhan 90% berulang dalam 10 tahun. (4,5,10)
VIII. KESIMPULAN
Episode mania merupakan bagian dari gangguan suasana perasaan atau gangguan afektif/ “Mood” dimana kelainan fundamental dari kelompok gangguan afektif ini berupa perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Serangan pertama bisa muncul pada usia 15 dan 30 tahun, tetapi bisa muncul pada berbagai usia dari masa kanak-kanak hingga dekade 7 atau 8.
Dasar umum untuk gangguan ini tidak ketahui. Penyebabnya merupakan interaksi antara faktor biologis, faktor genetik dan faktor psikososial. Bukan hanya tidak mungkin untuk menyingkirkan faktor psikososial, namun faktor nongenetik mungkin memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan ini pada sekurangnya beberapa pasien
Biasanya paling sedikit berlangsung selama satu minggu hampir setiap hari, afeknya meningkat, lebih gembira, mudah tersinggung (iritabel) atau membumbung tinggi (ekspresif) dan terdapat hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin
Mania tanpa gejala psikotik harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan dan terdapat perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas yang berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran/ ”grandiose ideas” dan terlalu optimistik.
Episode mania merupakan bagian dari gangguan suasana perasaan atau gangguan afektif/ “Mood” dimana kelainan fundamental dari kelompok ini berupa perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut.(1)
Mania merupakan status mental abnormal yang ditandai dengan euforia, disinhibisi sosial, aliran pikiran yang cepat, susah tidur, berbicara terus menerus, mudah mengambil resiko dan bersifat iritabilitas.(2,3)
Gangguan afektif dibedakan menurut episode tunggal atau multipel, tingkat keparahan gejala (mania dengan gejala psikotik mania tanpa gejala psikotik hipomania, dan depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik hingga berat dengan gejala psikotik), dan menurut dengan atau tanpa gejala somatik.(1)
Mania tanpa gejala psikotik termasuk dalam episode mania, ditandai dengan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai dengan peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik tunggal (yang pertama). Termasuk dalam kelompok ini hipomania, mania tanpa gejala psikotik, dan mania dengan gejala psikotik. Jika ada episode afektif (depresi, manik, atau hipomanik) sebelum atau sesudahnya, maka termasuk gangguan afektif bipolar (F31).(1,4)
II. EPIDEMIOLOGI
Serangan pertama bisa muncul pada usia 15 dan 30 tahun, tetapi bisa muncul pada berbagai usia dari masa kanak-kanak hingga dekade 7 atau 8. Prevalensi terjadinya mania 0,1% terjadi di atas usia 65 tahun, 1,4% dapat terjadi dalam kelompok usia 18-44 tahun. Mania dapat terjadi pada usia tua (rata-rata 55 tahun) dengan perbadingan antara perempuan dan laki-laki 2:1.(2)
III. ETIOLOGI
Dasar umum untuk gangguan ini tidak ketahui. Penyebabnya merupakan interaksi antara faktor biologis, faktor genetik dan faktor psikososial. Bukan hanya tidak mungkin untuk menyingkirkan faktor psikososial, namun faktor nongenetik mungkin memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan ini pada sekurangnya beberapa pasien.(4)
Genetika. Pola penurunan genetika terjadi melalui mekanisme yang kompleks. Penelitian kembar menunjukkan angka kesamaan sebesar 70% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot. Insiden dalam masyarakat umum sebesar 1% dan dalam keluarga tingkat pertama 10-15%. Jenis transmisinya kemungkinan poligenik, mengarah ke berbagai tingkat predisposisi. Penyakit bipolar dan unipolar bersifat menurun.(4,5)
Biokimia. Biokimia dari kelainan afektif tetap tidak diketahui, walaupun dua hipotesis tentang senyawa amina menghasilkan banyak penyelidikan selama bertahun-tahun. Hipotesis katekolamin menyatakan bahwa setidaknya beberapa penyakit mania mungkin berhubungan dengan kelebihan katekolamin di dalam otak. Hipotesis indolamina juga membuat pernyataan serupa untuk 5 hydroxytriptamin (5HT). Metabolit utamanya asam 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA). Kelainan metabolit amin biogenik seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA), homovanillic acid (HVA), 3-metoksi-4-hidroksifenilglikol (MHPG) dalam darah, urin, dan cairan cerebrospinal dilaporkan ditemukan pada pasien.(4,5)
Terjadinya mania secara biologi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Terdapat hipotesis yang menjelaskan bahwa jumlah neurotransmitter serotonin di lobus temporal mungkin sangat tinggi sehingga terjadi mania. Dopamin, norepinephrine, glutamate dan GABA juga mengambil peranan yang penting. Lobus temporal berperan dalam berbicara, belajar, membaca, asosiasi huruf berisi amygdala, yang merupakan pusat emosional di otak. Bagian kiri amygdala lebih aktif pada wanita yang mania dan korteks orbitofrontal merupakan bagian yang kurang aktif (2005).(3)
Psikososial. Hal ini berhubungan dengan psikis (kejiwaan) dan keadaan lingkungan sosial seorang penderita mania. Kepribadian premorbid biasanya menunjukkan adanya gangguan afek yang ringan selama hidupnya. Keadaan ini tidak berhubungan dengan penyebab eksterna. Kepribadian atau personalitas penderita mania biasanya berperilaku lebih riang, energitik, dan lebih ramah dari rata-rata. Penelitian terbaru menemukan bahwa penderita gangguan bipolar afektif yang menggunakan obat-obatan maupun alkohol, memiliki onset yang lebih awal dan penyakit yang lebih parah daripada yang tidak menggunakannya. Para pengguna obat-obatan dan alkohol tersebut lebih bersifat iritabel dengan mood/perasaan yang mudah berubah serta lebih resisten terhadap pengobatan dan lebih cenderung untuk dirawat inap di rumah sakit. Meskipun terdapat perdebatan dalam perbandingan penggunaan obat-obatan dan alkohol dan terjadinya gangguan afektif, tetapi secara umum insidens terjadinya gangguan ini pada pengguna alkohol beberapa kali lebih banyak daripada populasi lain yang tidak menggunakannya (sekitar 6%-9%).(5,13)
IV. GEJALA KLINIS
Episode mania
Biasanya paling sedikit berlangsung selama satu minggu hampir setiap hari, afeknya meningkat, lebih gembira, mudah tersinggung (iritabel) atau membumbung tinggi (ekspresif) dan terdapat hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala berupa: penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
Tampilan umum :
Bersemangat, banyak bicara, melawak, hiperaktif. Ada kalanya mereka memperlihatkan gejala psikotik dan bingung sehingga perlu difiksasi dan diberikan suntikan antipsikotik.
Alam perasaan, emosi :
Perasaannya hiperthym, mudah tersinggung, tidak mudah frustrasi, mudah marah dan menyerang. Emosinya tidak stabil, bisa cepat berubah dan gembira ke depresi dalam beberapa menit saja.
Cara bicara:
Bicaranya sukar dipotong, bombastis, volumenya keras, bermain dengan kata-kata, bercanda, berpantun, dan tidak relevan. Selanjutnya bisa terjadi loncat gagasan, asosiasi menjadi longgar, konsentrasi berkurang, bisa inkoheren sehingga sukar dibedakan dengan pasien skizofrenia.
Gangguan persepsi:
75 % pasien mania mengalami waham, yang biasanya berhubungan dengan kekayaan, kemampuan yang luar biasa, kekuatan atau kehebatan yang luar biasa. Kadang-kadang ada waham dan halusinasi yang kacau dan tidak serasi.
Gangguan pikiran:
Pikiran pasien terisi dengan rasa percaya diri yang berlebihan, merasa hebat. Mereka mudah teralihkan perhatiannya, sangat produktif dan tidak terkendalikan.
Gangguan sensorium dan fungsi kognitif:
Ada sedikit gangguan pada fungsi sensorium dan kognitif, terkadang jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan meskipun tidak ada gangguan orientasi dan daya ingat.
Gangguan pengendalian diri:
Sekitar 75 % pasien mania suka mengancam dan menyerang. Ada juga yang melakukan homicide dan suicide. Mereka sukar menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan kalau sedang tersinggung atau marah.
Tilikan:
Pada umumnya pasien mania mengalami gangguan tilikan. Mereka mudah melanggar hukum, pelanggaran dibidang seksual dan keuangan, kadang-kadang mereka menyebabkan kebangkrutan ekonomi keluarga.
Reliabilitas:
Pasien mania sering berbohong ketika memberikan informasi, karena berdusta dan menipu adalah biasa untuk mereka. (1,3,4,6,7,8)
V. DIAGNOSIS
Berdasarkan pedoman diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ-III), mania tanpa gejala psikotik:
• Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
• Perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas yang berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran/ ”grandiose ideas” dan terlalu optimistik.
• Ditambah dengan paling sedikit 4 gejala berikut ini :
peningkatan aktivitas (ditempat kerja, dalam hubungan sosial atau seksual), atau ketidak-tenangan fisik
lebih banyak berbicara dari lazimnya atau adanya dorongan untuk berbicara terus menerus
lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayatan subjektif bahwa pikirannya sedang berlomba (mania dengan gejala psikotik)
rasa harga diri yang melambung tinggi (grandiositas, yang dapat bertaraf sampai waham/delusi)
berkurangnya kebutuhan tidur
mudah teralih perhatian, yaitu perhatiannya terlalu cepat tertarik kepada stimulus luar yang tidak penting atau yang tak berarti
keterlibatan berlebih dalam aktivitas-aktivitas yang mengandung kemungkinan resiko tinggi dengan akibat yang merugikan apabila tidak diperhitungkan secara bijaksana, misalnya berbelanja berlebihan, tingkah laku seksual secara terbuka, penanaman modal secara bodoh, mengemudi kendaraan (mengebut) secara tidak bertangguang jawab dan tanpa perhitungan.(1,9,10,11)
Kriteria ICD–10 untuk episode mania
(World Health Organization, 1992)
Tanpa gejala psikotik:
1. Elevasi mood atau perasaan dan iritabilitas
2. Peningkatan energi dan overaktivitas
3. Berbicara terus menerus
4. Jangka waktu tidur menjadi pendek
5. Disinhibisi sosial
6. Perhatiannya mudah teralih
7. Grandiositas
8. Gemar menghambur-hamburkan uang atau hidup foya-foya
9. Agresif.(2)
VI. DIAGNOSIS BANDING
• Intoksikasi alkohol
• Hiperkinesia pada kanak-kanak
• Tiroitoxikosa. (12)
VII. PENATALAKSAAN
1. Secara umum
Penderita perlu dirawat di dalam rumah sakit karena biasanya tidak mempunyai pandangan dan kesadaran terhadap dirinya, sehingga dapat membahayakan kesehatan fisiknya seperti kurang memperhatikan kebersihan diri, tidak mau makan, tidak tidur berhari-hari, membuang banyak uang atau menghabiskan miliknya yang memang sudah rutin dilakukan, sehingga perlu diawasi.
2. Terapi kimiawi
Obat Antimania
Obat antimania mempunyai beberapa sinonim, antara lain mood modulators, mood stabilizer, dan antimanik. Obat acuan untuk antimania adalah Lithium Carbonate. Penggolongan:
a. Mania Akut : Haloperidol. Carbamazepine, Valproic Acid, Divalproex Na
b. Profilaksis Mania: Lithium Carbonate
Obat yang dapat menenangkan perlu diberikan untuk mengurangi aktivitas penderita yang melelahkan dan agar dapat menahan penderita untuk tetap tinggal di rumah. Obat yang dapat diberikan:
senyawa fenotiazine: promazine (100-600mg/hari), Chlorpromazine (75-500mg/hari, trifluoperazine (3-30mg/hari), perphenazine (8-30mg/hari),dll
senyawa alkaloid: reserpine (3-9mg/hari)
senyawa butyrophenone: Haloperidol (3-5mg/hari). Untuk kasus akut haloperidol menjadi drug of choice dan dapat mengendalikan perilaku. Pada kasus yang sangat berat dapat diberikan 5-10 mg secara intramuskular dan dapat diulang 2-4 jam sampai dosis total mencapai 30 mg. selanjutnya sama dengan kasus ringan dilanjutkan dengan 5-10 mg peroral tiga kali sehari.
3. Terapi elektrolit
Senyawa litium karbonat: Litium karbonat (400-1200mg/hari), dapat digunakan sebagai profilaksis mania dengan beberapa serangan dalam interval 2 tahun atau kurang. Litium juga efektif untuk mania akut, tetapi hanya setelah diberi terapi lain selama seminggu. Menggabungkan obat ini dengan haloperidol nampaknya agak berbahaya. Jika terapi litium gagal setelah dicoba selama paling kurang setahun, maka dapat diberikan suntikan depot flupentiksol dekanoat untuk pofilaksis.(5,12)
4. Terapi Psikososial
• terapi keluarga
• terapi interpersonal
• terapi tingkah laku
• therapeutic community
• kurangi jumlah dan berat stressor.(3)
VII. PROGNOSIS
4% mania dapat berulang, intervalnya tidak teratur dan tidak dapat diramalkan, tetapi dengan peningkatan jumlah serangan, maka waktu interval cenderung berkurang. Prognosis diperkirakan baik bila episodenya ringan, tidak ada gejala psikotik, dan tinggal di RS dalam waktu yang singkat. Gambaran prognostik yang memuaskan dan indikator respon yang baik terhadap terapi fisik mencakup gejala endogen yang khas, misalnya mulainya mendadak, kepribadian premorbidnya stabil tanpa sifat neurotik dan sebaliknya gambaran prognostik menjadi buruk jika ada depersonalisasi, sifat bawaan histeri dan gejala atipik lainnya. Gangguan ini cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan mengalami kekambuhan 90% berulang dalam 10 tahun. (4,5,10)
VIII. KESIMPULAN
Episode mania merupakan bagian dari gangguan suasana perasaan atau gangguan afektif/ “Mood” dimana kelainan fundamental dari kelompok gangguan afektif ini berupa perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas yang menyertainya), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Serangan pertama bisa muncul pada usia 15 dan 30 tahun, tetapi bisa muncul pada berbagai usia dari masa kanak-kanak hingga dekade 7 atau 8.
Dasar umum untuk gangguan ini tidak ketahui. Penyebabnya merupakan interaksi antara faktor biologis, faktor genetik dan faktor psikososial. Bukan hanya tidak mungkin untuk menyingkirkan faktor psikososial, namun faktor nongenetik mungkin memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan ini pada sekurangnya beberapa pasien
Biasanya paling sedikit berlangsung selama satu minggu hampir setiap hari, afeknya meningkat, lebih gembira, mudah tersinggung (iritabel) atau membumbung tinggi (ekspresif) dan terdapat hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin
Mania tanpa gejala psikotik harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan dan terdapat perubahan afek harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas yang berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran/ ”grandiose ideas” dan terlalu optimistik.
----------------------
download file lengkap di sini
Tingkatkan kunjungan ke blog anda
Salah satu kegiatan internet marketing dalam rangka meningkatkan blog dimata search engine adalah dengan meningkatkan Internal link dan External link. Internal link adalah kegiatan menambah artikel yang original kedalam blog kita.Sedangkan External Link adalah menambah one way backlink (Link satu arah) ke blog/situs kita.Seorang kawan saya menemukan sebuah cara yang sangat mudah dan sangat effektif untuk meningkatkan link satu arah ke blog/situs kita.Jika anda ingin blog anda ke banjiran pengunjung dan link satu arah, silahkan pelajari baik-baik article dibawah ini.Ingat!!! Agar proses ini berjalan dengan sempurna maka dibutuhkan kejujuran anda dalam mengikuti permainan ini.
Ada kata bijak yang mengatakan "Honesty is The Best Policy (Kejujuran adalah politik/strategi terbaik)", mari kita buktikan....apakah konsep kejujuran disini dapat kita gunakan untuk menghasilkan traffic dan popularity yang sangat hebat dari sebuah metode rumit para expert webmaster atau pakar SEO..?...Saya percaya kita bisa asal metode ini anda terapkan dengan benar...,apabila ini di aplikasikan pada web/blog anda sesuai ketentuan maka:
~ Blog anda akan kebanjiran traffic pengunjung secara luar biasa hari demi hari, tanpa anda harus repot-repot memikirkan SEO atau capek-capek melakukan promosi keberbagai tempat di dunia online.
~ Blog anda juga akan kebanjiran backlink secara signifikan hari demi hari, tanpa perlu repot-repot berburu link keberbagai tempat di dunia internet.Hal yang harus anda lakukan adalah ikuti langkah-langkah berikut :
1. Buatlah postingan artikel seperti posting saya ini, atau copy-paste artikel ini. Lalu beri Judul sesuka anda (karena itu merupakan SEO buat web/blog anda sendiri).
2. Anda cukup hanya meletakkan Link-Link di bawah ini pada artikel anda tersebut pada blog/web anda.
1. Friendster.com2. Google.com
3. Bisnis Online
4. Panduan belajar Wordpress
5. Softare Asli
6. Lirik Music Indo
7. Lirik Music Luar
8. Free Template
9. Jogja-Blogger
10. Tutorial Blogging Internet Bisnis Online
11. pVidia Blog
12. Cimart
13. Rumah-bagaya
14. De Reincarnation
15. Premature doctor
PERATURAN :
1. Sebelum anda meletakkan Link-Link tersebut ditas ke dalam postingan web/blog anda, harap hapus Link nomor 1, Sehingga link no 1 hilang dari daftar link dan setiap link anda naikkan 1 level ke atas. Yang tadinya no 2 naik menjadi no 1, yang tadinya no 3 menjadi no 2, yang tadinya no 4 menjadi no 3 dan begitu seterusnya. Setelah itu masukkan Link anda pada urutan Paling bawah ( no 15 ).
2. Ingat!!! Jangan Merubah Urutan daftar linkApabila setiap blogger yang ikut dalam metode ini berhasil di duplikasi oleh blogger lain yang akan bergabung, andaikan 5 blogger yang bergabung maka Backlink yang anda dapat adalah :
Ketika posisi anda 15, jumlah backlink = 1
Posisi 14, jml backlink = 5
Posisi 13, jml backlink = 25
Posisi 12, jml backlink = 125
Posisi 11, jml backlink = 625
Posisi 10, jml backlink = 3.125
Posisi 9, jml backlink = 15.625
Posisi 8, jml backlink = 78.125
Posisi 7, jml backlink = 390.625
Posisi 6, jml backlink = 1.953.125
Posisi 5, jml backlink = 9.765.625
Posisi 4, jml backlink = 48.828.125
Posisi 3, jml backlink = 244.140.625
Posisi 2, jml backlink = 1.220.703.125
Posisi 1, jml backlink = 6.103.515.625
Dan semua Dari kata kunci yang anda inginkan, bayangkan jika ini bisa berjalan dengan sempurna maka anda akan memperoleh 6.103.515.625 external link yang berasal dari berbagai blog yang anda tidak akan pernah bayangkan sebelumnya. Belum lagi apabila ada pengunjung blog anda dari Link List tersebut diatas maka otomatis anda akan memperoleh traffic ke web/blog anda juga.Ingat!!! Aturuan mainnya, Anda harus memulai dari urutan paling bawah (no 15) sehingga hasil backlink anda bisa Maksimal. Jangan salahkan saya apabila anda tidak mengikuti metode ini dengan benar dan Link anda tiba-tiba berada pada urutan no 1 dan menghilang pada Link daftar. Jadi mulai lah pada urutan paling bawah(no 15).Bisakah Anda melakukan tindakan tidak fair atau tidak jujur dengan menyabotase metode ini, misalkan saja "menghilangkan semua link asal" lalu di isi dengan link web/blog anda sendiri...? ....Bisa, dan metode ini menjadi tidak maksimal. Kejujuran adalah strategi/politik terbaik.....Tapi saya yakin bahwa kita semua tak ingin menjatuhkan kredibilitas diri sendiri dengan melakukan tindakan murahan seperti itu...
Sumber :Parvidia Pakaya http://pvidia.blogspot.com/2009/07/cara-mudah-membangun-external-link.html
Wednesday, December 9, 2009
PNEUMONIA
download file lengkapnya di sini
PENDAHULUAN
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
Pneumonia berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia. Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia: Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)
Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia ).
Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program ini.
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat (PK) atau di dalam rumah sakit/ pusat perawatan (pneumonia nosokomial/PN atau pneumonia di pusat perawatan /PPP). Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%.
Kejadian PN di ICU lebih sering daripada PN di ruangan umum, yaitu dijumpai pada hampir 25% dari semua infeksi di ICU, dan 90% terjadi pada saat ventilasi mekanik. PBV didapat pada 9-27% dari pasien yang diintubasi. Risiko PBV tertinggi pada saat awal masuk ke ICU.
Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh.
Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang-orang lanjut usia(lansia) dan sering terjadi pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Juga dapar terjadi pada pasien dengan penyakit lain seperti diabetes mellitus (DM), payah jantung, penyakit arteri koroner, keganasan, insufisiensi renal, penyakit syaraf kronik, dan penyakit hati kronik. Faktor predisposisi lain antara lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, diabetes mellitus, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ dada dan penurunan kesadaran. Juga adanya tindakan invasif seperti infus, intubasi, trakeostomi, atau pemasangan ventilator. Perlu diteliti faktor lingkungan khususnya tempat kediaman misalnya di rumah jompo, penggunaan antibiotik (AB) dan obat suntik kuman gram negatif. Pasien-pasien PK juga dapat terinfeksi oleh berbagai jenis patogen yang baru.
Anamnesis epidemiologi haruslah mencakup keadaan lingkungan pasien, tempat yang dikunjungi dan kontak dengan orang atau binatang yang menderita penyakit yang serupa. Pneumonia diharapkan akan sembuh setelah terapi 2-3 minggu. Bila lebih lama perlu dicurigai adanya infeksi kronik oleh bakteri anaerob dan non bakteri seperti oleh jamur, mikobakterium atau parasit.
ETIOLOGI
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar.
Pada masa kini terjadi perubahan pola mikroorganisme penyebab ISNBA (Infeksi Saluran Napas Bawah Akut) akibat adanya perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat hingga menimbulkan perubahan karakteristik pada kuman. Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal ini berdampak kepada obat yang akan di berikan. Mikroorganisme penyebab yang tersering adalah bakteri, yang jenisnya berbeda antar Negara, antara suatu daerah dengan daerah yang lainpada suatu Negara, diluar RS dan didalam RS. Karena itu perlu diketahui dengan baik pola kuman di suatu tempat.
Jangan menganggap kita berada di kotak steril tanpa bibit penyakit. Udara sekitar kita penuh dengan bibit-bibit penyakit. Seseorang tidak jatuh sakit karena ada keseimbangan antara sistem pertahanan tubuh kita, serta jumlah maupun keganasan bibit penyakit. Yang dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh, misalnya struktur kulit, proses batuk, hingga sel-sel pembunuh yang berada dalam darah maupun cairan limfe kita (sistem antibodi). Untuk itu penting selalu menjaga kondisi tubuh agar tetap fit menghadapi serangan penyakit.
Pada orang-orang yang terganggu pertahanan tubuhnya, misalnya kesadaran menurun, usia lanjut, menderita penyakit pernapasan kronik/PPOM, infeksi virus, diabetes mellitus, dan penyakit kronis lainnya, termasuk juga pada penderita penyakit payah jantung atau kanker, mereka itu menjadi mudah sakit. Selain itu, jumlah bakteri atau virus serta keganasan virus/bakteri tersebut yang masuk ke tubuh calon penderita bisa mempengaruhi, apakah seseorang menjadi sakit atau tidak.
Pneumonia tidak disebabkan oleh satu penyebab saja. Pneumonia dapat disebabkan oleh 30 jenis penyebab yang dibagi dalam 5 garis besar pneumonia, yaitu bakteri, virus, micoplasma, infeksi seperti fungi termasuk pneumosistik dan oleh zat-zat kimia.
ANATOMI
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem respirasi, paru kanan memiliki tiga lobus sedangkan paru kiri dua lobus. Keduanya dipisahkan oleh mediastinum yang menutupi jantung, trachea, esophagus, dan beberapa kelenjar limfe. Paru terbungkus oleh membran pelindung yang disebut pleura yang dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma. Pada setiap pernapasan, udara masuk melalui trakhea dan terus ke bronchus kemudian mengisi ribuan alveoli pada ujung bronchus, yang dikelilingi oleh kapiler darah. Oksigen menembus membran alveoli menuju ke aliran darah. Sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan jaringan dan selanjutnya mengangkut karbondioksida kembali ke paru dan dilepaskan ke alveoli, bronchus dan keluar melalui trakhea.
PATOGENESIS
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor yaitu keadaan (imunitas) inang, mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan yang berinteraksi satu sama lain. Interaksi ini akan menentukan klasifikasi dan bentuk manifestasi dari pneumonia, berat ringannya penyakit, diagnosis empirik, rencana terapi secara empiris serta prognosis dari pasien.
Faktor penderita (Host) adalah keadaan penderita sebelum menderita pneumonia, apakah sehat ataulah telah mempunyai sesuatu penyakit dasar/faktor predisposisi tertentu. Hal ini berhubungan dengan:
1. Mekanisme pertahanan tubuh non spesifik penderita di saluran napas bawah berupa proteksi mekanik untuk refleks batuk dan koordinasi epiglottis, klirens sekresi lendir dan keutuhan epitel bronkus.
2. Mekanisme pertahanan tubuh spesifik berupa kemampuan pembentukan antibodi, adanya komponen komplemen serum dan tingkat kuantitatif/kualitatif sel-sel fagosit. Gangguan ketahanan tubuh ini menyebabkan mudahnva penderita terkena infeksi oleh kuman yang virulensinya rendah. Keadaan ini misalnya pada penderita penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik/penyakit paru obstruktif menahun (PPOM), tumor paru; usia anak dan tua/jompo; sesudah influenza; gangguan imunolo-gik (compromised hosts). Pada HAP terutama adalah gangguan imunologik. Infeksi pada penderita yang normal disebut infeksi primer, dan bila telah ada penyakit dasar infeksi sekunder.
Faktor lingkungan menunjukkan adanya perbedaan jenis kuman yang ada di suatu daerah/negara, atau di luar dengan didalam rumah sakit (epidemiologi klinik kuman). Juga pengaruh dari sanitasi dan polusi udara.
Faktor kuman adalah sifat/karakteristik dari suatu atau lebih jenis kuman yang terdapat dalam lingkungan penderita dan kemudian menginfeksi penderita karena keadaan penderita yang cocok dengan kuman. Kuman ini akan memberikan gambaran klinik tertentu yang dapat dipakai sebagai pengenalnya.
Cara terjadinya penularan berkaitan dengan jenis kuman, misalnya infeksi melalui droplet sering disebabkan Streptococcus pneumoniae, melalui slang infus oleh Staphylococcus aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa dan Enterobacter.
Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah beraneka macam dan bisa terjadi infeksi pada seluruh tubuh.
KLASIFIKASI PNEUMONIA
A. Pneumonia Bakterial
Pneumonia bakterial sering diistilahkan dengan pneumonia akibat kuman. Pneumonia jenis itu bisa menyerang siapa saja, dari bayi hingga mereka yang telah lanjut usia. Para peminum alkohol, pasien yang terkebelakang mental, pasien pascaoperasi, orang yang menderita penyakit pernapasan lain atau infeksi virus adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah dan menjadi sangat rentan terhadap penyakit itu.
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak paru-paru.
Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri Pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia bakteri tersebut.
Infeksi paru akut yang disebabkan oleh streptococus pneumonia umumnya adalah bentuk pneumonia lobar. Namun demikian infeksi ini biasanya tidak mengenai seluruh lobus dan alveolar pneumonia lebih baik. Ada lebih 82 serotype dari S.pneumonia tapi kebanyakan pnumonia disebabkan oleh tipe 1,3,4,5,7,8,9 dan 12. tipe 8 yang paling umum terjadi. Tipe 14 menyebabkan pneumonia pada anak-anak tetapi jarang pada orang dewasa.
Gejalanya
Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paru-paru.
Pada orang normal tubuh akan mengadakan perlawanan, dan biasanya menang, tetapi tidak pada orang-orang tua atau mereka yang daya tahan tubuhnya menurun. Karena mekanisme itu, biasanya infeksi paru-paru (pneumonia) jenis itu didahului dengan infeksi saluran napas bagian atas satu minggu sebelumnya, kemudian gejala timbul mendadak seperti panas yang tinggi (mencapai 40 derajat Celsius) disertai menggigil dengan gemeretak gigi bahkan bisa sampai muntah. Terdapat juga nyeri pleura (lapisan yang membungkus jaringan paru-paru) yang hebat dan diperberat dengan batuk dan pernapasan yang terganggu.
Jenis batuk biasanya produktif mengeluarkan lendir yang berwarna hijau atau merah tua. Penderita akan mengeluarkan keringat banyak, demam, nadi dan pernapasan meningkat. Karena kekurangan oksigen, bibir dan kuku membiru (clubbing finger). Kesadaran pasien menjadi menurun.
B. Pneumonia Akibat Virus
Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri hemofilus influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bisa menyebabkan pneumonia juga). Uraian mengenai virus dan penyakit influenza lebih terperinci akan disajikan minggu depan.
Kekerapan penyakit itu pada setiap golongan usia berbeda, bergantung pada virus penyebabnya. Respiratory syncytial virus (RSV) terbanyak pada anak balita. Sebaliknya virus varicella yang menyerang paru-paru hanya bisa diderita oleh orang dewasa. Virus influenza tipe A sendiri bisa menyerang kedua kelompok usia, namun orang dewasa lebih sering terserang virus tersebut.
Konsentrasi penduduk, terutama mereka yang tinggal di asrama lebih memungkinkan penyebaran pneumonia secara cepat, apalagi kalau hubungan dengan dunia luar terbatas seperti pada tempat latihan angkatan bersenjata. Infeksi oleh virus influenza dapat menjadi berat dan kadang-kadang berakibat fatal. Penyakit itu sering ditemukan pada penderita penyakit jantung, paru-paru, atau mereka yang sedang hamil.
Gejalanya
Gejala awal dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga 36 jam penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit. Terdapat panas tinggi disertai membirunya bibir. Tipe pneumonia itu bisa ditumpangi dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang disebut dengan superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bakterial adalah keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.
C. Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal ( Atypical Penumonia ).
Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dnia II. Mikoplasma adalah agen terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati.
Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama.
D. Pneumonia Jenis Lain
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang diduga disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP disebabkan oleh jamur yang ada dalam tubuh hampir setiap orang. Dahulu jamur tersebut disebut Pneumocystis carinii, tetapi para ilmuwan sekarang memakai nama Pneumocystis jiroveci, namun penyakit masih disingkatkan sebagai PCP. Sistem kekebalan yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Namun, PCP menyebabkan penyakit pada anak dan pada orang dewasa dengan sistem kekebalan yang lemah. Jamur Pneumocystis hampir selalu mempengaruhi paru, menyebabkan bentuk pneumonia (radang paru). Orang dengan jumlah CD4 di bawah 200 mempunyai risiko paling tinggi mengalami penyakit PCP. Orang dengan jumlah CD4 di bawah 300 yang telah mengalami IO lain juga berisiko. Sebagian besar orang yang mengalami penyakit PCP menjadi jauh lebih lemah, kehilangan berat badan, dan kemungkinan mengembangkan penyakit PCP lagi.
PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan. Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan , gas, debu maupun jamur.
Rickettsia- juga masuk golongan antara virus dan bakteri-menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-penyakit ini juga mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alis TBC adalah infeksi paru paling berbahaya kecuali dioabati sejak dini.
DIAGNOSIS RADIOGRAFI
Pola radiologis dapat berupa pneumonia alveolar dengan gambaran air bronchogram (airspace disease) misalnya oleh streptococcus pneumoniae; bronkopneumonia (segmewntal disease); dan pneumonia interstisial (Interstitial disease) oleh virus dan mikoplasma. Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto dada dapat ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4-12 minggu.
Pada air space pneumonia didapatkan foto thoraks PA posisi erek tampak infiltrat diparenkim paru perifer yang semiopak, homogen tipis seperti awan, berbatas tegas, bagian perifer lebih opak dibanding bagian sentral. Konsolidasi parenkim paru tanpa melibatkan jalan udara mengakibatkan timbulnya air brinkogram. Tampak pelebaran dinding bronkiolus.
Foto rontgen toraks dapat memastikan keberadaan dan lokasi sebukan pada paru; menilai derajat infeksi paru, mendeteksi adanya kelainan pleura, kavitas paru atau limfadenopati hilus; dan mengukur respons pasien terhadap terapi antimikroba. Namun demikian, foto toraks mungkin memperlihatkan hasil yang normal pada pasien yang tidak dapat meningkatkan respons inflamasinya (misalnya pada pasien dengan agranulositosis) atau pada stadium awal dalam proses infiltratif (misalnya, pneumonia S.aureus yang hematogenosa, pneumonia Pneumocystis pada pasien AIDS).
Pemeriksaan yang penting untuk pneumonia dengan gejala yang tidak jelas adalah chest x-ray. Chest x-ray dapat memperlihatkan daerah opac (kelihatan putih) dimana memperlihatkan adanya konsolidasi. Pneumonia tidak selalu kelihatan pada x-ray apalagi pada kelainan stadium awal. Pneumonia pada x-ray bisa juga tidak kelihatan karena pada lapangan paru tertentu. Pada kasus tertentu, chest CT (computed tomography) dapat memperlihatkan pneumonia yang tidak nampak pada x-ray chest. X-ray bisa saja tidak kelihatan karena adanya banyak masalah dan CHF.
Pada sindrom loffler tampak pada daerah-daerah konsolidasi cenderung paralel dibagian luar dari dinding thoraks dan tidak terdapat pada bagian luar, homogen dan tersebar. Hal-hal tersebut cenderung menjadi singkat dan bergantian secara alami. Cavitas biasanya tidak terasosiasi.
Lokalisasi anatomik proses inflamasi seperti yang terlihat pada hasil foto toraks kadang-kadang mempunyai implikasi diagnostik. Sebagian besar mikroorganisme patogen paru akan menghasilkan lesi fokal. Distribusi multisentrik menunjukkan infeksi hematogenosa dan pada kasus semacam ini perlu dicari infeksi ditempat yang jauh, seperti endokarditis atau tromboflebitis. Distribusi yang difus menunjukkan infeksi oleh P.carinii, sitimegalovirus, virus campak atau virus herpes zoster, infeksi oleh kedua mikroorganisme yang disebutkan terakhir ini didiagnosis dengan adanya ruam yang khas yang selalu menyertai pneumonia, Empiema dan pembesaran kelenjar limpe hilus tidak lazim terdapat pada pneumonia Pneumocystis dan sitomegalovirus; keberadaan kedua gejala tersebut menunjukkan etiologi yang lain. Lesi yang difus pada pasien dengan tanggap imun yang lemah juga menunjukkan kemungkinan legionelosis, tuberkulosis, histoplasmosis atau infeksi Mycoplasma atau Stringyloides yang desiminata.
Kavitas terjadi jika bahan yang nekrotik diekskresikan ke dalam jalan nafas yang berhubungan sehingga terjadi pneumonia nekrotikan (kavitas kecil yang multipel yang masing-masing berdiameter <2>2 cm). Kuman anaerob oral, S.aureus, S.pneumoniae serotipe III, baksil aerob gram-negatif, M.tuberkulosis atau fungi dan keadaan non infeksius tertentu dapat menimbulkan nekrosis jaringan dan kavitas.
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif, karena infeksi virus tidak akan memberikan respon terhadap antibiotik. Terapi suportif terdiri dari:
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen.
Untuk mencegah dehidrasi, mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu menjalani perawatan di rumah sakit. Penderita pneumonia yang berusia muda bisa segera sembuh. Hal-hal yang mempermudah penyembuhan adalah sistem pertahanan tubuh relatif baik, infeksinya belum menyebar, dan tidak menderita penyakit lain terutama penyakit kronis. 7,12
Pada penderita yang muda dan "sehat", pengobatan awal dengan antibiotik bisa mempercepat pemulihan. Untuk pneumonia karena virus, meskipun saat ini sudah tersedia preparat (obat) antivirus, belum luas digunakan berhubung harganya yang relatif mahal. Untuk itu, pengobatan pada pneumonia karena virus biasanya hanya bersifat supportive semata (tidak membunuh virusnya). Diharapkan kekebalan tubuh bisa terbentuk untuk menangkal virusnya.
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin, untuk virus influenza tipe A), terutama pada bayi dan anak-anak. Untuk pneumonia karena virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir. Beberapa penderita akan mengalami pemulihan dalam waktu 2 minggu, tanpa meninggalkan gejala sisa.
Akibat yang fatal mungkin akan ditemukan pada:
penderita lanjut usia
penderita gangguan sistem kekebalan
bayi yang menderita kelainan jantung bawaan.
------------
download file lengkapnya di sini
PENDAHULUAN
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
Pneumonia berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia. Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia: Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)
Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia ).
Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program ini.
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat (PK) atau di dalam rumah sakit/ pusat perawatan (pneumonia nosokomial/PN atau pneumonia di pusat perawatan /PPP). Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%.
Kejadian PN di ICU lebih sering daripada PN di ruangan umum, yaitu dijumpai pada hampir 25% dari semua infeksi di ICU, dan 90% terjadi pada saat ventilasi mekanik. PBV didapat pada 9-27% dari pasien yang diintubasi. Risiko PBV tertinggi pada saat awal masuk ke ICU.
Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh.
Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang-orang lanjut usia(lansia) dan sering terjadi pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Juga dapar terjadi pada pasien dengan penyakit lain seperti diabetes mellitus (DM), payah jantung, penyakit arteri koroner, keganasan, insufisiensi renal, penyakit syaraf kronik, dan penyakit hati kronik. Faktor predisposisi lain antara lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, diabetes mellitus, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ dada dan penurunan kesadaran. Juga adanya tindakan invasif seperti infus, intubasi, trakeostomi, atau pemasangan ventilator. Perlu diteliti faktor lingkungan khususnya tempat kediaman misalnya di rumah jompo, penggunaan antibiotik (AB) dan obat suntik kuman gram negatif. Pasien-pasien PK juga dapat terinfeksi oleh berbagai jenis patogen yang baru.
Anamnesis epidemiologi haruslah mencakup keadaan lingkungan pasien, tempat yang dikunjungi dan kontak dengan orang atau binatang yang menderita penyakit yang serupa. Pneumonia diharapkan akan sembuh setelah terapi 2-3 minggu. Bila lebih lama perlu dicurigai adanya infeksi kronik oleh bakteri anaerob dan non bakteri seperti oleh jamur, mikobakterium atau parasit.
ETIOLOGI
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar.
Pada masa kini terjadi perubahan pola mikroorganisme penyebab ISNBA (Infeksi Saluran Napas Bawah Akut) akibat adanya perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat hingga menimbulkan perubahan karakteristik pada kuman. Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal ini berdampak kepada obat yang akan di berikan. Mikroorganisme penyebab yang tersering adalah bakteri, yang jenisnya berbeda antar Negara, antara suatu daerah dengan daerah yang lainpada suatu Negara, diluar RS dan didalam RS. Karena itu perlu diketahui dengan baik pola kuman di suatu tempat.
Jangan menganggap kita berada di kotak steril tanpa bibit penyakit. Udara sekitar kita penuh dengan bibit-bibit penyakit. Seseorang tidak jatuh sakit karena ada keseimbangan antara sistem pertahanan tubuh kita, serta jumlah maupun keganasan bibit penyakit. Yang dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh, misalnya struktur kulit, proses batuk, hingga sel-sel pembunuh yang berada dalam darah maupun cairan limfe kita (sistem antibodi). Untuk itu penting selalu menjaga kondisi tubuh agar tetap fit menghadapi serangan penyakit.
Pada orang-orang yang terganggu pertahanan tubuhnya, misalnya kesadaran menurun, usia lanjut, menderita penyakit pernapasan kronik/PPOM, infeksi virus, diabetes mellitus, dan penyakit kronis lainnya, termasuk juga pada penderita penyakit payah jantung atau kanker, mereka itu menjadi mudah sakit. Selain itu, jumlah bakteri atau virus serta keganasan virus/bakteri tersebut yang masuk ke tubuh calon penderita bisa mempengaruhi, apakah seseorang menjadi sakit atau tidak.
Pneumonia tidak disebabkan oleh satu penyebab saja. Pneumonia dapat disebabkan oleh 30 jenis penyebab yang dibagi dalam 5 garis besar pneumonia, yaitu bakteri, virus, micoplasma, infeksi seperti fungi termasuk pneumosistik dan oleh zat-zat kimia.
ANATOMI
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem respirasi, paru kanan memiliki tiga lobus sedangkan paru kiri dua lobus. Keduanya dipisahkan oleh mediastinum yang menutupi jantung, trachea, esophagus, dan beberapa kelenjar limfe. Paru terbungkus oleh membran pelindung yang disebut pleura yang dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma. Pada setiap pernapasan, udara masuk melalui trakhea dan terus ke bronchus kemudian mengisi ribuan alveoli pada ujung bronchus, yang dikelilingi oleh kapiler darah. Oksigen menembus membran alveoli menuju ke aliran darah. Sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan jaringan dan selanjutnya mengangkut karbondioksida kembali ke paru dan dilepaskan ke alveoli, bronchus dan keluar melalui trakhea.
PATOGENESIS
Proses patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor yaitu keadaan (imunitas) inang, mikroorganisme yang menyerang pasien dan lingkungan yang berinteraksi satu sama lain. Interaksi ini akan menentukan klasifikasi dan bentuk manifestasi dari pneumonia, berat ringannya penyakit, diagnosis empirik, rencana terapi secara empiris serta prognosis dari pasien.
Faktor penderita (Host) adalah keadaan penderita sebelum menderita pneumonia, apakah sehat ataulah telah mempunyai sesuatu penyakit dasar/faktor predisposisi tertentu. Hal ini berhubungan dengan:
1. Mekanisme pertahanan tubuh non spesifik penderita di saluran napas bawah berupa proteksi mekanik untuk refleks batuk dan koordinasi epiglottis, klirens sekresi lendir dan keutuhan epitel bronkus.
2. Mekanisme pertahanan tubuh spesifik berupa kemampuan pembentukan antibodi, adanya komponen komplemen serum dan tingkat kuantitatif/kualitatif sel-sel fagosit. Gangguan ketahanan tubuh ini menyebabkan mudahnva penderita terkena infeksi oleh kuman yang virulensinya rendah. Keadaan ini misalnya pada penderita penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik/penyakit paru obstruktif menahun (PPOM), tumor paru; usia anak dan tua/jompo; sesudah influenza; gangguan imunolo-gik (compromised hosts). Pada HAP terutama adalah gangguan imunologik. Infeksi pada penderita yang normal disebut infeksi primer, dan bila telah ada penyakit dasar infeksi sekunder.
Faktor lingkungan menunjukkan adanya perbedaan jenis kuman yang ada di suatu daerah/negara, atau di luar dengan didalam rumah sakit (epidemiologi klinik kuman). Juga pengaruh dari sanitasi dan polusi udara.
Faktor kuman adalah sifat/karakteristik dari suatu atau lebih jenis kuman yang terdapat dalam lingkungan penderita dan kemudian menginfeksi penderita karena keadaan penderita yang cocok dengan kuman. Kuman ini akan memberikan gambaran klinik tertentu yang dapat dipakai sebagai pengenalnya.
Cara terjadinya penularan berkaitan dengan jenis kuman, misalnya infeksi melalui droplet sering disebabkan Streptococcus pneumoniae, melalui slang infus oleh Staphylococcus aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa dan Enterobacter.
Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah beraneka macam dan bisa terjadi infeksi pada seluruh tubuh.
KLASIFIKASI PNEUMONIA
A. Pneumonia Bakterial
Pneumonia bakterial sering diistilahkan dengan pneumonia akibat kuman. Pneumonia jenis itu bisa menyerang siapa saja, dari bayi hingga mereka yang telah lanjut usia. Para peminum alkohol, pasien yang terkebelakang mental, pasien pascaoperasi, orang yang menderita penyakit pernapasan lain atau infeksi virus adalah yang mempunyai sistem kekebalan tubuh rendah dan menjadi sangat rentan terhadap penyakit itu.
Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak paru-paru.
Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri Pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia bakteri tersebut.
Infeksi paru akut yang disebabkan oleh streptococus pneumonia umumnya adalah bentuk pneumonia lobar. Namun demikian infeksi ini biasanya tidak mengenai seluruh lobus dan alveolar pneumonia lebih baik. Ada lebih 82 serotype dari S.pneumonia tapi kebanyakan pnumonia disebabkan oleh tipe 1,3,4,5,7,8,9 dan 12. tipe 8 yang paling umum terjadi. Tipe 14 menyebabkan pneumonia pada anak-anak tetapi jarang pada orang dewasa.
Gejalanya
Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran napas yang ringan satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu). Infeksi virus pada saluran pernapasan dapat mengakibatkan pneumonia disebabkan mukus (cairan/lendir) yang mengandung pneumokokus dapat terisap masuk ke dalam paru-paru.
Pada orang normal tubuh akan mengadakan perlawanan, dan biasanya menang, tetapi tidak pada orang-orang tua atau mereka yang daya tahan tubuhnya menurun. Karena mekanisme itu, biasanya infeksi paru-paru (pneumonia) jenis itu didahului dengan infeksi saluran napas bagian atas satu minggu sebelumnya, kemudian gejala timbul mendadak seperti panas yang tinggi (mencapai 40 derajat Celsius) disertai menggigil dengan gemeretak gigi bahkan bisa sampai muntah. Terdapat juga nyeri pleura (lapisan yang membungkus jaringan paru-paru) yang hebat dan diperberat dengan batuk dan pernapasan yang terganggu.
Jenis batuk biasanya produktif mengeluarkan lendir yang berwarna hijau atau merah tua. Penderita akan mengeluarkan keringat banyak, demam, nadi dan pernapasan meningkat. Karena kekurangan oksigen, bibir dan kuku membiru (clubbing finger). Kesadaran pasien menjadi menurun.
B. Pneumonia Akibat Virus
Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza (bedakan dengan bakteri hemofilus influenza yang bukan penyebab penyakit influenza, tetapi bisa menyebabkan pneumonia juga). Uraian mengenai virus dan penyakit influenza lebih terperinci akan disajikan minggu depan.
Kekerapan penyakit itu pada setiap golongan usia berbeda, bergantung pada virus penyebabnya. Respiratory syncytial virus (RSV) terbanyak pada anak balita. Sebaliknya virus varicella yang menyerang paru-paru hanya bisa diderita oleh orang dewasa. Virus influenza tipe A sendiri bisa menyerang kedua kelompok usia, namun orang dewasa lebih sering terserang virus tersebut.
Konsentrasi penduduk, terutama mereka yang tinggal di asrama lebih memungkinkan penyebaran pneumonia secara cepat, apalagi kalau hubungan dengan dunia luar terbatas seperti pada tempat latihan angkatan bersenjata. Infeksi oleh virus influenza dapat menjadi berat dan kadang-kadang berakibat fatal. Penyakit itu sering ditemukan pada penderita penyakit jantung, paru-paru, atau mereka yang sedang hamil.
Gejalanya
Gejala awal dari pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga 36 jam penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit. Terdapat panas tinggi disertai membirunya bibir. Tipe pneumonia itu bisa ditumpangi dengan infeksi pneumonia karena bakteri. Hal itu yang disebut dengan superinfeksi bakterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bakterial adalah keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.
C. Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal ( Atypical Penumonia ).
Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dnia II. Mikoplasma adalah agen terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati.
Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama.
D. Pneumonia Jenis Lain
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang diduga disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP disebabkan oleh jamur yang ada dalam tubuh hampir setiap orang. Dahulu jamur tersebut disebut Pneumocystis carinii, tetapi para ilmuwan sekarang memakai nama Pneumocystis jiroveci, namun penyakit masih disingkatkan sebagai PCP. Sistem kekebalan yang sehat dapat mengendalikan jamur ini. Namun, PCP menyebabkan penyakit pada anak dan pada orang dewasa dengan sistem kekebalan yang lemah. Jamur Pneumocystis hampir selalu mempengaruhi paru, menyebabkan bentuk pneumonia (radang paru). Orang dengan jumlah CD4 di bawah 200 mempunyai risiko paling tinggi mengalami penyakit PCP. Orang dengan jumlah CD4 di bawah 300 yang telah mengalami IO lain juga berisiko. Sebagian besar orang yang mengalami penyakit PCP menjadi jauh lebih lemah, kehilangan berat badan, dan kemungkinan mengembangkan penyakit PCP lagi.
PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan. Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan , gas, debu maupun jamur.
Rickettsia- juga masuk golongan antara virus dan bakteri-menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-penyakit ini juga mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alis TBC adalah infeksi paru paling berbahaya kecuali dioabati sejak dini.
DIAGNOSIS RADIOGRAFI
Pola radiologis dapat berupa pneumonia alveolar dengan gambaran air bronchogram (airspace disease) misalnya oleh streptococcus pneumoniae; bronkopneumonia (segmewntal disease); dan pneumonia interstisial (Interstitial disease) oleh virus dan mikoplasma. Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto dada dapat ditunda karena resolusi pneumonia berlangsung 4-12 minggu.
Pada air space pneumonia didapatkan foto thoraks PA posisi erek tampak infiltrat diparenkim paru perifer yang semiopak, homogen tipis seperti awan, berbatas tegas, bagian perifer lebih opak dibanding bagian sentral. Konsolidasi parenkim paru tanpa melibatkan jalan udara mengakibatkan timbulnya air brinkogram. Tampak pelebaran dinding bronkiolus.
Foto rontgen toraks dapat memastikan keberadaan dan lokasi sebukan pada paru; menilai derajat infeksi paru, mendeteksi adanya kelainan pleura, kavitas paru atau limfadenopati hilus; dan mengukur respons pasien terhadap terapi antimikroba. Namun demikian, foto toraks mungkin memperlihatkan hasil yang normal pada pasien yang tidak dapat meningkatkan respons inflamasinya (misalnya pada pasien dengan agranulositosis) atau pada stadium awal dalam proses infiltratif (misalnya, pneumonia S.aureus yang hematogenosa, pneumonia Pneumocystis pada pasien AIDS).
Pemeriksaan yang penting untuk pneumonia dengan gejala yang tidak jelas adalah chest x-ray. Chest x-ray dapat memperlihatkan daerah opac (kelihatan putih) dimana memperlihatkan adanya konsolidasi. Pneumonia tidak selalu kelihatan pada x-ray apalagi pada kelainan stadium awal. Pneumonia pada x-ray bisa juga tidak kelihatan karena pada lapangan paru tertentu. Pada kasus tertentu, chest CT (computed tomography) dapat memperlihatkan pneumonia yang tidak nampak pada x-ray chest. X-ray bisa saja tidak kelihatan karena adanya banyak masalah dan CHF.
Pada sindrom loffler tampak pada daerah-daerah konsolidasi cenderung paralel dibagian luar dari dinding thoraks dan tidak terdapat pada bagian luar, homogen dan tersebar. Hal-hal tersebut cenderung menjadi singkat dan bergantian secara alami. Cavitas biasanya tidak terasosiasi.
Lokalisasi anatomik proses inflamasi seperti yang terlihat pada hasil foto toraks kadang-kadang mempunyai implikasi diagnostik. Sebagian besar mikroorganisme patogen paru akan menghasilkan lesi fokal. Distribusi multisentrik menunjukkan infeksi hematogenosa dan pada kasus semacam ini perlu dicari infeksi ditempat yang jauh, seperti endokarditis atau tromboflebitis. Distribusi yang difus menunjukkan infeksi oleh P.carinii, sitimegalovirus, virus campak atau virus herpes zoster, infeksi oleh kedua mikroorganisme yang disebutkan terakhir ini didiagnosis dengan adanya ruam yang khas yang selalu menyertai pneumonia, Empiema dan pembesaran kelenjar limpe hilus tidak lazim terdapat pada pneumonia Pneumocystis dan sitomegalovirus; keberadaan kedua gejala tersebut menunjukkan etiologi yang lain. Lesi yang difus pada pasien dengan tanggap imun yang lemah juga menunjukkan kemungkinan legionelosis, tuberkulosis, histoplasmosis atau infeksi Mycoplasma atau Stringyloides yang desiminata.
Kavitas terjadi jika bahan yang nekrotik diekskresikan ke dalam jalan nafas yang berhubungan sehingga terjadi pneumonia nekrotikan (kavitas kecil yang multipel yang masing-masing berdiameter <2>2 cm). Kuman anaerob oral, S.aureus, S.pneumoniae serotipe III, baksil aerob gram-negatif, M.tuberkulosis atau fungi dan keadaan non infeksius tertentu dapat menimbulkan nekrosis jaringan dan kavitas.
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah memberikan terapi suportif, karena infeksi virus tidak akan memberikan respon terhadap antibiotik. Terapi suportif terdiri dari:
- udara yang lembab
- tambahan asupan cairan
- tambahan oksigen.
Untuk mencegah dehidrasi, mungkin penderita anak-anak dan lanjut usia perlu menjalani perawatan di rumah sakit. Penderita pneumonia yang berusia muda bisa segera sembuh. Hal-hal yang mempermudah penyembuhan adalah sistem pertahanan tubuh relatif baik, infeksinya belum menyebar, dan tidak menderita penyakit lain terutama penyakit kronis. 7,12
Pada penderita yang muda dan "sehat", pengobatan awal dengan antibiotik bisa mempercepat pemulihan. Untuk pneumonia karena virus, meskipun saat ini sudah tersedia preparat (obat) antivirus, belum luas digunakan berhubung harganya yang relatif mahal. Untuk itu, pengobatan pada pneumonia karena virus biasanya hanya bersifat supportive semata (tidak membunuh virusnya). Diharapkan kekebalan tubuh bisa terbentuk untuk menangkal virusnya.
Kadang diberikan obat antivirus (misalnya ribavirin atau amantadin, untuk virus influenza tipe A), terutama pada bayi dan anak-anak. Untuk pneumonia karena virus herpes dan cacar air bisa diberikan acyclovir. Beberapa penderita akan mengalami pemulihan dalam waktu 2 minggu, tanpa meninggalkan gejala sisa.
Akibat yang fatal mungkin akan ditemukan pada:
penderita lanjut usia
penderita gangguan sistem kekebalan
bayi yang menderita kelainan jantung bawaan.
------------
download file lengkapnya di sini
Thursday, December 3, 2009
STUDI KASUS-KONTROL
download file lengkapnya di sini
PENDAHULUAN
Penelitian kasus-kontrol (case-control study), atau yang sering juga disebut sebagai case-comparison study, case-compeer study, case-referent study, atau retrospective study, meupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor-faktor risiko tertentu. Desain penelitian kasus-kontrol dapat digunakan untuk menilai berapa besar peran faktor risiko dalam kejadian penyakit (cause-effect relationship), seperti hubungan antara kejadian kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan antara tuberkulosis pada anak dengan vaksinasi BCG, atau hubungan antara status gizi bayi berusia 1 tahun dengan pemakaian KB suntik pada ibu.(1)
Dalam hal kekuatan hubungan sebab akibat, studi kasus-kontrol ada di bawah desain eksperimental dan studi kohort, namun lebih kuat daripada studi cross-sectional, karena pada studi kasus-kontrol terdapat dimensi waktu, sedangkan studi cross-sectional tidak. Desain kasus-kontrol mempunyai berbagai kelemahan, namun juga memiliki beberapa keuntungan. Dengan perencanaan yang baik, pelaksanaan yang cermat, serta analisis yang tepat, studi kasus-kontrol dapat memberikan sumbangan yang bermakna dalam berbagai bidang kedokteran klinik, terutama untuk penyakit-penyakit yang jarang ditemukan.(1)
DEFINISI
Penelitian kasus-kontrol adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif, dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek atau penyakit tertentu (kelompok kasus) dan kelompok tanpa efek (kelompok kontrol), kemudian diteliti faktor risiko yang dapat menerangkan mengapa kelompok kasus terkena efek, sedangkan kelompok kontrol tidak. 1,3,4,5
Desain penelitian ini bertujuan mengetahui apakah suatu faktor risiko tertentu benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan kekerapan pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Jadi, hipotesis yang diajukan adalah : Pasien penyakit x lebih sering mendapat pajanan faktor risiko Y dibandingkan dengan mereka yang tidak berpenyakit X. Pertenyaan yang perlu dijawab dengan penelitian ini adalah : apakah ada asosiasi antara variabel efek (penyakit, atau keadaan lain) dengan variabel lain (yang diduga mempengaruhi terjadi penyakit tersebut) pada populasi yang diteliti. 1
LANGKAH-LANGKAH PADA PENELITIAN KASUS-KONTROL
Tahapan kegiatan dalam penelitian kasus-kontrol adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis yang Sesuai
Dari pertanyaan penelitian dapat disusun hipotesis penelitian yang akan diuji validitasnya secara empiris.
2. Mendeskripsikan dan Mengidentifikasi Variabel Penelitian
Intensitas pajanan faktor risiko dapat dinilai dengan cara mengukur dosis, frekuensi, atau lamanya pajanan. Ukuran pajanan terhadap faktor risiko yang berhubungan dengan frekuensi dapat besifat :
• Dikotom, yaitu bila hanya terdapat dua kategori, misalnya pernah minum jamu peluntur atau tidak
• Polikotom, pajanan diukur pada lebih dari dua tingkat, misalnya tidak pernah, kadang-kadang, atau sering terpajan
• Kontinu, pajanan diukur dalam skala kontinu atau numerik, misalnya umur dalam tahun, paritas, berat lahir
Ukuran pajanan yang berhubungan dengan waktu dapat berupa :
• Lamanya pajanan (misalnya jumlah bulan pemakaian AKDR) dan apakah pajanan itu berlangsung terus-menerus)
• Saat mendapat pajanan pertama
• Bilakah terjadi pajanan terakhir
3. Menentukan Populasi Terjangkau dan Sampel (Kasus, Kontrol) serta Cara Pemilihan Subyek Penelitian
Kelompok kasus adalah kelompok individu yang menderita penyakit yang akan diteliti dan ikut dalam proses penelitian sebagai subyek studi. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok individu yang sehat atau tidak menderita penyakit yang akan diteliti, tetapi mempunyai peluang yang sama dengan kelompok kasus karena terpajan oleh faktor risiko yang diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit. 4
Cara terbaik untuk memilih kasus adalah dengan mengambil secara acak subyek dari populasi yang menderita efek. Namun dalam praktek, hal ini hampir tidak mungkin dilaksanakan karena penelitian kasus-kontrol lebih sering dilakukan pada kasus yang jarang yang diagnosisnya biasanya ditegakkan di rumah sakit. 5
Beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam pemilihan kasus untuk studi kasus-kontrol:
a. Kasus insidens (baru) atau kasus prevalens (baru + lama)
b. Tempat pengumpulan kasus
c. Saat diagnosis
Sementara itu, pemilihan kontrol semata-mata ditentukan oleh peneliti sehingga sangat terancam bias. Kelompok kontrol harus berasal dari populasi yang sama dengan kasus dan didasarkan pada kesamaan dengan karakteristik subyek pada kasus, sehingga mempunyai kesempatan yang sama untuk terpajan oleh faktor risiko yang diteliti. 1,3,5
Ada beberapa cara untuk memilih kontrol yang baik :
a. Memilih kasus dan kontrol dari populasi yang sama
b. Memilih kontrol dengan karakteristik yang sama dengan kasus dalam semua variabel yang mungkin berperan sebagai faktor risiko kecuali variabel yang diteliti (matching)
c. Memilih lebih dari satu kelompok kontrol
Pada dasarnya untuk penelitian kasus-kontrol jumlah subyek yang akan diteliti bergantung kepada :
a. Berapa besar densitas pajanan faktor risiko pada populasi. Bila densitas pajanan faktor risiko terlalu kecil atau terlalu besar, maka kemungkinan pajanan risiko pada kasus dan kontrol hampir sama dan diperlukan sampel yang cukup besar untuk mengetahui perbedaannya.
b. Rasio odds terkecil yang dianggap bermakna (R).
c. Derajat kemaknaan (kesalahan tipe I,a) dan kekuatan (power=1-b) yang dipilih. Biasanya dipilih a=5%, b=10% atau 20% (power=90% atau 80%).
d. Rasio (perbandingan) antara jumlah kasus dan kontrol. Dengan memilih kontrol lebih banyak, maka jumlah kasus dapat dikurangi. Bila jumlah kontrol diambil c kali, maka jumlah kasus dapat dikurangi dari n menjadi (c+1)n/2c.
e. Apakah pemilihan kontrol dilakukan dengan matching atau tidak. Dengan melakukan matching, jumlah subyek yang diperlukan menjadi lebih sedikit.
4. Melakukan Pengukuran Variabel Efek dan Faktor Risiko
Pengukuran terhadap variabel yang dipelajari (efek dan faktor risiko) merupakan hal yang sentral pada studi kasus kontrol. Penentuan efek harus sudah didefinisikan dalam usulan penelitian. Pengukuran faktor risiko atau pajanan yang terjadi di waktu lampau melalui anamnesis (recall) semata-mata mengandalkan daya ingat responden. Bias yang dapat mengancam dalam konteks ini adalah recall bias. 1,3
5. Menganalisis Data Hasil Penelitian
Analisis hasil studi kasus-kontrol dapat bersifat sederhana yaitu penentuan rasio odds, sampai yang bersifat kompleks yaitu menggunakan analisis multivariat. Ini ditentukan oleh apa yang ingin diteliti, bagaimana cara memilih kontrol (matched atau tidak), dan terdapatnya variabel yang mengganggu atau tidak.
Penentuan Rasio Odds
A. Studi kasus-kontrol tanpa matching
Rasio odds (RO) pada studi kasus-kontrol dapat diartikan sama dengan risiko relatif (RR) pada studi kohort. Pada penelitian kasus-kontrol terdapat kelompok kasus (a+c) dan kelompok kontrol (b+d). Dalam hal ini, yang dapat dinilai adalah berapa sering terdapat pajanan pada kasus dibandingkan pada kontrol, disebut dengan rasio odds (RO).
RO = odds pada kelompok kasus : odds pada kelompok kontrol
(proporsi kasus dengan faktor risiko) / (proporsi kasus tanpa faktor risiko)
----------------------------------------------------------------------------
(proporsi kontroldengan faktor risiko) / (proporsi kontrol tanpa faktor risiko)
B. Studi kasus-kontrol dengan matching
Pada studi kasus-kontrol dengan matching individual, harus dilakukan analisis dengan menjadikan kasus dan kontrol sebagai pasangan-pasangan. Hasil pengamatan studi kasus-kontrol biasanya disusun dalam tabel 2 x 2 dengan keterangan sebagai berikut :
Sel a : kasus mengalami pajanan, kontrol mengalami pajanan
Sel b : kasus mengalami pajanan, kontrol tidak mengalami pajanan
Sel c : kasus tidak mengalami pajanan, kontrol mengalami pajanan
Sel d : kasus dan kontrol tidak mengalami pajanan
Kontrol
Kasus Risiko + Risiko -
Risiko + a b
Risiko - c d
Rasio odds pada studi kasus-kontrol dengan matching ini dihitung dengan mengabaikan sel a karena baik kelompok kasus maupun kontrolnya terpajan, dan sel d karena baik kelompok kasus maupun kontrolnya tidak terpajan. Rasio odds dihitung dengan formula :
RO = b / c
RO dapat dianggap mrndekati risiko relatif apabila :
1. Insidens penyakit yang diteliti kecil, tidak lebih dari 20% populasi terpajan
2. Kelompok kontrol merupakan kelompok representatif dari populasi dalam hal peluangnya untuk terpajan faktor risiko
3. Kelompok kasus harus representatif
RO > 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti memang merupakan faktor risiko, bila RO = 1 atau mencakup angka 1 berarti bukan merupakan faktor risiko, dan bila RO < par =" p(r-1)+1" p =" proporsi" r =" rasio"> 1
BIAS DALAM STUDI KASUS KONTROL
Bias merupakan kesalahan sistematis yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan kenyataan. Pada penelitian kasus-kontrol terdapat tiga kelompok bias yang dapat mempengaruhi hasil, yaitu :
a. Bias seleksi
b. Bias informasi
c. Bias perancu (confounding bias)
Sackett* mencatat beberapa hal yang dapat menyebabkan bias, di antaranya adalah :
1. Informasi tentang faktor risiko atau faktor perancu (confounding factors) mungkin terlupa oleh subyek penelitian atau tidak tercatat dalam catatan medik kasus (recall bias)
2. Subyek yang terkena efek (kasus), karena ingin mengetahui penyebab penyakitnya lebih sering melaporkan faktor risiko dibandingkan dengan subyek yang tidak terkena efek (kontrol)
3. Peneliti kadang sukar menentukan dengan tepat apakah pajanan suatu agen menyebabkan penyakit ataukah terdapatnya penyakit menyebabkan subyek lebih terpajan oleh agen
4. Identifikasi subyek sebagai kasus maupun kontrol yang representatif seringkali sangat sukar
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN KASUS KONTROL
Kelebihan
1. Studi kasus kontrol kadang atau bahkan menjadi satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang, atau bila penelitian prospektif tidak dapat dilakukan karena keterbatasan sumber atau hasil diperlukan secepatnya.
2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
3. Biaya yang diperlukan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien.
4. Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus dalam satu penelitian (bila faktor risiko tidak diketahui).
5. Tidak mengalami kendala etik seperti pada penelitian eksperimen atau kohort.
Kelemahan
1. Data mengenai pajanan faktor risiko diperoleh dengan mengandalkan daya ingat atau catatan medik. Daya ingat responden menyebabkan terjadinya recall bias, baik karena lupa atau responden yang mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanan faktor risiko daripada responden yang tidak mengalami efek. Data sekunder, dalam hal ini catatan medik rutin yang sering dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat (objektivitas dan reliabilitas pengukuran variabel yang kurang).
2. Validasi informasi terkadang sukar diperoleh.
3. Sukarnya meyakinkan bahwa kelompok kasus dan kontrol sebanding karena banyaknya faktor eksternal / faktor penyerta dan sumber bias lainnya yang sukar dikendalikan.
4. Tidak dapat memberikan incidence rates karena proporsi kasus dalam penelitian tidak mewakili proporsi orang dengan penyakit tersebut dalam populasi.
5. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen, hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.
6. Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan.
download file lengkapnya di sini
Penelitian kasus-kontrol (case-control study), atau yang sering juga disebut sebagai case-comparison study, case-compeer study, case-referent study, atau retrospective study, meupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor-faktor risiko tertentu. Desain penelitian kasus-kontrol dapat digunakan untuk menilai berapa besar peran faktor risiko dalam kejadian penyakit (cause-effect relationship), seperti hubungan antara kejadian kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan antara tuberkulosis pada anak dengan vaksinasi BCG, atau hubungan antara status gizi bayi berusia 1 tahun dengan pemakaian KB suntik pada ibu.(1)
Dalam hal kekuatan hubungan sebab akibat, studi kasus-kontrol ada di bawah desain eksperimental dan studi kohort, namun lebih kuat daripada studi cross-sectional, karena pada studi kasus-kontrol terdapat dimensi waktu, sedangkan studi cross-sectional tidak. Desain kasus-kontrol mempunyai berbagai kelemahan, namun juga memiliki beberapa keuntungan. Dengan perencanaan yang baik, pelaksanaan yang cermat, serta analisis yang tepat, studi kasus-kontrol dapat memberikan sumbangan yang bermakna dalam berbagai bidang kedokteran klinik, terutama untuk penyakit-penyakit yang jarang ditemukan.(1)
DEFINISI
Penelitian kasus-kontrol adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif, dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek atau penyakit tertentu (kelompok kasus) dan kelompok tanpa efek (kelompok kontrol), kemudian diteliti faktor risiko yang dapat menerangkan mengapa kelompok kasus terkena efek, sedangkan kelompok kontrol tidak. 1,3,4,5
Desain penelitian ini bertujuan mengetahui apakah suatu faktor risiko tertentu benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan kekerapan pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Jadi, hipotesis yang diajukan adalah : Pasien penyakit x lebih sering mendapat pajanan faktor risiko Y dibandingkan dengan mereka yang tidak berpenyakit X. Pertenyaan yang perlu dijawab dengan penelitian ini adalah : apakah ada asosiasi antara variabel efek (penyakit, atau keadaan lain) dengan variabel lain (yang diduga mempengaruhi terjadi penyakit tersebut) pada populasi yang diteliti. 1
LANGKAH-LANGKAH PADA PENELITIAN KASUS-KONTROL
Tahapan kegiatan dalam penelitian kasus-kontrol adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis yang Sesuai
Dari pertanyaan penelitian dapat disusun hipotesis penelitian yang akan diuji validitasnya secara empiris.
2. Mendeskripsikan dan Mengidentifikasi Variabel Penelitian
Intensitas pajanan faktor risiko dapat dinilai dengan cara mengukur dosis, frekuensi, atau lamanya pajanan. Ukuran pajanan terhadap faktor risiko yang berhubungan dengan frekuensi dapat besifat :
• Dikotom, yaitu bila hanya terdapat dua kategori, misalnya pernah minum jamu peluntur atau tidak
• Polikotom, pajanan diukur pada lebih dari dua tingkat, misalnya tidak pernah, kadang-kadang, atau sering terpajan
• Kontinu, pajanan diukur dalam skala kontinu atau numerik, misalnya umur dalam tahun, paritas, berat lahir
Ukuran pajanan yang berhubungan dengan waktu dapat berupa :
• Lamanya pajanan (misalnya jumlah bulan pemakaian AKDR) dan apakah pajanan itu berlangsung terus-menerus)
• Saat mendapat pajanan pertama
• Bilakah terjadi pajanan terakhir
3. Menentukan Populasi Terjangkau dan Sampel (Kasus, Kontrol) serta Cara Pemilihan Subyek Penelitian
Kelompok kasus adalah kelompok individu yang menderita penyakit yang akan diteliti dan ikut dalam proses penelitian sebagai subyek studi. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok individu yang sehat atau tidak menderita penyakit yang akan diteliti, tetapi mempunyai peluang yang sama dengan kelompok kasus karena terpajan oleh faktor risiko yang diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit. 4
Cara terbaik untuk memilih kasus adalah dengan mengambil secara acak subyek dari populasi yang menderita efek. Namun dalam praktek, hal ini hampir tidak mungkin dilaksanakan karena penelitian kasus-kontrol lebih sering dilakukan pada kasus yang jarang yang diagnosisnya biasanya ditegakkan di rumah sakit. 5
Beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam pemilihan kasus untuk studi kasus-kontrol:
a. Kasus insidens (baru) atau kasus prevalens (baru + lama)
b. Tempat pengumpulan kasus
c. Saat diagnosis
Sementara itu, pemilihan kontrol semata-mata ditentukan oleh peneliti sehingga sangat terancam bias. Kelompok kontrol harus berasal dari populasi yang sama dengan kasus dan didasarkan pada kesamaan dengan karakteristik subyek pada kasus, sehingga mempunyai kesempatan yang sama untuk terpajan oleh faktor risiko yang diteliti. 1,3,5
Ada beberapa cara untuk memilih kontrol yang baik :
a. Memilih kasus dan kontrol dari populasi yang sama
b. Memilih kontrol dengan karakteristik yang sama dengan kasus dalam semua variabel yang mungkin berperan sebagai faktor risiko kecuali variabel yang diteliti (matching)
c. Memilih lebih dari satu kelompok kontrol
Pada dasarnya untuk penelitian kasus-kontrol jumlah subyek yang akan diteliti bergantung kepada :
a. Berapa besar densitas pajanan faktor risiko pada populasi. Bila densitas pajanan faktor risiko terlalu kecil atau terlalu besar, maka kemungkinan pajanan risiko pada kasus dan kontrol hampir sama dan diperlukan sampel yang cukup besar untuk mengetahui perbedaannya.
b. Rasio odds terkecil yang dianggap bermakna (R).
c. Derajat kemaknaan (kesalahan tipe I,a) dan kekuatan (power=1-b) yang dipilih. Biasanya dipilih a=5%, b=10% atau 20% (power=90% atau 80%).
d. Rasio (perbandingan) antara jumlah kasus dan kontrol. Dengan memilih kontrol lebih banyak, maka jumlah kasus dapat dikurangi. Bila jumlah kontrol diambil c kali, maka jumlah kasus dapat dikurangi dari n menjadi (c+1)n/2c.
e. Apakah pemilihan kontrol dilakukan dengan matching atau tidak. Dengan melakukan matching, jumlah subyek yang diperlukan menjadi lebih sedikit.
4. Melakukan Pengukuran Variabel Efek dan Faktor Risiko
Pengukuran terhadap variabel yang dipelajari (efek dan faktor risiko) merupakan hal yang sentral pada studi kasus kontrol. Penentuan efek harus sudah didefinisikan dalam usulan penelitian. Pengukuran faktor risiko atau pajanan yang terjadi di waktu lampau melalui anamnesis (recall) semata-mata mengandalkan daya ingat responden. Bias yang dapat mengancam dalam konteks ini adalah recall bias. 1,3
5. Menganalisis Data Hasil Penelitian
Analisis hasil studi kasus-kontrol dapat bersifat sederhana yaitu penentuan rasio odds, sampai yang bersifat kompleks yaitu menggunakan analisis multivariat. Ini ditentukan oleh apa yang ingin diteliti, bagaimana cara memilih kontrol (matched atau tidak), dan terdapatnya variabel yang mengganggu atau tidak.
Penentuan Rasio Odds
A. Studi kasus-kontrol tanpa matching
Rasio odds (RO) pada studi kasus-kontrol dapat diartikan sama dengan risiko relatif (RR) pada studi kohort. Pada penelitian kasus-kontrol terdapat kelompok kasus (a+c) dan kelompok kontrol (b+d). Dalam hal ini, yang dapat dinilai adalah berapa sering terdapat pajanan pada kasus dibandingkan pada kontrol, disebut dengan rasio odds (RO).
RO = odds pada kelompok kasus : odds pada kelompok kontrol
(proporsi kasus dengan faktor risiko) / (proporsi kasus tanpa faktor risiko)
----------------------------------------------------------------------------
(proporsi kontroldengan faktor risiko) / (proporsi kontrol tanpa faktor risiko)
B. Studi kasus-kontrol dengan matching
Pada studi kasus-kontrol dengan matching individual, harus dilakukan analisis dengan menjadikan kasus dan kontrol sebagai pasangan-pasangan. Hasil pengamatan studi kasus-kontrol biasanya disusun dalam tabel 2 x 2 dengan keterangan sebagai berikut :
Sel a : kasus mengalami pajanan, kontrol mengalami pajanan
Sel b : kasus mengalami pajanan, kontrol tidak mengalami pajanan
Sel c : kasus tidak mengalami pajanan, kontrol mengalami pajanan
Sel d : kasus dan kontrol tidak mengalami pajanan
Kontrol
Kasus Risiko + Risiko -
Risiko + a b
Risiko - c d
Rasio odds pada studi kasus-kontrol dengan matching ini dihitung dengan mengabaikan sel a karena baik kelompok kasus maupun kontrolnya terpajan, dan sel d karena baik kelompok kasus maupun kontrolnya tidak terpajan. Rasio odds dihitung dengan formula :
RO = b / c
RO dapat dianggap mrndekati risiko relatif apabila :
1. Insidens penyakit yang diteliti kecil, tidak lebih dari 20% populasi terpajan
2. Kelompok kontrol merupakan kelompok representatif dari populasi dalam hal peluangnya untuk terpajan faktor risiko
3. Kelompok kasus harus representatif
RO > 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti memang merupakan faktor risiko, bila RO = 1 atau mencakup angka 1 berarti bukan merupakan faktor risiko, dan bila RO < par =" p(r-1)+1" p =" proporsi" r =" rasio"> 1
BIAS DALAM STUDI KASUS KONTROL
Bias merupakan kesalahan sistematis yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan kenyataan. Pada penelitian kasus-kontrol terdapat tiga kelompok bias yang dapat mempengaruhi hasil, yaitu :
a. Bias seleksi
b. Bias informasi
c. Bias perancu (confounding bias)
Sackett* mencatat beberapa hal yang dapat menyebabkan bias, di antaranya adalah :
1. Informasi tentang faktor risiko atau faktor perancu (confounding factors) mungkin terlupa oleh subyek penelitian atau tidak tercatat dalam catatan medik kasus (recall bias)
2. Subyek yang terkena efek (kasus), karena ingin mengetahui penyebab penyakitnya lebih sering melaporkan faktor risiko dibandingkan dengan subyek yang tidak terkena efek (kontrol)
3. Peneliti kadang sukar menentukan dengan tepat apakah pajanan suatu agen menyebabkan penyakit ataukah terdapatnya penyakit menyebabkan subyek lebih terpajan oleh agen
4. Identifikasi subyek sebagai kasus maupun kontrol yang representatif seringkali sangat sukar
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN KASUS KONTROL
Kelebihan
1. Studi kasus kontrol kadang atau bahkan menjadi satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang, atau bila penelitian prospektif tidak dapat dilakukan karena keterbatasan sumber atau hasil diperlukan secepatnya.
2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
3. Biaya yang diperlukan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien.
4. Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus dalam satu penelitian (bila faktor risiko tidak diketahui).
5. Tidak mengalami kendala etik seperti pada penelitian eksperimen atau kohort.
Kelemahan
1. Data mengenai pajanan faktor risiko diperoleh dengan mengandalkan daya ingat atau catatan medik. Daya ingat responden menyebabkan terjadinya recall bias, baik karena lupa atau responden yang mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanan faktor risiko daripada responden yang tidak mengalami efek. Data sekunder, dalam hal ini catatan medik rutin yang sering dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat (objektivitas dan reliabilitas pengukuran variabel yang kurang).
2. Validasi informasi terkadang sukar diperoleh.
3. Sukarnya meyakinkan bahwa kelompok kasus dan kontrol sebanding karena banyaknya faktor eksternal / faktor penyerta dan sumber bias lainnya yang sukar dikendalikan.
4. Tidak dapat memberikan incidence rates karena proporsi kasus dalam penelitian tidak mewakili proporsi orang dengan penyakit tersebut dalam populasi.
5. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen, hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.
6. Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan.
download file lengkapnya di sini
Tuesday, December 1, 2009
TB Milier
download tulisan lengkap di sini
Defenisi
TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TBC menyerang paru (95%), tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TB milier merupakan TB ekstra paru.
Epidemiologi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat lebih dari 250.000 anak menderita TB dan 100.000 di antaranya meninggal dunia. TB masih merupakan penyakit yang sangat luas didapatkan di negara sedang berkembang seperti Indonesia, baik pada
Etiologi
Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Diagnosis
Gejala Klinik
Anak umumnya mengalami gejala kronis seperti batuk yang tak kunjung sembuh, demam, dan turunnya berat badan atau tidak naiknya berat badan terutama setelah menjalani program perbaikan gizi (nutritional rehabilitation). Walaupun TB luar paru-paru (extra pulmonary) seringkali tidak menunjukkan tanda yang jelas, beberapa tanda cukup spesifik untuk memulai pemeriksaan dan penanganan sesegera mungkin.
Tanda fisik seperti tonjolan di tulang belakang (gibbus) atau pembesaran kelenjar getah bening leher yang tidak nyeri dengan pembentukan saluran tempat keluarnya nanah (fistula) sangat sugestif untuk TB luar paru-paru. Radang selaput otak (meningitis) yang tidak menunjukkan respon terhadap antibiotik, cairan pada rongga antara paru-paru dengan dinding dada (pleural effusion), cairan pada rongga selaput jantung (pericardial effusion), cairan pada rongga perut (ascites), pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri tanpa pembentukan fistula, pembengkakan sendi yang tidak nyeri, atau benjolan keras kemerahan di lengan/kaki (erythema nodosum) juga merupakan tanda-tanda perlunya dilakukan pemeriksaan TB lebih lanjut. Demam, berat badan turun atau tetap, serta anoreksia menempati urutan atas sebagai gejala TB pada bayi. Hal ini sesuai dengan Miller. Batuk merupakan gejala utama infeksi saluran nafas akut yang mencurigakan. TB biasanya batuk lama yang bukan karena asma atau penyakit lain seperti pertusis. Kejang pada TB berat (milier) mungkin akibat meningitis.
Karena sulitnya memperoleh sediaan dahak pada anak, beberapa kriteria klinis yang sederhana telah diajukan untuk mendiagnosis TB pada anak. Kriteria ini didasarkan pada kriteria WHO untuk mendiagnosis TB pada anak. Diagnosis TB ditegakkan jika diperoleh 3 dari kriteria berikut ini:
1. Tes tuberkulin kulit yang positif
2. Gejala kronis sesuai TB
3. Perubahan fisik sugestif untuk TB
4. X-ray dada sugestif untuk TB
Penatalaksanaan
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
- Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
- Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Dosis untuk TB berat seperti TB Milier dan Meningitis TB
INH : 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari
Prednison : 1 – 2 mg/kgbb/hari (maks 60 mg)
download tulisan lengkap di sini
Defenisi
TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TBC menyerang paru (95%), tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TB milier merupakan TB ekstra paru.
Epidemiologi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat lebih dari 250.000 anak menderita TB dan 100.000 di antaranya meninggal dunia. TB masih merupakan penyakit yang sangat luas didapatkan di negara sedang berkembang seperti Indonesia, baik pada
Etiologi
Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Diagnosis
Gejala Klinik
Anak umumnya mengalami gejala kronis seperti batuk yang tak kunjung sembuh, demam, dan turunnya berat badan atau tidak naiknya berat badan terutama setelah menjalani program perbaikan gizi (nutritional rehabilitation). Walaupun TB luar paru-paru (extra pulmonary) seringkali tidak menunjukkan tanda yang jelas, beberapa tanda cukup spesifik untuk memulai pemeriksaan dan penanganan sesegera mungkin.
Tanda fisik seperti tonjolan di tulang belakang (gibbus) atau pembesaran kelenjar getah bening leher yang tidak nyeri dengan pembentukan saluran tempat keluarnya nanah (fistula) sangat sugestif untuk TB luar paru-paru. Radang selaput otak (meningitis) yang tidak menunjukkan respon terhadap antibiotik, cairan pada rongga antara paru-paru dengan dinding dada (pleural effusion), cairan pada rongga selaput jantung (pericardial effusion), cairan pada rongga perut (ascites), pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri tanpa pembentukan fistula, pembengkakan sendi yang tidak nyeri, atau benjolan keras kemerahan di lengan/kaki (erythema nodosum) juga merupakan tanda-tanda perlunya dilakukan pemeriksaan TB lebih lanjut. Demam, berat badan turun atau tetap, serta anoreksia menempati urutan atas sebagai gejala TB pada bayi. Hal ini sesuai dengan Miller. Batuk merupakan gejala utama infeksi saluran nafas akut yang mencurigakan. TB biasanya batuk lama yang bukan karena asma atau penyakit lain seperti pertusis. Kejang pada TB berat (milier) mungkin akibat meningitis.
Karena sulitnya memperoleh sediaan dahak pada anak, beberapa kriteria klinis yang sederhana telah diajukan untuk mendiagnosis TB pada anak. Kriteria ini didasarkan pada kriteria WHO untuk mendiagnosis TB pada anak. Diagnosis TB ditegakkan jika diperoleh 3 dari kriteria berikut ini:
1. Tes tuberkulin kulit yang positif
2. Gejala kronis sesuai TB
3. Perubahan fisik sugestif untuk TB
4. X-ray dada sugestif untuk TB
Penatalaksanaan
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
- Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
- Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Dosis untuk TB berat seperti TB Milier dan Meningitis TB
INH : 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari
Prednison : 1 – 2 mg/kgbb/hari (maks 60 mg)
download tulisan lengkap di sini
Monday, November 30, 2009
Multiple Myeloma
referat lengkap dapat didownload di sini
PENDAHULUAN
Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multiple myeloma (myelomatosis, plasma cell myeloma, Kahler's disease) merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang , dan formasi paraprotein. Myeloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui mekanisme yang bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang memproduksi cukup sel darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus digestivus. Meskipun myeloma masih belum bisa diobati, perkembangan terapi yang terbaru, termasuk penggunaan thalidomide dan obat-obatan lain seperti bortezomib dan CC-5013 cukup menjanjikan.1,2,3,4
referat lengkap dapat didownload di sini
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, insiden multiple myeloma sekitar 4 kasus dari 100.000 populasi. Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple myelosis di Amerika Serikat. Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Afro Amerika dan pada pria. Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut usia, usia rata-rata orang yang didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35% kasus terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara global, diperkirakan setidaknya ada 32.000 kasus baru yang dilaporkan dan 20.000 kematian setiap tahunnya.5,6
referat lengkap dapat didownload di sini
ETIOLOGI
Penyebab multiple myeloma belum jelas. Paparan radiasi, benzena, dan pelarut organik lainnya, herbisida, dan insektisida mungkin memiliki peran. Multiple myeloma telah dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada kembar identik.7 Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien myeloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan pada 11q.8
referat lengkap dapat didownload di sini
ANATOMI
Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang seperti vertebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. 9
Awal dari pembentukan tulang terjadi di bagian tengah dari suatu tulang. Bagian ini disebut pusat-pusat penulangan primer. Sesudah itu tampak pada satu atau kedua ujung-ujungnya yang disebut pusat-pusat penulangan sekunder. 10
Bagian-bagian dari perkembangan tulang panjang adalah sebagai berikut:
1. Diafisis
Diafisis merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh pusat penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang.
2. Metafisis
Metafisis merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang (diafisis).
3. Lempeng epifisis
Lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-anak, yang akan menghilang pada tulang dewasa.
4. Epifisis
Epifisis dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder.
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tesebut dikelompokkan menjadi :
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus dan os femur.
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa carpi.
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os scapula.
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.
5. Ossa sesamoid, contoh: os patella.
referat lengkap dapat didownload di sini
DIAGNOSIS
Diagnosis multiple myeloma dapat ditegakkan melalui gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan patologi anatomi.
a. Gejala klinis
Gejala yang umum pada multiple myeloma adalah lemah, nyeri pada tulang, dan infeksi yang berulang. Anemia terjadi pada sekitar 70% pasien yang terdiagnosis. Nyeri pada tulang merupakan gambaran paling sering pada multiple myeloma dengan persentasi sekitar 70%. Lokasi yang paling sering terjadi pada tulang vertebra lumbalis. 13
Fraktur patologis sering ditemukan pada multiple myeloma. Kompresi tulang belakang terjadi pada 10- 20% pasien. Gejala-gejala yang dapat dipertimbangkan kompresi tulang belakang berupa nyeri punggung, kelemahan, mati rasa, atau disestesia pada ekstremitas.
Kadang ditemukan pasien datang dengan keluhan perdarahan yang diakibatkan oleh trombositopenia. Gejala-gejala hiperkalsemia berupa somnolen, nyeri tulang, konstipasi, nausea, dan rasa haus dapat ditemukan pada 30% pasien.
Imunitas humoral yang abnormal dan leukopenia dapat berdampak pada infeksi yang melibatkan infeksi pneumococcus, shingles dan Haemophilus11
Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan :14
Pucat yang disebabkan oleh anemia
Ekimosis atau purpura sebagai tanda dari thrombositopeni
Gambaran neurologis seperti perubahan tingkat sensori , lemah, atau carpal tunnel syndrome.
Amiloidosis dapat ditemukan pada pasien multiple myeloma.
b. Laboratorium
Anemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus.Jumlah leukosit umumnya normal . Thrombositopenia ditemukan pada sekitar 15% pasien yang terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan darah tepi jarang ; proporsi plasma sel jarang mencapai 5%, kecuali pada pasien dengan leukemia sel plasma. Formasi Rouleaux ditemukan pada 60% pasien. Hiperkalsemia ditemukan pada 30% pasien saat didiagnosis. Sekitar seperempat hingga setengah yang didiagnosis akan mengalami gangguan fungsi ginjal dan 80% pasien menunjukkan proteinuria, sekitar 50% proteinuria Bence Jones yang dikonfirmasi dengan imunoelektroforesis atau imunofiksasi.6,8
c. Gambaran radiologi
1) Foto polos x-ray
Gambaran foto x-ray dari multiple myeloma berupa lesi multiple, berbatas tegas, litik, punch out, dan bulat pada tengkorak, tulang belakang, dan pelvis. Lesi terdapat dalam ukuran yang hampir sama. Lesi lokal ini umumnya berawal di rongga medulla , mengikis tulang cancellous, dan secara progresif menghancurkan tulang kortikal. Sebagai tambahan, tulang pada pasien myeloma, dengan sedikit pengecualian, mengalami demineralisasi difus. Pada beberapa pasien, ditemukan gambaran osteopenia difus pada pemeriksaan radiologi.6,8,11,15,16
Saat timbul gejala sekitar 80-90% di antaranya telah mengalami kelainan tulang. Film polos memperlihatkan :
Osteoporosis umum dengan penonjolan pada trabekular tulang, terutama tulang belakang yang disebabkan oleh keterlibatan sumsum pada jaringan myeloma. Hilangnya densitas tulang belakang mungkin merupakan tanda radiologis satu-satunya pada myeloma multiple. Fraktur patologis sering dijumpai.11
Fraktur kompresi pada badan vertebra , tidak dapat dibedakan dengan osteoprosis senilis.
Lesi-lesi litik “punch out” yang menyebar dengan batas yang jelas, lesi yang berada di dekat korteks menghasilkan internal scalloping.
Ekspansi tulang dengan perluasan melewati korteks , menghasilkan massa jaringan lunak.
Walaupun semua tulang dapat terkena, distribusi berikut ditemukan pada suatu penelitian yang melibatkan banyak kasus : kolumna vertebra 66%, iga 44%, tengkorak 41%, panggul 28%, femur 24%, klavicula 10% dan scapula 10%.15
Gambar 1. Foto skull lateral yang menggambarkan sejumlah lesi litik yang khas pada myeloma. (dikutip dari kepustakaan 9)
Gambar 2. Foto lumbal lateral menggambarkan deformitas pada CV lumbal 4 akibat plasmacytoma.(dikutip dari kepustakaan 9)
Gambar 3. Gambaran radiologi pada os femur dekstra. Tampak gambaran khas suatu lesi myeloma tunggal berupa gambaran lusen berbatas tegas pada regio interocanter. Lesi-lesi lebih kecil tampak pada trocanter mayor.(dikutip dari kepustakaan 9)
2) CT-Scan
CT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada myeloma. Namun, kegunaan modalitas ini belum banyak diteliti, dan umumnya CT Scan tidak dibutuhkan lagi karena gambaran pada foto tulang konvensional menggambarkan kebanyakan lesi yang CT scan dapat deteksi.9
Gambar 4. CT Scan axial pada plenoid yang menggambarkan lesi berbatas tegas , gambaran khas myeloma pada CT scan. Korteks tampak intak.(dikutip dari kepustakaan 9)
3) MRI
MRI potensial digunakan pada multiple myeloma karena modalitas ini baik untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus, gambaran MRI pada deposit myeloma berupa suatu intensitas bulat , sinyal rendah yang fokus di gambaran T1, yang menjadi intensitas sinyal tinggi pada sekuensi T2.8,9,15
Sayangnya, hampir setiap tumor muskuloskeletal memiliki intensitas dan pola menyerupai myeloma. MRI meskipun sensitif terhadap adanya penyakit namun tidak spesifik. Pemeriksaan tambahan untuk diagnosis multiple myeloma seperti pengukuran nilai gamma globulin dan aspirasi langsung sumsum tulang untuk menilai plasmasitosis. Pada pasien dengan lesi ekstraosseus, MRI dapat berguna untuk menentukan tingkat keterlibatan dan untuk mengevaluasi kompresi tulang.9
Gambar 5. Foto potongan koronal T1 weighted-MRI pada suatu lesi myeloma di humerus. Gambaran ini menunjukkan lesi dengan intensitas rendah. Batas korteks luar terkikis tetapi intak ; namun, lesi telah melewati korteks bagian dalam.(dikutip dari kepustakaan 9)
4) Radiologi Nuklir9
Myeloma merupakan penyakit yang menyebabkan overaktifitas pada osteoklas. Scan tulang radiologi nuklir mengandalkan aktifitas osteoblastik (formasi tulang) pada penyakit dan belum digunakan rutin. Tingkat false negatif skintigrafi tulang untuk mendiagnosis multiple myeloma tinggi. Scan dapat positif pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan lain untuk konfirmasi.
5) Angiografi9
Gambaran angiografi tidak spesifik. Tumor dapat memiliki zona perifer dari peningkatan vaskularisasi. Secara umum, teknik ini tidak digunakan untuk mendiagnosis multiple myeloma.
d. Patologi Anatomi14,15
Pada pasien multiple myeloma , sel plasma berproliferasi di dalam sumsum tulang. Sel-sel plasma memiliki ukuran yang lebih besar 2 – 3 kali dari limfosit, dengan nuklei eksentrik licin (bulat atau oval) pada kontur dan memiliki halo perinuklear. Sitoplasma bersifat basofilik.
Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis multiple myeloma pada pasien yang memiliki gambaran klinis multiple myeloma dan penyakit jaringan konektif, metastasis kanker, limfoma, leukemia, dan infeksi kronis telah dieksklusi adalah sumsum tulang dengan >10% sel plasma atau plasmasitoma dengan salah satu dari kriteria berikut :6
- Protein monoclonal serum (biasanya >3g/dL)
- Protein monoclonal urine
- Lesi litik pada tulang
Sistem derajat multiple myeloma6-8,14
Saat ini ada dua derajat multiple myeloma yang digunakan yaitu Salmon Durie system yang telah digunakan sejak 1975 dan the International Staging System yang dikembangkan oleh the International Myeloma Working Group dan diperkenalkan pada tahun 2005.
Salmon Durie staging :
a) Stadium I
Level hemoglobin lebih dari 10 g/dL
Level kalsium kurang dari 12 mg/dL
Gambaran radiograf tulang normal atau plasmositoma soliter
Protein M rendah (mis. IgG <>7 g/dL, IgA > 5 g/dL, urine > 12 g/24 jam)
d) Subklasifikasi A meliputi nilai kreatinin kurang dari 2 g/dL
e) Subklasifikasi B meliputi nilai kreatinin lebih dari 2 g/dl
International Staging System untuk multiple myeloma
a) Stadium I
β2 mikroglobulin ≤ 3,5 g/dL dan albumin ≥ 3,5 g/dL
CRP ≥ 4,0 mg/dL
Plasma cell labeling index <>3.5 hingga <5.5>5.5 g/dL
referat lengkap dapat didownload di sini
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis multiple myeloma seringkali jelas karena kebanyakan pasien memberikan gambaran klinis khas atau kelainan hasil laboratorium, termasuk trias berikut :6
- Protein M serum atau urin (99% kasus)
- Peningkatan jumlah sel plasma sumsum tulang
- Lesi osteolitik dan kelainan abnormal lain pada tulang.
Keadaan yang dapat menjadi diagnosis banding multiple myeloma berupa MGUS, smoldering myeloma, amiloidosis primer, dan metastasis karsinoma.6
Perbedaan pasien MGUS (benign monoclonal gammanophaty) dengan pasien yang mengalami MM sulit bila pada awalnya ditemukan protein M. pada pasien asimtomatik, protein M < asct =" autologous" cr =" complete" dex =" dexamethasone;" mp =" melphalan" mpt =" MP" dex =" lenalidomide" dex =" thalidomide" vgpr =" very"> 60 bulan
Stadium II , 41 bulan
Stadium III , 23 bulan
Stadium B memiliki dampak yang lebih buruk.
Berdasarkan klasifikasi derajat penyakit menurut the International staging system maka rerata angka bertahan hidup pasien dengan multiple myeloma sebagai berikut :6
stadium I , 62 bulan
stadium II, 44 bulan
Stadium III, 29 bulan.
referat lengkap dapat didownload di sini
DAFTAR PUSTAKA
1. _________. Mieloma Multipel (multiple myeloma)[online]. Available from http://medicastore.com/penyakit_subkategori/12/index.html. Diakses tanggal 4 November 2009
2. McPhee ,Stephen J., Maxine A. Papadakis, Lawrence M. Tierney,Jr.2008. Multiple Myeloma in 2008 Current Medical and Treatment. San Fransisco : Mc Graw Hill-Lange
3. Dugdale ,David C. Yi-Bin Chen, David Zieve. 2009. Multiple Myeloma [online]. available from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000583.htm. Diakses tanggal 4 November 2009
4. Kyle ,Robert A., S. Vincent Rajkumar. 2004. Drug Therapy : Multiple Myeloma [online]. Available from http://www.nejm.com .Diakses tanggal 3 November 2009
5. Glass,Jonathan , Reinhold Munker. Multiple Myeloma and Other Paraproteinemias in : Modern Hematology Biology and Clinical Management 2nd ed. New Jersey : Humana Press. Hlm 271-294
6. Richardson,Paul, Teru Hideshima, Kenneth C. Anderson. Multiple Myeloma and Related Disorders in : Clinical Oncology 3rd ed. Philadelpia : Elsevier Churcill Livingstone. Hlm. 2955-2970
7. Kyle, Robert K. 2000. Plasma Cell Disorders in Cecil Textbook of Medicine 21th ed. New York : Elsevier Churcill Livingstone. Hlm 977-982.
8. Longo, Dan L., Kenneth C. Anderson,Dennis L. Kasper,dkk.2005. Plasma Cell Discrasia in Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th ed. New York : McGraw Hill Medical Publishing Division
9. Sorenson, Steven M., Amilcare Gentili, Sulabha Masih. Multiple Myeloma [online]. available from http://emedicine.medscape.com/article/391742-overview. Diakses tanggal 3 November 2009
10. Waugh,Anne, Allison Grant. 2001. Anatomi and Physiology in Health and Illness. New York : Churcill Livingstone. p. 388-392
11. Patel, Pradip R. 2005. Lecture Notes Radiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga. p. 205-206
12. Herring, William. 2007. Learning Radiology : recognizing the basic / William Harring 1th ed [online]. Available from http://www.learningradiology.com. Diakses tanggal 4 November 2009
13. Rajkumar, S. Vincent, Robert A. Kyle. 2005. Multiple Myeloma : Diagnosis and Treatment [online]. Mayo Clin Proc. 2005;80(10):1371-1382
14. Grethlein, Sara J., Lilian M Thomas. 2009. Multiple Myeloma [online]. Available from http://emedicine.medscape.com/article/204369-overview. Diakses tanggal 3 November 2009
15. Kumar,Vinay, Ramzi S. Cotran, Stanley R. Robbin. 2008. Robbins Buku Ajar Patologi edisi 7. Jakarta : Penerbit Erlangga. Hlm. 481-484
16. Eisenberg, Ronal L., Nancy M. Johnson. 2000. Comprehensive Radiographic Pathology. New York : Mosby Elsevier. Hlm135-136
referat lengkap dapat didownload di sini
PENDAHULUAN
Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multiple myeloma (myelomatosis, plasma cell myeloma, Kahler's disease) merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang , dan formasi paraprotein. Myeloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui mekanisme yang bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang memproduksi cukup sel darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus digestivus. Meskipun myeloma masih belum bisa diobati, perkembangan terapi yang terbaru, termasuk penggunaan thalidomide dan obat-obatan lain seperti bortezomib dan CC-5013 cukup menjanjikan.1,2,3,4
referat lengkap dapat didownload di sini
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, insiden multiple myeloma sekitar 4 kasus dari 100.000 populasi. Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple myelosis di Amerika Serikat. Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Afro Amerika dan pada pria. Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut usia, usia rata-rata orang yang didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35% kasus terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara global, diperkirakan setidaknya ada 32.000 kasus baru yang dilaporkan dan 20.000 kematian setiap tahunnya.5,6
referat lengkap dapat didownload di sini
ETIOLOGI
Penyebab multiple myeloma belum jelas. Paparan radiasi, benzena, dan pelarut organik lainnya, herbisida, dan insektisida mungkin memiliki peran. Multiple myeloma telah dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada kembar identik.7 Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien myeloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan pada 11q.8
referat lengkap dapat didownload di sini
ANATOMI
Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang seperti vertebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. 9
Awal dari pembentukan tulang terjadi di bagian tengah dari suatu tulang. Bagian ini disebut pusat-pusat penulangan primer. Sesudah itu tampak pada satu atau kedua ujung-ujungnya yang disebut pusat-pusat penulangan sekunder. 10
Bagian-bagian dari perkembangan tulang panjang adalah sebagai berikut:
1. Diafisis
Diafisis merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh pusat penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang.
2. Metafisis
Metafisis merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang (diafisis).
3. Lempeng epifisis
Lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-anak, yang akan menghilang pada tulang dewasa.
4. Epifisis
Epifisis dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder.
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tesebut dikelompokkan menjadi :
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus dan os femur.
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa carpi.
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os scapula.
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.
5. Ossa sesamoid, contoh: os patella.
referat lengkap dapat didownload di sini
DIAGNOSIS
Diagnosis multiple myeloma dapat ditegakkan melalui gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan patologi anatomi.
a. Gejala klinis
Gejala yang umum pada multiple myeloma adalah lemah, nyeri pada tulang, dan infeksi yang berulang. Anemia terjadi pada sekitar 70% pasien yang terdiagnosis. Nyeri pada tulang merupakan gambaran paling sering pada multiple myeloma dengan persentasi sekitar 70%. Lokasi yang paling sering terjadi pada tulang vertebra lumbalis. 13
Fraktur patologis sering ditemukan pada multiple myeloma. Kompresi tulang belakang terjadi pada 10- 20% pasien. Gejala-gejala yang dapat dipertimbangkan kompresi tulang belakang berupa nyeri punggung, kelemahan, mati rasa, atau disestesia pada ekstremitas.
Kadang ditemukan pasien datang dengan keluhan perdarahan yang diakibatkan oleh trombositopenia. Gejala-gejala hiperkalsemia berupa somnolen, nyeri tulang, konstipasi, nausea, dan rasa haus dapat ditemukan pada 30% pasien.
Imunitas humoral yang abnormal dan leukopenia dapat berdampak pada infeksi yang melibatkan infeksi pneumococcus, shingles dan Haemophilus11
Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan :14
Pucat yang disebabkan oleh anemia
Ekimosis atau purpura sebagai tanda dari thrombositopeni
Gambaran neurologis seperti perubahan tingkat sensori , lemah, atau carpal tunnel syndrome.
Amiloidosis dapat ditemukan pada pasien multiple myeloma.
b. Laboratorium
Anemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus.Jumlah leukosit umumnya normal . Thrombositopenia ditemukan pada sekitar 15% pasien yang terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan darah tepi jarang ; proporsi plasma sel jarang mencapai 5%, kecuali pada pasien dengan leukemia sel plasma. Formasi Rouleaux ditemukan pada 60% pasien. Hiperkalsemia ditemukan pada 30% pasien saat didiagnosis. Sekitar seperempat hingga setengah yang didiagnosis akan mengalami gangguan fungsi ginjal dan 80% pasien menunjukkan proteinuria, sekitar 50% proteinuria Bence Jones yang dikonfirmasi dengan imunoelektroforesis atau imunofiksasi.6,8
c. Gambaran radiologi
1) Foto polos x-ray
Gambaran foto x-ray dari multiple myeloma berupa lesi multiple, berbatas tegas, litik, punch out, dan bulat pada tengkorak, tulang belakang, dan pelvis. Lesi terdapat dalam ukuran yang hampir sama. Lesi lokal ini umumnya berawal di rongga medulla , mengikis tulang cancellous, dan secara progresif menghancurkan tulang kortikal. Sebagai tambahan, tulang pada pasien myeloma, dengan sedikit pengecualian, mengalami demineralisasi difus. Pada beberapa pasien, ditemukan gambaran osteopenia difus pada pemeriksaan radiologi.6,8,11,15,16
Saat timbul gejala sekitar 80-90% di antaranya telah mengalami kelainan tulang. Film polos memperlihatkan :
Osteoporosis umum dengan penonjolan pada trabekular tulang, terutama tulang belakang yang disebabkan oleh keterlibatan sumsum pada jaringan myeloma. Hilangnya densitas tulang belakang mungkin merupakan tanda radiologis satu-satunya pada myeloma multiple. Fraktur patologis sering dijumpai.11
Fraktur kompresi pada badan vertebra , tidak dapat dibedakan dengan osteoprosis senilis.
Lesi-lesi litik “punch out” yang menyebar dengan batas yang jelas, lesi yang berada di dekat korteks menghasilkan internal scalloping.
Ekspansi tulang dengan perluasan melewati korteks , menghasilkan massa jaringan lunak.
Walaupun semua tulang dapat terkena, distribusi berikut ditemukan pada suatu penelitian yang melibatkan banyak kasus : kolumna vertebra 66%, iga 44%, tengkorak 41%, panggul 28%, femur 24%, klavicula 10% dan scapula 10%.15
Gambar 1. Foto skull lateral yang menggambarkan sejumlah lesi litik yang khas pada myeloma. (dikutip dari kepustakaan 9)
Gambar 2. Foto lumbal lateral menggambarkan deformitas pada CV lumbal 4 akibat plasmacytoma.(dikutip dari kepustakaan 9)
Gambar 3. Gambaran radiologi pada os femur dekstra. Tampak gambaran khas suatu lesi myeloma tunggal berupa gambaran lusen berbatas tegas pada regio interocanter. Lesi-lesi lebih kecil tampak pada trocanter mayor.(dikutip dari kepustakaan 9)
2) CT-Scan
CT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada myeloma. Namun, kegunaan modalitas ini belum banyak diteliti, dan umumnya CT Scan tidak dibutuhkan lagi karena gambaran pada foto tulang konvensional menggambarkan kebanyakan lesi yang CT scan dapat deteksi.9
Gambar 4. CT Scan axial pada plenoid yang menggambarkan lesi berbatas tegas , gambaran khas myeloma pada CT scan. Korteks tampak intak.(dikutip dari kepustakaan 9)
3) MRI
MRI potensial digunakan pada multiple myeloma karena modalitas ini baik untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus, gambaran MRI pada deposit myeloma berupa suatu intensitas bulat , sinyal rendah yang fokus di gambaran T1, yang menjadi intensitas sinyal tinggi pada sekuensi T2.8,9,15
Sayangnya, hampir setiap tumor muskuloskeletal memiliki intensitas dan pola menyerupai myeloma. MRI meskipun sensitif terhadap adanya penyakit namun tidak spesifik. Pemeriksaan tambahan untuk diagnosis multiple myeloma seperti pengukuran nilai gamma globulin dan aspirasi langsung sumsum tulang untuk menilai plasmasitosis. Pada pasien dengan lesi ekstraosseus, MRI dapat berguna untuk menentukan tingkat keterlibatan dan untuk mengevaluasi kompresi tulang.9
Gambar 5. Foto potongan koronal T1 weighted-MRI pada suatu lesi myeloma di humerus. Gambaran ini menunjukkan lesi dengan intensitas rendah. Batas korteks luar terkikis tetapi intak ; namun, lesi telah melewati korteks bagian dalam.(dikutip dari kepustakaan 9)
4) Radiologi Nuklir9
Myeloma merupakan penyakit yang menyebabkan overaktifitas pada osteoklas. Scan tulang radiologi nuklir mengandalkan aktifitas osteoblastik (formasi tulang) pada penyakit dan belum digunakan rutin. Tingkat false negatif skintigrafi tulang untuk mendiagnosis multiple myeloma tinggi. Scan dapat positif pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan lain untuk konfirmasi.
5) Angiografi9
Gambaran angiografi tidak spesifik. Tumor dapat memiliki zona perifer dari peningkatan vaskularisasi. Secara umum, teknik ini tidak digunakan untuk mendiagnosis multiple myeloma.
d. Patologi Anatomi14,15
Pada pasien multiple myeloma , sel plasma berproliferasi di dalam sumsum tulang. Sel-sel plasma memiliki ukuran yang lebih besar 2 – 3 kali dari limfosit, dengan nuklei eksentrik licin (bulat atau oval) pada kontur dan memiliki halo perinuklear. Sitoplasma bersifat basofilik.
Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis multiple myeloma pada pasien yang memiliki gambaran klinis multiple myeloma dan penyakit jaringan konektif, metastasis kanker, limfoma, leukemia, dan infeksi kronis telah dieksklusi adalah sumsum tulang dengan >10% sel plasma atau plasmasitoma dengan salah satu dari kriteria berikut :6
- Protein monoclonal serum (biasanya >3g/dL)
- Protein monoclonal urine
- Lesi litik pada tulang
Sistem derajat multiple myeloma6-8,14
Saat ini ada dua derajat multiple myeloma yang digunakan yaitu Salmon Durie system yang telah digunakan sejak 1975 dan the International Staging System yang dikembangkan oleh the International Myeloma Working Group dan diperkenalkan pada tahun 2005.
Salmon Durie staging :
a) Stadium I
Level hemoglobin lebih dari 10 g/dL
Level kalsium kurang dari 12 mg/dL
Gambaran radiograf tulang normal atau plasmositoma soliter
Protein M rendah (mis. IgG <>7 g/dL, IgA > 5 g/dL, urine > 12 g/24 jam)
d) Subklasifikasi A meliputi nilai kreatinin kurang dari 2 g/dL
e) Subklasifikasi B meliputi nilai kreatinin lebih dari 2 g/dl
International Staging System untuk multiple myeloma
a) Stadium I
β2 mikroglobulin ≤ 3,5 g/dL dan albumin ≥ 3,5 g/dL
CRP ≥ 4,0 mg/dL
Plasma cell labeling index <>3.5 hingga <5.5>5.5 g/dL
referat lengkap dapat didownload di sini
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis multiple myeloma seringkali jelas karena kebanyakan pasien memberikan gambaran klinis khas atau kelainan hasil laboratorium, termasuk trias berikut :6
- Protein M serum atau urin (99% kasus)
- Peningkatan jumlah sel plasma sumsum tulang
- Lesi osteolitik dan kelainan abnormal lain pada tulang.
Keadaan yang dapat menjadi diagnosis banding multiple myeloma berupa MGUS, smoldering myeloma, amiloidosis primer, dan metastasis karsinoma.6
Perbedaan pasien MGUS (benign monoclonal gammanophaty) dengan pasien yang mengalami MM sulit bila pada awalnya ditemukan protein M. pada pasien asimtomatik, protein M < asct =" autologous" cr =" complete" dex =" dexamethasone;" mp =" melphalan" mpt =" MP" dex =" lenalidomide" dex =" thalidomide" vgpr =" very"> 60 bulan
Stadium II , 41 bulan
Stadium III , 23 bulan
Stadium B memiliki dampak yang lebih buruk.
Berdasarkan klasifikasi derajat penyakit menurut the International staging system maka rerata angka bertahan hidup pasien dengan multiple myeloma sebagai berikut :6
stadium I , 62 bulan
stadium II, 44 bulan
Stadium III, 29 bulan.
referat lengkap dapat didownload di sini
DAFTAR PUSTAKA
1. _________. Mieloma Multipel (multiple myeloma)[online]. Available from http://medicastore.com/penyakit_subkategori/12/index.html. Diakses tanggal 4 November 2009
2. McPhee ,Stephen J., Maxine A. Papadakis, Lawrence M. Tierney,Jr.2008. Multiple Myeloma in 2008 Current Medical and Treatment. San Fransisco : Mc Graw Hill-Lange
3. Dugdale ,David C. Yi-Bin Chen, David Zieve. 2009. Multiple Myeloma [online]. available from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000583.htm. Diakses tanggal 4 November 2009
4. Kyle ,Robert A., S. Vincent Rajkumar. 2004. Drug Therapy : Multiple Myeloma [online]. Available from http://www.nejm.com .Diakses tanggal 3 November 2009
5. Glass,Jonathan , Reinhold Munker. Multiple Myeloma and Other Paraproteinemias in : Modern Hematology Biology and Clinical Management 2nd ed. New Jersey : Humana Press. Hlm 271-294
6. Richardson,Paul, Teru Hideshima, Kenneth C. Anderson. Multiple Myeloma and Related Disorders in : Clinical Oncology 3rd ed. Philadelpia : Elsevier Churcill Livingstone. Hlm. 2955-2970
7. Kyle, Robert K. 2000. Plasma Cell Disorders in Cecil Textbook of Medicine 21th ed. New York : Elsevier Churcill Livingstone. Hlm 977-982.
8. Longo, Dan L., Kenneth C. Anderson,Dennis L. Kasper,dkk.2005. Plasma Cell Discrasia in Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th ed. New York : McGraw Hill Medical Publishing Division
9. Sorenson, Steven M., Amilcare Gentili, Sulabha Masih. Multiple Myeloma [online]. available from http://emedicine.medscape.com/article/391742-overview. Diakses tanggal 3 November 2009
10. Waugh,Anne, Allison Grant. 2001. Anatomi and Physiology in Health and Illness. New York : Churcill Livingstone. p. 388-392
11. Patel, Pradip R. 2005. Lecture Notes Radiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga. p. 205-206
12. Herring, William. 2007. Learning Radiology : recognizing the basic / William Harring 1th ed [online]. Available from http://www.learningradiology.com. Diakses tanggal 4 November 2009
13. Rajkumar, S. Vincent, Robert A. Kyle. 2005. Multiple Myeloma : Diagnosis and Treatment [online]. Mayo Clin Proc. 2005;80(10):1371-1382
14. Grethlein, Sara J., Lilian M Thomas. 2009. Multiple Myeloma [online]. Available from http://emedicine.medscape.com/article/204369-overview. Diakses tanggal 3 November 2009
15. Kumar,Vinay, Ramzi S. Cotran, Stanley R. Robbin. 2008. Robbins Buku Ajar Patologi edisi 7. Jakarta : Penerbit Erlangga. Hlm. 481-484
16. Eisenberg, Ronal L., Nancy M. Johnson. 2000. Comprehensive Radiographic Pathology. New York : Mosby Elsevier. Hlm135-136
referat lengkap dapat didownload di sini
Subscribe to:
Posts (Atom)